Fiana Basauli Simatupang, SH.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bekerja di Kantor Notaris Yang Penuh Tantangan Namun Harus Kuat

Bekerja di Kantor Notaris Yang Penuh Tantangan Namun Harus Kuat

Sebagai mahasiswa tingkat akhir pada saat itu, aku harus melakukan penelitian sebagai bahan tugas akhirku. Oleh karena itu, aku harus mencari tempat penelitian, namun aku juga harus bekerja di tempat penelitian tersebut. Aku melamar ke beberapa kantor yang berhubungan dengan perlindungan hak asasi manusia dan anak, seperti Kementerian Perlindungan Wanita dan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Daerah, kantor pengacara, Kementerian Sosial, P2TP2A, Dinas Sosial, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sebagai cadangan, aku harus mencari kantor lain sebagai cadangan apabila aku belum diterima di kantor tersebut atau terlambat menjawab lamaran kerjaku. Contohnya adalah kantor notaris, pertokoan, lembaga bimbingan belajar, bank, dan lain sebagainya.

Saat itu aku sudah melamar ke berbagai tempat. Pada suatu ketika, aku sedang melakukan bimbingan skripsi bersama dosen pembimbing skripsiku. Ketika sedang melakukan bimbingan skripsi, aku mendengar nada dering yang berbunyi dari telepon genggamku. Akan tetapi, aku cuek saja untuk menerima telepon genggam karena aku sangat fokus pada arahan dari pembimbing skripsiku. Namun, pembimbing skripsiku mengizinkanku untuk menerima telepon genggamku.

"Selamat mbak Fiana diterima di kantor notaris Nyonya Soehardjo Hadie Widyokusumo, apakah Mbak Fiana bisa datang sekarang ke kantor kami dengan membawa fotokopi KTP dan SIM?" tegas penelepon.

Aku menjelaskan kepada pembimbing skripsiku bahwa aku harus pergi ke kantor notaris secepatnya. Beruntungnya dosenku mengizinkanku untuk pergi ke kantor notaris dan kebetulan juga dalam bagian landasan teori (Bab dua) ini, aku tidak terlalu memiliki banyak kesalahan dan koreksi dalam penulisan. Aku pergi ke sana dengan menggunakan mikrolet dari Universitas Katolik Atmajaya untuk menuju kantor notaris.

Aku mulai tiba di kantor notaris. Di kantor tersebut, aku bertemu dengan Ibu Notaris dan suaminya. Aku ditanya mengenai jadwal kuliah dan bimbingan skripsiku. Tujuannya supaya jadwal kerjaku tidak berbenturan dengan jadwal kuliah dan bimbingan skripsiku. Selain membuat jadwal, aku diajarkan bagaimana sistem kerja di sana dan bagaimana kesehatan pegawai kantor notaris. Pegawai kantor notaris tidak boleh memiliki kendala kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Selain itu, pegawai kantor notaris harus bertanggung jawab atas kebersihan dan membantu pekerjaan domestik sehingga tidak merepotkan petugas kebersihan di kantor tersebut.

Aku memulai bekerja selama tiga hari, yaitu hari Selasa, Kamis, dan Jumat. Khusus hari Selasa, aku bekerja selama empat jam karena aku masih kuliah pada pukul tujuh hingga setengah sembilan pagi. Sisanya, yaitu pada hari Kamis dan Jumat, aku bekerja selama delapan jam karena aku tidak memiliki jadwal perkuliahan dan basket. Aku mulai bekerja pukul setengah enam pagi hingga pukul setengah tiga sore. Karena pekerjaan yang dilakukan saat matahari baru terbit, maka aku harus mengatur jadwal tidurku sehingga aku memiliki tidur yang cukup dan bisa bangun pagi.

Di kantor notaris, aku bertugas membuat akta, baik itu akta pewarisan, akta pendirian koperasi, akta pendirian perusahaan terbatas, akta pendirian yayasan, akta pendirian organisasi, akta pendirian perusahaan, akta perjanjian pranikah, akta pengadopsian anak, akta jual beli tanah, dan lain sebagainya. Kami tidak hanya melakukan tugas di dalam kantor saja, melainkan melaksanakan tugas ke luar. Kami mengunjungi Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan rumah klien.

Dalam membuat akta, kami harus menyesuaikan dengan identitas klien atau bukti materiil. Alasannya apabila bukti materiil tidak sesuai dengan akta, maka akan terjadi kebohongan dalam isi akta tersebut. Dalam tata bahasapun,kami harus menyesuaikan tata bahasa yang diperintah oleh notaris. Apabila terjadi kesalahan, kami harus mengulang pembuatan akta. Apabila akta sudah selesai diperbaiki, maka akta kami siap untuk dibacakan oleh notaris dan saksi-saksi kepada klien. Saksi harus terdiri dari dua orang, yaitu perwakilan dari dua pegawai notaris. Intinya, untuk membuat akta, dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah karena harus menyesuaikan bukti dan tata bahasa yang diterapkan di kantor.

Apabila kantor mengharuskan kami bepergian ke luar, maka kami harus mempersiapkan data yang berada di kantor tergantung jenisnya. Apabila kita ingin ke Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam masalah pendirian koperasi, maka kita harus mengambil berkas mengenai pendirian koperasi. Apabila kita harus pergi ke kediaman klien mengenai masalah pewarisan, kita harus mempersiapkan berkas pewarisan. Apabila kita harus ke Badan Pertanahan Nasional untuk masalah pengurusan sertipikat tanah, maka kita harus membawa berkas pengurusan sertipikat tanah.

Dalam bekerja sebagai pegawai notaris memang butuh perjuangan yang sangat panjang. Kita harus menemukan klien berjumlah lebih dari dua orang. Ketika harus berbicara kepada banyak orang, kita harus berbicara secara serius, namun tetap menghargai perasaan orang dan dengan perasaan yang tenang. Apalagi dalam pembuatan akta, surat kuasa, dan surat keterangan, kita harus bersikap teliti dan tidak boleh terburu - buru. Alasannya adalah dokumen yang berada di kantor notaris adalah dokumen yang bersifat autentik.

Terdapat salah satu cerita yang unik saat aku melayani klien mengenai masalah tanah. Ternyata aku tidak asing dengan klien yang kutangani tersebut. Klien yang kutangani tersebut adalah ayah dari teman SMP aku. Ketika selesai berbincang masalah tanah, aku menyatakan bahwa aku adalah temen SMP dari anak klien tersebut. Klienku merasa terkejut dan tidak percaya bahwa aku adalah teman SMP dari anak klienku.

Pada akhir bulan Februari 2019, dosen pembimbing skripsiku ingin mengubah jadwal bimbingan skripsinya kepada aku. Jadwal bimbingan skripsi yang biasanya dilakukan pada hari Rabu siang, maka jadwal tersebut berubah menjadi Selasa pagi, yaitu pukul sembilan pagi. Aku bertanya kepada dosenku bahwa apakah jadwal bimbinganku bisa diubah pada hari Senin dan Rabu. Dosenku menjawab dan menjelaskan bahwa beliau hanya bisa melakukan bimbingan skripsi pada hari Selasa pukul sembilan pagi karena pada hari Senin dan Rabu, beliau memiliki jadwal mengajar yang sangat padat. Sedangkan untuk hari Kamis dan Jumat, beliau harus melakukan penelitian. Karena mengetahui bahwa waktu kerjaku berbenturan dengan bimbingan skripsi, maka aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari kantor notaris untuk pindah ke kantor lain, apalagi kalau kantor tersebut lebih mendukung penelitian skripsiku.

Aku merasa bahwa pekerjaan di kantor notaris ini sangat menantang dan sangat sulit. Akan tetapi, di balik kesulitan dan tantangan, kita banyak belajar mengenai hal baru. Salah satu ontohnya adalah saat pembuatan akta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi ingat, ketika jadi klien

04 Mar
Balas



search

New Post