Fila Ariyanti

Lulusan D2 PGSD UNS Surakarta,saat ini menjadi salah satu pengajar di kabupaten Cilacap,Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
Marni dan Ayahnya

Marni dan Ayahnya

Sosok ayah adalah sosok yang sangat dirindukan Marni. Mungkin karena sejak kecil Marni diasuh oleh nenek dan kakeknya sehingga ia begitu ingin terlihat istimewa ketika bersama ayahnya. Dua minggu sekali ayah menengok Marni ke rumah neneknya. Seperti sore itu ayah datang membawa setelan kaos berwarna biru muda untuk hadiah Marni. Marni memeluk ayahnya dengan kebahagiaan dan langsung memakai kaos baru hadiah ayahnya.

Sebenarnya ayah Marni tidak ingin anak kesayangannya diasuh mertuanya. Namun ibu Marni yang mengandung adik Marni khawatir bila tidak bisa mengurus dengan baik dua anak yang jaraknya tidak begitu jauh. Akhirnya Marni memang harus diasuh neneknya yang tempat tinggalnya berjauhan dengan tempat tinggal ayah dan ibunya. Namun ketika memasuki usia sekolah ayah Marni bersikeras untuk menjemput dan mengasuh Marni di tengah keluarganya yang lengkap.

Setelah Marni beranjak remaja Marni bersekolah di sebuah kota di perbatasan kabupaten tempat tinggalnya. Jarak yang cukup jauh mengharuskan Marni terkadang harus naik bis agar tidak setiap hari naik sepeda ke sekolah. Ayah Marni yang bekerja sebagai pegawai negeri di sebuah perguruan tinggi di Surakarta setiap hari juga harus naik sepeda untuk menuju tempat kerjanya.

Marni melihat ayahnya bekerja dari pagi sampai sore merasa kasihan karena harus pulang pergi naik sepeda. Pada saat itu mempunyai sebuah kendaraan roda dua hanya dimiliki oleh orang-orang kaya saja di desanya. Gadis remaja itu pun akhirnya lebih sering naik sepeda bila ke sekolah karena ia merasa seharusnya yang naik bis adalah ayahnya karena bekerja sampai sore dan jarak yang ditempuhnya lebih jauh dari tempat Marni bersekolah.

Setali tiga uang ayah Marni juga tak ingin putrinya capek karena harus bersepeda ke sekolah setiap harinya. Akhirnya kedua anak beranak itu pergi bersama-sama setiap berangkat ke sekolah dan bekerja. Ayah Marni mengantar sampai depan pintu gerbang sekolah Marni, meskipun sudah besar Marni tetap diantar karena memang tempat bekerja ayahnya melewati sekolah Marni.

Ketika ayah Marni mendapat pinjaman dari koperasi tempatnya bekerja, ayah membeli sepeda motor Yamaha Bebek 75 pada saat itu. Dengan kendaraan itu Marni setiap hari membonceng ayahnya ketika berangkat ke sekolah dan pulangnya ia mampir ke rumah temannya dulu sambil menunggu sang ayah pulang bekerja. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya bila Marni harus membayar ongkos naik bis pulangnya.

Bila Marni ingin pergi ke rumah sahabatnya pun ia diantar ayahnya dan pulangnya juga dijemput. Anak perempun tak baik pergi kemana-mana sendirian begitu alasan ayahnya. Hal yang berkesan ketika Marni mendaftar UMPTN pada saat itu, karena ayahnya bekerja di universitas tempat ia mendaftar tentu saja Marni membonceng ayahnya ke tempat pendaftaran. Banyak yang mengatakan sudah besar kok kemana-mana diantar ayahnya begitu tetangganya bilang. Lalu Marni mengatakan pada ayahnya kalau setelah mendaftar UMPTN ia ingin pulang sendiri. Ayahnya pun menyetujui usulan anak gadisnya. Ketika bis yang akan ditumpangi anaknya datang ayah Marni berpesan kepada kondektur bahwa anaknya nanti turun di Pasar Daleman seraya memberi ongkos naik bis. Segera Marni naik bis yang membawanya pulang. Baru kali ini ia pergi keluar kota sendirian.

Tiba saat tes UMPTN Marni diantar ayahnya ke tempat lokasi ujian yang tidak sama dengan lokasi pendaftarannya. Setelah memastikan lokasinya ayah Marni berangkat bekerja dan siang harinya menjemput Marni yang telah selesai mengikuti tes di hari pertama.

Sukses tes hari pertama, Marni memohon ayahnya untuk berangkat sendiri tes di hari kedua. Marni naik sebuah angkutan kota yang kemarin ia tumpangi setelah turun dari bis yang akan menuju ke terminal. Ia yakin angkutan itu yang akan mengantarnya ke tempat lokasi tes kemarin. Namun setelah dirasakan angkutan itu lama sekali tidak berhenti, perasaan kemarin arah ke sebelah barat dari stasiun kereta api lokasi tes tidak terlalu jauh.

Merasa takut dan bingung akhirnya Marni bertanya pada kondektur,’’Pak ke UNS Pabelan sebelah mana ya, Pak?’’ Dengan wajah keheranan sang kondektur balik bertanya,’’ Mbak mau ke UNS atau UMS?’’kata kondektur itu. Marni segera menjawab,’’UNS, Pak. UNS Pabelan’’. Dan setelah dijelaskan kondektur ternyata lokasi tempat tes Marni sudah terlewat akhirnya Marni turun dan mencari angkutan yang kembali ke arah sebaliknya. O...oo...ternyata kelewatan, hampir Marni kelabakan takut tidak bisa mengikuti tes hari kedua karena naik angkutan saja kebablasan tidak hafal dimana harus turun.

Marni tersenyum-senyum menceritakan pengalaman hari itu kepada ayahnya. Ayah Marni mengatakan,’’Katanya sudah paham jalur angkutan dan lokasinya, jadi tidak mau diantar ternyata kebablasan naik angkotnya’’. Marni hanya tersipu malu mendengarnya. Ia berjanji akan lebih hati-hati dan mandiri, ia tidak ingin merepotkan ayahnya yang kemana saja harus mengantarnya.

Marni merasa sudah dewasa bisa menjaga diri. Namun ayah tetaplah ayah yang menyayanginya anaknya. Meskipun ketika kuliah Marni harus indekos tetap saja ayah dan adiknya kadang-kadang datang mengantar makanan untuk Marni dan teman-teman kosnya. Semua teman-teman kosnya heran karena mereka tidak pernah dijenguk orang tuanya selama indekos di Surakarta kecuali saat wisuda.

Beruntung sekali Marni memiliki ayah yang begitu menyayanginya hingga anaknya menikah dan tinggal jauh di luar kota ayah sering menengok ke rumah putri kesayangannya meskipun harus menempuh lima jam perjalanan.’’ Ayah sudah pensiun banyak waktu luang untuk menengok cucu,’’ begitu katanya.Terimakasih, Ayah...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ayah yang luar biasa. Semoga selalu sehat. Salam

12 Nov
Balas

Terimakasih, Bu Edit. Ibu berkenan singgah.Sehat, sukses dan berkah utk ibu.

12 Nov

Asyiknya dekat dg ayah. Sukses selalu dan barakallah

12 Nov
Balas

Iya, Bu. Alhamdulillah sampai saat ini beliau masih sehat ikut menasehati cucu-cucunya. Mksh, Bu.

12 Nov

Ternyata ayah kita memang luar biasa ya Bu Fila...

12 Nov
Balas

Iya, Bu. Ayah ya ayah selalu menganggap anaknya anak kecil.

12 Nov

Bundaaaaaa, aku jadi ingat ayah yang telah lama pergi menghadap Illahi. Semoga sehat selalu dan makin sukses. Barakallaah.

12 Nov
Balas

Ikut mendoakan semoga ayah tenang disisiNya, Bu Lia. Semoga ibu sekeluarga sehat, semangat dan berkah.

12 Nov

Sekarang Marninya udah sukses ya, Buk. moga berlimpah rahmat unt Ayah dan klga kita semua

12 Nov
Balas

Marni ya tetap Marni, Pak. Gadis sederhana ayahnya. Mksh, Pak menengok Marni.

13 Nov



search

New Post