Kehidupan keluarga yang harmonis dan bahagia, sakinah, mawaddah wa rahmah adalah impian setiap rumah tangga mukmin dan mukminat. Setiap rumah tangga muslim, berusaha meneladani rumah tangga Nabi Besar Muhammad SAW, junjungan kita. Tentu setiap rumah tangga memiliki tahapan yang tidak sama dalam meneladaninya.

Hal yang mudah dan dapat dilakukan oleh setiap rumah tangga muslim adalah teladan keseharian yang mudah, cepat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Memasak makanan untuk suami, mencucikan baju, memberikan senyum dan wajah berseri bila suami memandang, sekian dari salah satu contoh akhlak istri shalehah. Hal tersebut, di antara banyaknya pintu-pintu pahala bagi seorang istri, yang dapat dilakukan dari dalam rumah.

Hal tersebut sudah menjadi akhlak keseharian seorang istri di Indonesia. Hanya keikhlasan yang harus senantiasa dijaga. Melakukan apa yang menjadi tanggung jawab setiap pasangan, maka tujuan dari pernikahan akan terwujud yaitu menggapai sakinah, mawaddah wa rahmah. Yakni keluarga yang penghuninya mendapat ketenangan jiwa, penuh cinta, dirahmati olah Allah, dan mampu memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Seorang suami memiliki peran sebagai qawwam atau pemimpin. Tugas tersebut, menjadikan suami berkewajiban memberikan arahan agar keluarganya sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai nahkoda dalam perahu.

Selain bertanggung jawab dalam memberikan arahan yang benar yang sesuai ajaran Islam, maka seorang suami harus bisa menjadi tempat seorang istri bercerita bila menghadapi masalah atau berbagi kebahagiaan. Sepasang suami istri harus saling mendukung, untuk mengarungi bahtera rumah tangga, menuju tujuan akhir yaitu keselamatan dunia dan akhirat.

Sudah menjadi ketentuanNya, bahwa manusia senang mendapat pujian, kasih sayang dan perhatian lebih utama diberikan oleh pasangan. Sanjungan yang diberikan oleh orang yang dicintainya, akan membawa kebahagiaan pada pasangan mukmin dan mukminat. Jangan sampai pasangan tidak pernah saling memuji, memberi perhatian.

Dalam ajaran Islam perempuan memiliki peran dan tanggung jawab antara lain:

1. Tanggung jawab pertama dan paling utama adalah tanggung jawab di

rumah. Mengurus rumah tangga dengan segala isinya yang merupakan amanah dari suaminya. Termasuk di dalamnya merawat anak-anaknya.

2. Tanggung jawab sebagai anggota masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Ikut berperan dalam kegiatan bermasyarakat di tempat tinggalnya. Pengajian rutin, Yasinan dan kegiatan PKK di lingkungan rumahnya adalah salah satu contohnya.

3. Tanggung jawab secara khusus sesuai potensi yang dimilikinya. Seorang

istri yang memiliki bakat memasak bisa mengembangkan bakatnya. Membelikan buku resep, untuk dipraktikkan aneka olahan untuk keluarganya. Bila semua itu dapat terpenuhi peran utamanya sebagai ibu dan istri maka bisa disebut istri yang sukses.

Menjadi ibu rumah tangga adalah menjadikan seorang wanita total berperan dalam menjaga harta suaminya. Menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, yang tiada habisnya membuat sosok istri adalah wanita yang luar biasa. Terkadang harus bisa menjadi wanita yang serba bisa, agar semua urusan dalam rumah tangganya berjalan dengan baik.

Dalam pengajian oleh para Kiai, disampaikan bila pasangan suami atau istri sedang terlelap tidur maka disuruh memandangnya. Agar tumbuh rasa belas kasihan kepada pasangannya. Suami yang telah bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, terlihat lelap dalam kelelahan setelah seharian bekerja.

Sebaliknya seorang suami juga, ketika sang istri terlelap tidur sebaiknya, memandanginya agar muncul rasa iba pada istri. Seorang wanita yang dengan segala kemampuannya mengurus rumah tangga. Merawat anak-anaknya, mencuci, membersihkan rumah dan semua pekerjaan rumah yang seakan tiada habisnya.

Dengan saling memandangi ketika pasangan tertidur, maka seorang suami atau istri bertambahlah cinta dan kasih sayang di antara mereka. Demikian seterusnya akan berusaha menjaga rumah tangga tetap harmonis dan bahagia. Karena tujuan pernikahan adalah mewujudkan rumah tangga yang penuh ketenangan jiwa, cinta dan dirahmati Allah. Suami sebagai nahkoda, membawa biduk rumah tangganya berlayar menuju keselamatan dunia akhirat.

Tentu saja keselamatan hidup dunia dan akhirat menjadi cita-cita seorang mukmin dan mukminat. Keberkahan hidup di dunia dengan keluarga yang sakinah, istri shalehah dan anak-anak yang shaleh.