FIDA ASMAYANI, S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cita dan Cinta Dewi (Tantangan Menulis Hari Ke-128)

Cita dan Cinta Dewi (Tantangan Menulis Hari Ke-128)

#Tantangan Menulis Hari Ke-128

Cita dan Cinta Dewi

Tiada seorangpun mengetahui kapan rasa cinta datang dan kepada siapa rasa cinta itu dituju.

Dewi seorang gadis remaja yang baru saja lulus SMA. Anak semata wayang dari seorang ibu yang bernama mariana. Sejak usia sembilan bulan, dewi dan ibunya ditinggal pergi ayahnya. Ayah dewi memilih pergi dengan wanita idaman lain. Sejak saat itu dewi hanya tinggal berdua dengan ibunya.

Dibesarkan oleh seorang ibu yang tangguh, Dewi tumbuh menjadi gadis remaja yang mandiri dan berprestasi. Dewi juga diterima disalah satu Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur undangan. Senyuman selalu menghiasi wajah manis dewi. Ibu Mariana sangat bangga memiliki anak seperti dewi. Banyak teman lelaki yang menaruh hati sama dewi. Salah satunya adalah Fikri yang merupakan kakak kelas dewi waktu di SMA. Sekarang Fikri sudah kuliah.

Suatu hari Fikri mengajak Dewi untuk dikenalkan dengan kedua orangtuanya. Orang tua Fikri merupakan pengusaha terkenal. Awalnya Dewi menolak, tapi Fikri terus memaksa. Begitu sampai dirumah Fikri, Dewi mulai ragu untuk masuk. Dewi takut keluarga Fikri tidak bisa menerima kehadirannya.

"Assalamu'alaikum. Ma...Pa... Fikri pulang ni. Fikri bawa seseorang yang mau dikenalkan sama Mama dan Papa", teriak Fikri begitu masuk kedalam rumah. Tidak berapa lama kedua orang tua fikri datang. Dewi mulai gugup tapi berusaha tetap tenang.

Siapa ini? Tanya mama Fikri sambil menunjuk ke arah Dewi dengan tatapan sinis. Dewi pun langsung mengenalkan diri. Selanjutnya kedua orang tua Fikri mengajak Dewi duduk ditaman belakang rumah. Disana terjadi percakapan yang serius antara orang tua Fikri dengan Dewi.

Setelah mendengar penjelasan Dewi tentang keluarganya, mama Fikri meminta agar Dewi segera menjauhi Fikri dengan alasan keadaan keluarga Dewi yang tidak sepadan dengan fikri. Dewi kecewa, hatinya bagai tercabik-cabik. Tanpa terasa air matanya langsung membasahi kedua pipinya. Akhirnya dewipun langsung permisi pulang. Fikripun segera mengikuti Dewi untuk mengantarkannya pulang. Tapi mamanya segera melarang Fikri. Semakin hancur perasaan Dewi.

Sesampai dirumah Dewi langsung memeluk ibunya dan me angis sepuasnya. Dewi menceritakan kejadian yang baru dialaminya. Mendengar cerita anaknya Bu Mariana berusaha tegar didepan Dewi meskipun sesungguhnya hatinya juga sakit bagai tercabik-cabik. Bu Mariana terus meyakinkan Dewi bahwa suatu saat nanti akan menemukan seseorang yang tulus mencintainya meskipun Dewi hanya anak dari seorang janda yang berprofesi sebagai penjual gorengan.

Sejak saat itu Dewi berniat untuk fokus mengejar cita-citanya dan melupakan kejadian yang telah melukai hatinya. Dewi yakin, setelah hujan akan ada pelangi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post