Fikni Mutiara Rachma

Lahir di Jakarta 28 tahun yang lalu. Lulusan Sastra Arab, Unpad dan Kajian Timteng, UI. Suka membaca novel sejak dini. Sekarang meneruskan profesi di keluarga b...

Selengkapnya
Navigasi Web

Memantaskan Diri

Sekolah bagi Fin adalah tempat dan hal yang membosankan. Jika ada alasan untuk izin, ia tak akan ragu untuk izin. Kecuali ada ujian fisik, pelajaran yang amat sulit baginya, dan butuh dukungan moril dari Devi yang pintar.

Duduk di tingkat 11 SMA, hampir semua siswa sudah memiliki rencana untuk masa depannya. Bahkan nilai rapor telah dipantau sejak tingkat 10, agar dapat masuk kampus melalui seleksi rapor. Lain halnya dengan Fin yang semakin menggemari novel dan fiksi. Cita-citanya hanya ingin bisa membaca novel setiap hari.

Hingga suatu hari, seperti biasa setiap hari kamis Fin piket di base came ekskulnya. Ia mendengar seniornya membicarakan seorang senior lain. Tam, namanya. Keesokan harinya, saat pelajaran Bahasa Indonesia, gurunya memuji senior tersebut, karena dia juara lomba. Entah kenapa Fin seperti merasa jatuh hati pada pendengaran pertama. Fin makin penasaran dan mencari sosoknya. Ia ceritakan perasaannya kepada Devi. Benar saja, Devi tidak hanya bisa menjaga rahasia, namun jg dapat memberikan info menarik tentang sosok Tam ini, yang paling berharga adalah, mendapatkan nomor handphone Tam. Sebagai remaja yang pertama kali jatuh cinta, Fin sangat berhati-hati menjaga hubungannya dengan seorang Tam. Siswa dengan pesona dan prestasi gemilang. Calon masa depan cerah. Tentu saja Fin mungkin bukan tipenya.

Bagi Fin, Tam menjadi sosok penyemangatnya dalam menjalani hari-hari di sekolah. Setidaknya sekarang Fin memiliki tujuan. Ia akan mengikuti Tam kuliah di universitas ternama di Indonesia. Belajar dengan motivasi meletup-letup menjadi begitu menyenangkan. Setiap pagi saat hendak sholat duha, ke kantin, atau istirahat siang, matanya mencari sosok itu.

Kini Tam sudah lulus dan diterima di kampus impiannya. Saat Fin bosan atau kurang semangat, ia akan berjalan ke lorong loby sekolahnya, untuk melihat foto Tam yang terpajang saat memenangkan lomba. Semangat belajar itu kembali pulih, ia ingin memantaskan dirinya dengan Tam. Usaha dan doanya membuahkan hasil. Namun Fin bukan kuliah di kampus Tam. Seiring berjalannya waktu, Fin menemukan tujuan masa depannya yang sebenarnya. Kesibukan dengan cita-cita membuatnya makin jauh dengan Tam. Fin sudah pantas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post