Setiap sholat aku berdoa agar di beri limpahan rejeki. Rejeki yang barokah dan banyak. Dalam bayanganku rejeki itu berua uang dan harta. Semakin banyak kekayaan yang kumiliki menjadi indikator rejekiku. Nyatanya aku salah. karena jika aku mati maka uang yang ada dalam rekeningku nantinya akan dimiliki oleh ahli warisku. Atau bisa saja uang yang ku miliki akan di bayarkan ke orang di pasar saat aku berbelanja.

rejeki yang tidak di sadari. Terbukanya pintu rejeki melalui ibadah. Sholat sunah duha, rowatib, mengaji, tahajut, sholat wajib di awal waktu kupikir adalah pembuka rejeki. Ternyata aku salah besar. Justru diringankan langkah untuk sholat jamaah di masjid itu rejeki. Termasuk juga ringannya langkah untuk melaksanakan sholat sunah rowatib, duha, tahajud dan mengaji itu adalah rejeki. Memiliki teman kerja yang baik itu rejeki. memiliki murid yang baik itu juga rejeki. memiliki orang-orang yang baik di sekitar juga rejeki. Bahkan orang yang jahat padaku itu juga rejeki. Bisa menjadi pengingat kalo disakiti itu tidak enak. Membuat ku lebih berhati-hati dalam bersikap dan berperilaku.

Jadi rejeki itu adalah semua yang kita terima dan di syukuri itu adalah rejeki dari Alloh. Bukan sekedar nominal uang di rekening dan rumah mewah serta harta yang berlimpah. Rejeki bukan sekedar apa yang kita anggap sebagai harta, melainkan semua yang kita syukuri itu adalah rejeki.

Rejeki terbesar adalah mampu berjumpa dengan Nabi Muhamad dan Alloh pada saatnya nanti dalam kondisi terbaik di surga Alloh itu adalah rejeki terbesar.

Ya Alloh. Terimakasih hari ini aku telah menerima ilmu baru. Tentang rejeki. Bagaimana mensyukuri rejeki yang di terima. Alhamdulilah badanku sehat. Masih bisa menlis di gurusiana. Alhamdulilah bisa menyampaikan sedikit ilmu yang baru saja aku terima. Semoga bermanfaat bagiku dan yang membaca tuisanku ini. AAmiin.

Manusia itu adalah mahluk Tuhan. Jadi kalo ada salah ddan tidak sempurna adalah sebuah kewajaran. Asalkan menyadari bahwa berproses menjadi lebih baik itu hukumnya wajib.