Fila Ariyanti

Lulusan D2 PGSD UNS Surakarta,saat ini menjadi salah satu pengajar di kabupaten Cilacap,Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekeranjang Cinta untuk Marni

Sekeranjang Cinta untuk Marni

Hari masih gelap ketika bunyi mesin motor berhenti di halaman rumah Bu Marni. Bu Marni segera membuka kain korden jendela rumahnya. Ternyata yang datang suami Bu Marni, bersama anaknya yang baru dijemput dari rumah neneknya.

Lo, kok ada sebuah motor lagi di belakang. Athaya, anak adik Bu Marni yang tinggal di Pacitan, Jawa Timur ingin berlibur di rumah budenya. Segera suami Bu Marni mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar ojek yang sudah mengantarkan Athaya.

Ketika masuk ke dalam rumah suami Bu Marni tersenyum. ‘’Wah, tumben masih pagi ibu sudah menyiapkan sayuran, lauk pauk dan beberapa bungkus tempe mendoan yang siap untuk digoreng’’ kata suami Bu Marni sambil berjalan menuju kamar mandi.

Bu Marni hanya tersenyum dan menyahut,’’Nasi juga sudah matang, Pak. Bapak mau sarapan?’’ Suami Bu Marni berhenti di depan pintu kamar mandi dan menjawab, "Bapak mau cuci muka terus tidur, tadi malam sudah makan di dalam kereta’’.

Bu Marni hanya melongo mendengar jawaban suaminya. Ternyata kereta yang mengantarkan suaminya, berangkat dari Stasiun Balapan Solo pukul 24.00 dan selama dalam perjalanan suami Bu Marni tidak dapat memejamkan mata sedikitpun. Jadi sesampainya di rumah ingin segera merebahkan diri di atas kasur.

Athaya gadis kecil keponakan Bu Marni menemani Bu Marni membereskan pekerjaan di dapur. Gadis berambut panjang itu nampak sedikit bingung lalu bertanya, ‘’Bude, ini kangkung sudah dipetik kok belum dimasak, tempe mendoan juga sudah dibuatkan adonan tepung tidak segera digoreng, kenapa sih?’’ Bu Marni tersenyum dan membalas pertanyaan gadis itu, ‘’Sayur kangkungnya nanti saja memasaknya, tempe mendoan akan segera digoreng untuk camilan pagi hari ini. Kamu mau?’’ Segera anak itu menganggukkan kepalanya.

Bu Marni tersenyum sendiri, dalam hati ia bergumam, ‘’Sebentar lagi sahabatku akan datang, aku sudah menyiapkan sayur kangkung untuk mereka. ‘’Ternyata Bu Marni akan kedatangan tamu special, pantas saja dari tadi wajahnya terlihat berseri-seri terkadang bersenandung ...persahabatan bagai kepompong...na...na...naa... tapi begitu terus diulang-ulang rupanya ia tidak hafal syair lagunya.

Srreeengngng... tempe mendoan yang berselimutkan adonan terigu masuk ke dalam panasnya minyak goreng. Bu Marni hampir selesai menggoreng semua tempe mendoan yang sudah disiapkannya. “Ah, sebentar lagi mereka datang. Aku akan menjemput mereka.’’

Segera Bu Marni mengendarai motor bututnya sambil berpamitan pada suaminya yang sudah berdiri di teras depan. ‘’Saya menjemput sahabatku di perempatan kecamatan dulu, Pak. Daaa...’’kata Bu Marni sambil menarik gas pelan. Kedua anak Bu Marni yang ikut menjemput, disuruhnya berpegangan kencang pada perut Bu Marni, karena motor akan melaju dengan cepat. Bismillahirahmanirrahim...tarik Maakk...

Setelah berjumpa dengan sahabatnya, segera mereka menuju rumah Bu Marni. Keempat sahabatnya itu adalah Bu Erna, Bu Ratna, Bu Tuti dan Bu Indah. Selain mereka berempat ada suami Bu Tuti dan Hasna, gadis kecil mereka.

Heemm...setelah mengucapkan salam dan cipika cipiki segera mereka duduk di ruang tamu untuk minum teh hangat dan camilan pagi itu. Mereka bercerita tentang perjalanan dari luar kota menuju rumah Bu Marni. Bu Marni terkejut karena tak disangkanya ke empat sahabatnya datang membawa sekeranjang cinta persahabatan untuk Bu Marni. Bu Marni malu sekaligus bahagia.

Malu karena sebagai wanita desa, ia tak dapat menyambut sahabatnya dengan sesuatu yang lezat, enak-enak seperti sajian di restoran. Hanya sayur kangkung itu pun belum dimasaknya, karena takut dingin ketika sahabatnya menikmati cah kangkungnya.

Senang karena ia mendapat sekeranjang cinta persahabatan. Semua diberikan dengan ikhlas dan ketulusan. Lebih mengejutkan lagi diantara sekeranjang cinta ada sebungkus ikan teri kecil-kecil. Rupanya salah seorang sahabatnya membawakan hadiah Teri Medan kesukaan anak-anaknya.

‘’Teman-teman kita ke dapur,yuk. Kita eksekusi ini teri, kalau tidak, kita tak punya lauk, hanya sayur kangkung yang awak punya,’’kata Bu Marni menirukan logat bicara orang Medan yang membuat suasana semakin ramai oleh tawa mereka.

Bu Ratna langsung menyahut,’’Oke, Bu, tapi aku hanya membantu mencicipinya, Ya? ‘’ Bu Marni segera menyahut,’’ Beres, Bu. Bu Ratna bagian icip-icip, Ya?’’ Bu Erna yang dari tadi terdiam lalu menambahkan,’’ Iya, Bu. Biar tambah lebar itu badan. Yang lain gemuk begini, kok Bu Ratna bisa langsing terus itu badan he...he...’’

Sebentar saja sudah ramai dapur Bu Marni yang sempit itu oleh gelak tawa empat bersahabat itu. Sreeengngng...aroma lezat teri Medan dan petai ditambah aroma cabe menusuk hidung dan membuat seisi penghuni dapur bersin bersahut-sahutan. Haa...hasyiimmm...Haa...haasyiimmm..Alhamdulillahirobbilalamin...Haa...haasyiimmm... ’’Aduh, ini bau cabenya menusuk-nusuk hidung,’’ kata Bu Tuti sambil mengajak putri kecilnya bermain di teras depan rumah.

Setelah semua masakan siap segera Bu Erna menyajikan ke dalam piring saji ada Balado Teri Medan, Kering Teri, Cah Kangkung segera Bu Marni dan Bu Indah memasak sayur bening untuk Hasna putri kecil Bu Tuti. ‘’Bu Erna, Tolong, Petikkan daun salam dalam pot sebelah kamar mandi itu,Ya...’’ kata Bu Marni sambil mengupas seruas kencur.

Belum juga Bu Erna memetik daun salam itu, Bu Ratna yang sedang keluar dari kamar mandi menyahut, ‘’Awas, keliru dengan daun nangka lo, Bu. Ini sekalian kupetikkan.. he...he...’’. Segera Bu Ratna berjalan ke dapur sambil memetik tiga lembar daun salam segar dari pohonnya. Bu Erna yang dari tadi tersenyum-senyum meledek Bu Ratna, ‘’Betul,itu daun salam, Bu?’’

Bu Ratna pun terpancing juga oleh pertanyaan Bu Erna. ‘’Benar ini daun salam Bu Marni?’’ tanya Bu Ratna sambil mencium aroma daun itu. ‘’Sini , Bu Ratna, Lha, saya kalau masak ya pakai daun itu,lo. Mosok kliwat to...’’kata Bu Marni juga ikut-ikutan mencium daun salam itu. ‘’Iya, betul ini daun salam,’’ kata Bu Marni sambil menyerahkan daun kepada Bu Indah yang sedang memasak.

Setelah semua siap, Bu Erna segera menata masakan dalam piring saji. Menu siang itu adalah Cah Kangkung, Kering Teri, Balado Teri Medan dan Sayur Bening untuk Hasna. Segera mereka menikmati santap siang special berama-sama. Heemmm...lezatnya...

Bu Marni bersyukur ke hadirat Allah SWT, karena sahabatnya mau berkunjung ke rumahnya yang sederhana. Ketika mereka berpamitan pulang Bu Marni kebingungan karena ia tak punya apa-apa untuk ‘’nyangoni’’ mereka. Memberi sangu ‘’Slamet’’, takut sama istrinya. Mas Slamet sudah punya istri. Akhirnya Bu Marni memberi sangu berupa doa. Semoga selamat sampai tujuan dan jangan kapok main ke rumah Marni,ya...

#rumah Marni, 27 Des 2018#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hangatnya persahabatan sehangat cerita Bu Marni. Barakallah bunda

28 Dec
Balas

Semoga persahabatan indah dan berkah. Mksh, Bu Dyah sudah singgah ke rumah Marni. Sehat dan bahagia, ya...

28 Dec

Alhamdulillah...aura kebahagiaan dan sekeranjang cintanya sampe juga di Jogja...indahnya pertemuan. Selamat sahabat....sehat n sukses, salam tuk semuanya...barakallah

27 Dec
Balas

Kebahagiaan dan indahnya silaturahmi, Bu. Semoga hangatnya terasa sampai Jogja. Mksh, sudah mampir, Bu. Sehat dan bahagia,Bu Lupi...

27 Dec

Hmmm..., maknyusss tenanan. Saya juga ra iso nyangoni opo-opo, nyangoni selamet-selamet wae la. Sambelnya, Bundaaaa, Nyegrak nang irung iki....haaa...sssyiiim...haaa...sssyiiiim. Yealaaa, wes gak kebagian, bersin-bersin wae. Duuh..., bahagianya ya, yang silaturrahmi. Begitulah, silaturrahmi selalu membawa kebahagiaan dan keberkahan. Jazakillah khoir untuk baper sambelnya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Bunda Fila.

30 Dec
Balas

Yah, Bunda kebagian sambelnya yang nyegrak hhaaasyiimmm... Membuat erat jalinannya, Bun. Sehingga menumbuhkan rasa ingin saling bersilaturahmi kembali. Mksh, Bun sudah singgah ke dapur Marni yang ramai oleh sahabat karena ada sebuah teri dg goresan makan bersama. Betapa indah membalut kebahagiaan persahabatan ini. Segera sembuh, sehat kembali , cepat pulih kaki Bunda. Sehat dan bahagia Bunda dan Abah...

30 Dec

Asyiknya persagabatan yang terjalin indah menembus batas hingga mengantarkan sahabat nun jauh, mengunjungi Bu Marni. Semua tercipta karena karakter Bu Marni yang ramah dan baik pada para sahabatnya, hingga membuat sahabat mengunjunginya. Semoga persahabatan yang terjalin terus lestari dibalut ikhlas di hati hingga ciptakan mashlahat. Sukses selalu dan barakallah

27 Dec
Balas

Kemauan dan ketulusan untuk bersilaturahmi dengan sahabat. Silaturahmi yang bernilai ibadah dan memberkahi jalinan dan obor persahabatan.Mksh,Bu sudah ke rumah Marni. Sehat dan bahagia ibu, keluarga dan sahabat...

27 Dec

Weh serunya kedatangan sahabat dan dapat sekeranjang cinta. Alhamdulillah. Persahabatan yang tulus tidak memandang status sosial dan apapun, hanya cinta kasih dan saling mensupport. Cerpen yang keren bu Fila. Barakallah.

27 Dec
Balas

Betul, Bu. Senang rasanya Marni dikunjungi mereka. Mksh, Bu Rita sudah singgah ke gubuk Marni. Sehat dan bahagia untuk ibu dan keluarga...

27 Dec

Aiiih.....persahabatan yang indah terangkai dalam kisah yang seru...Semoga persahabatan Bu Marni akan terus.abadi sampai jannah...Aamiin Yaa Rabbal'alamiin....Selalu sehat dan menginspirasi....Barakallah Mbakyuu...

27 Dec
Balas

Semoga indah dan berkah, Bu.Jangan kapok singgah ke gubuk Marni, Ya Buu. Sehat dan bahagia, Bu Rini dan keluarga...

27 Dec



search

New Post