Fila Ariyanti

Lulusan D2 PGSD UNS Surakarta,saat ini menjadi salah satu pengajar di kabupaten Cilacap,Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
Membangun Surau Kecil

Membangun Surau Kecil

Sudah belasan tahun Bu Marni hidup di desa mengikuti suaminya. Sebuah kampung yang jauh dari mushola atau masjid. Namun demikian keberagaman penduduk di kampungnya menunjukkan cermin kerukunan beragama. Karena sebagian kecil penduduk yang berusia lanjut masih menganut Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa meskipun keterangan dalam Kartu Tanda Penduduk bertuliskan agama Islam.

Meskipun demikian semua anak, cucu mereka tetap disuruh mengaji kepada Kyai yang menjadi guru mengaji di sebuah masjid atau mushola. Memang kakek dan nenek mereka mengakui kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, namun mereka tidak menyuruh mengikuti keyakinan para orang tuanya atau sesepuh mereka. Justru sedari kecil sudah disuruh ke mushola mengaji Al Quran bersama teman-temannya. Mereka memberikan amanah kepada Kyai untuk mendidik menjadi muslim sesungguhnya.

Ada juga sebagian dari beberapa dusun/grumbul kecil penduduk yang beragama Kristen. Tercatat ada dua buah bangunan gereja di desa Bu Marni. Setiap Minggunya ramai orang-orang yang beribadah di gereja tersebut. Selebihnya sebagian besar penduduk di desanya adalah beragama Islam.

Perbedaan dalam keyakinan membuat warga justru saling menghormati dan menghargai keyakinan masing-masing. Namun yang membuat Bu Marni merasa prihatin selama belasan tahun hidup di kampungnya adalah letak masjid atau mushola yang sangat jauh. Sehingga kebanyakan penduduk di kampungnya jarang yang beribadah di masjid atau mushola.

Memang bila jarak ke mushola jauh pahala melangkahkan kaki ke mushola mendapat pahala semakin banyak. Namun sangat jarang yang melakukannya. Ada sebagian orang yang rumahnya dekat masjid hatinya pun terpaut kepada masjid, begitu pula ada yang rumahnya dekat masjid namun hatinya sungguh jauh dari masjid. Begitu pula sebaliknya.

Dan akhir tahun ini kebun belakang rumah Bu Marni akan dibuat jalan setapak kecil agar pembangunan desa menyentuh bagian belakang rumah-rumah yang ada di pekarangan belakang berdekatan persis dengan sawah penduduk. Karena sudah dibuat jalan setapak maka ramailah rumah-rumah yang ada di belakang pekarangan Bu Marni. Sudah tidak nampak kesan gelap oleh pepohonan besar dan seram.

Suatu malam ketika Bu Marni dan suaminya berbincang-bincang berdua, Bu Marni mengutarakan keinginannya untuk membangun mushola yang terjangkau jaraknya. ‘’Pak, bagaimana kalau kita wakafkan sebagian tanah belakang unrtuk mushola? Karena sudah ada jalan setapak tentu memudahkan kita dan penduduk di sini untuk ke mushola’’, kata Bu Marni pelan. Kemudian ia menambahkan, ‘’Kasihan anak-anak kalau ingin mengaji jaraknya jauh dan harus menyeberang jalan yang ramai. Kalau di sini ada mushola tentu mereka lebih bersemangat dalam mengaji karena lebih dekat tanpa menyeberang jalan besar’’. Suami Bu Marni mengangguk-angguk mendengar penjelasan Bu Marni.

Memang Bu Marni dulu ketika belum memiliki anak kecil suka mengajar mengaji di masjid besar karena jarak masjid lumayan jauh dan punya bayi, ia tak lagi aktif mengajar TPQ di masjid. Di samping itu memang lingkungannya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh untuk makan sehari-hari saja susah apalagi memikirkan membangun mushola. Suami Bu Marni berharap suatu saat dibukakan pintu hidayah agar masyarakat di sekitarnya mau melaksanakan kewajibannya sebagai orang muslim.

Dengan wajah berseri-seri suami Bu Marni menjawab, ‘’Baiklah, Bu. Bapak akan bermusyawarah dengan mbakyu-mbakyu kita untuk masalah wakaf karena sebagian tanah belakang berdampingan dengan mereka. Bu Marni bersyukur sekali suaminya menanggapi demikian. Ia yakin suaminya akan meyakinkan kakak-kakaknya untuk hal yang demikian baik dan bermanfaat.

Akhirnya setelah bermusyawarah dengan keluarga kakaknya, suami Bu Marni dan salah satu kakaknya akan mewakafkan tanah di belakang rumahnya untuk di bangun mushola. Bu Marni bersyukur kepada Allah Swt sebab selama bertahun-tahun hidup di kampung mengikuti suaminya ia hidup jauh dari masjId. Bila ingin shalat berjamaah di masjid hanya suami dan anak-anak laki-lakinya yang berangkat ke masjid. Bu Marni shalat berjamaah bersama anak perempuannya di rumah. Padahal Bu Marni dibesarkan di lingkungan yang sangat dekat dengan masjid.

Ketika awal-awal menikah dan mengikuti suaminya Bu Marni merasa sangat kaget dengan lingkungan barunya yang jauh berbeda dengan tempat dimana ia dibesarkan. Bu Marni dulu pernah menanyakan apakah lingkungannya banyak yang shalat, apakah banyak yang sekolah sampai perguruan tinggi? Pada saat itu suaminya hanya mengiyakan saja. Setelah dijalani hidup di kampung keadaannya sangat berbeda dengan yang ditanyakan Bu Marni.Ternyata suaminya dulu hanya membesarkan hati Bu Marni agar betah hidup di desa.

Namun seiring berjalannya waktu di lingkungan Bu Marni sudah ada yang mau bersekolah sampai jenjang menengah dan perguruan tinggi. Dan bila mushola yang akan dibangun warganya nanti sudah terwujud Bu Marni berharap semakin banyak yang rajin beribadah.

Semoga ada krenteg/panggilan hati dalam hati masyarakat di lingkungannya untuk ikut membangun mushola bersama-sama dengan membantu semampunya agar ikut handarbeni/memilikinya. Semoga bila sudah terwujud akan banyak krenteg/panggilan hati masyarakat di lingkungannya agar mau melaksanakan shalat. Begitu munajat-munajat Bu Marni setiap saat untuk keluarga dan masyarakat di lingkungannya.

Bu Marni berpikir sampai kapan lingkungannya akan jauh dari masjid. Meskipun semua itu awal dari membina lingkungan di sekitarnya, setidaknya ada harapan besar untuk mendidik anak-anak kecil dan remaja di lingkungan Bu Marni untuk mengaji di mushola yang akan dibangun warganya nanti. Ya Rohman Ya Rahim berilah hidayah untuk masyarakat di lingkunganku...

#kebun belakang rumah, 10122018#

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah Bu Marni sekeluarga, sungguhlah luar biasa. Saat sebagian besar orang timbun harta dunia, justru tergerakkan hati wakaf tanah tuk bangun termpat termulia. Mushala, akar karakter agama bermula. Dekatkan jiwa untuk menghamba, rekatkan hati saat sujud dan rukuk bersama, basahkan hati dengan lantunan kalamNya. Masih banyak di pelataran bumi ini yang belum terpancang tiang mushala, sebagai sarana ibadah bersama. Dibutuhkan kelapangan dada, keikhlasan hati, dan kesiapan materi untuk bangun rumah Allah. Yakinlah, Allah akan mengantarkan rezeki yang tak diduga-duga, pada mereka yang mau memeluk surga. Kesabaran dan keikhlasan Bu Marni dan keluarga, jalani hari jauh dari tempat ibadah, akan gerakkan malaikat Mikail tuk taburkan rezeki di atas tanah wakaf. Janji Allah itu pasti, akan tetap terganti lebih meskipun dalam bentuk yang tak selalu sama. Terimakasih Ibu Fila, Insya Allah sebentar lagi akan terdengar kumandang adzan nan indah, dari belakang rumah. Selalu ditunggu karya hebat berikutnya

10 Dec
Balas

Amin ya robbalalamiin, mohon doanya,Bu.Semoga warga masyarakat bisa mewujudkan meskipun surau kecil berharap hidayah besar bagi warga masyarakat untuk mewujudkan dan menggunakannya sebagai ibadah kepadaNya. Mksh, Bu Ayu sudah singgah di rumah Marni. Sehat dan berkah utk ibu dan keluarga...

10 Dec

peduli dan ikut ambil bagian makmurkan masjid. Salam.semangat Bun

10 Dec
Balas

Mohon doanya, Pak. Ada banyak hidayah bagi masyarakat sekitar Marni. Mksh, Pak Tanto sudah singgah di kebun belakang Marni. Sehat dan sukses utk Bapak dan keluarga...

10 Dec

Amin ya robbal'alamin semoga keinginan Marni segera terwujud. Surau jadi dan bisa kembali mengajar di TPQ. Jadi rindu mengajar kembali di TPQ

10 Dec
Balas

Amin ya robbalalamin. Mksh doanya, Bu. Semoga segera terwujud. Mksh, Bu sudah singgah, sehat dan sukses bu Dyahni dan keluarga...

10 Dec

Semoga keinginan dan impian Bu Marni untuk membangun mushola di belakang rumahnya segera terwujud ya Jeng..Semoga menjadi amal jariyah bagi Bu Marni n keluarga..selamat sore Jeng Fila,,sehat dan sukses..barakallah

10 Dec
Balas

Amin ya robbalalamin. Mohon doanya,Bu. Mksh, Bu Lupi sudah singgah. Sehat dan berkah utk ibu dan keluarga...

10 Dec

Wakaf, amalan yang tak terputus pahalanya sampai kapan pun. Smoga segera terealisasi imlian Bu Marni memiliki mushalla. Sukses selalu dan barakallah

10 Dec
Balas

Amin ya robbalamin, mohon doanya, Bu. Dimudahkan warga masyarakat dalam mewujudkannya. Mksh, Bu Pipi sudah singgah di kebun belakang Marni. Sehat dan berkah utk Ibu dan keluarga...

10 Dec

Subhanallah ...Sebuah niat yang sangat mulia dengan membangun rumah Allah...Pahalanya mengalir terus sampai kapan pun....Semoga keinginan Bu Marni segera terwujud...Selalu sehat dan menginspirasi Mbakyuu...

10 Dec
Balas

Amin ya robalalamin.Mohon doanya, Bu. Agar terwujud dari hasil keringat warga sekitar sendiri.Dan semoga hidayah mengalir kepada warga masyarakat.Mksh,Bu Rini sudah singgah di rumah Marni. Sehat dan berkah utk ibu dan keluarga...

10 Dec

Amin ya robalalamin.Mohon doanya, Bu. Agar terwujud dari hasil keringat warga sekitar sendiri.Dan semoga hidayah mengalir kepada warga masyarakat.Mksh,Bu Rini sudah singgah di rumah Marni. Sehat dan berkah utk ibu dan keluarga...

10 Dec



search

New Post