Firdaus

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Masjid Tanda Kiamat
http://bimasislam.kemenag.go.id/uploads/post/f39ae9ff3a81f499230c4126e01f421b-masjid-raya-dan-masjid-agung-apa-bedanya.jpg

Masjid Tanda Kiamat

Salah satu tanda akan dekatnya hari kiamat menurut agama yang saya anut (Islam) adalah banyaknya umat Islam yang berlomba-lomba mendirikan masjid megah dan cantik. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, “Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba membangun dan memperindah masjid-masjid.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Baghawi)

Dewasa ini umat Islam banyak yang terjebak ingin mendirikan masjid dengan tujuan hanya untuk bermegah-megahan. Sejatinya, mendirikan masjid tidak dilarang dalam Islam. Namun, harus diinsyafi bahwa masjid tak hanya dibangun dan dipercantik, tapi masjid harus digunakan untuk kepentingan umat. Masjid harus menjadi pusat kegiatan umat.

Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At Taubah, “Hanya orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah, orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah; mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubah: 18) Kata “makmur” yang ada dalam surat tersebut mengisyaratkan kepada kita sebagai umat Islam, bahwa mendirikan masjid harus berkisanambungan. Artinya, kita tak hanya membangun, tapi kita diwajibkan memakmurkan masjid. Bagaimana caranya? Masjid selain diisi dengan kegiatan ritual seperti, sholat dan mengaji. Tapi, masjid harus menjadi pusat semua kegiatan umat. Masjid yang makmur adalah masjid yang mampu memberdayakan umatnya. Contoh yang paling mudah adalah masjid dijadikan pusat pendidikan agama mulai dari usia dini (TPA), usia remaja bahkan sampai dengan orang tua.

Namun, miris bagi kita, masih banyak masjid yang hanya berfungsi sebagai tempat sholat semata. Ketika sholat tiba, masjid baru dibuka. Namun, ketika sholat usai, masjid kosong melompong dan dikunci. Bahkan, ketika sholat pun, jamaahnya tak lebih dari 2 shaf. Inilah yang menjadi kekhawatiran Nabi Muhammad 14 abad yang lalu. Masjid hanya dibangun dengan megah namun, tidak difungsikan secara maksimal.

Di bulan Ramadan ini, sebenarnya kesempatan besar bagi pengurus masjid untuk memakmurkan dan memberdayakan umat. Sayangnya, potensi ini jarang dimanfaatkan. Masjid masih terkungkung dengan aktifitas ritual. Banyak masjid dalam kepengurusan ibadah Ramadan masih mengandalkan tenaga orang tua bahkan maaf “manula”. Selayaknya masjid mulai melirik potensi remaja. Remaja masjid adalah potensi besar yang bisa dimanfaatkan dalam kepengurusan ibadah Ramadan.

Bulan Ramadan yang penuh keberkahan, akan lebih penuh rahmat jika diisi dengan banyak kegiatan keagamaan. Ramadan tak hanya diisi dengan sholat tarawih dan tadarus, tapi Ramadan bisa diisi dengan bermacam kegiatan seperti, pengajian remaja, pengajian orangtua, kegiatan islami untuk anak-anak usia dini, menyalurkan zakat dan santunan untuk anak dhuafa serta banyak lagi kegiatan yang bermanfaat dan penuh keberkahan. Tentu saja kegiatan yang banyak ini, memerlukan dana yang tidak sedikit. Oleh karenanya, dibutuhkan tenaga-tenaga muda (remaja masjid) yang mempunyai gairah dan penuh kreatifitas.

Jika potensi remaja masjid mampu dioptimalkan, maka masjid juga telah memberikan sumbangan besar untuk kebangkitan umat. Dengan seringnya remaja mengunjungi masjid dan memiliki banyak kegiatan, remaja tidak akan memiliki waktu untuk sekadar “nongkrong” dan berleha-leha. Ini tentu saja akan mengurangi penyakit sosial yang belakangan marak terjadi di beberapa daerah. Tawuran, narkoba, dan pergaulan bebas adalah contoh sedikit bagaimana remaja kita sekarang. Jika masjid mampu difungsikan untuk menampung gairah dan kreatifitas remaja, bukan tidak mungkin, lingkungan di sekitar masjid tersebut akan terbebas dari penyakit sosial tersebut.

Sayangnya, tak banyak masjid yang mampu memberdayakan remajanya. Alih-alih memakmurkan masjid dengan banyak kegiatan, masjid seperti hidup segan mati tak mau. Masjid bak tempat magis yang hanya bisa didatangi pada waktu-waktu tertentu.

Salah satu masjid yang ada di Jakarta, yang mampu memberdayakan remajanya adalah masjid Sunda Kelapa di bilangan Menteng, Jakarta. Ada juga masjid An-Nizham di daerah Rawasari, Jakarta. Kedua masjid ini menurut hemat saya, sangat semarak dengan berbagai kegiatan bukan hanya di bulan Ramadan, namun juga di bulan lainnya. Kegiatan tak hanya diisi dengan ibadah ritual, tapi sangat dinamis dengan diadakannya banyak diskusi keagamaan, kegiatan pelatihan untuk mengupgrade keilmuan dan banyak lagi lainnya.

Akhirnya, jika umat Islam mau memakmurkan masjidnya, seyogianya potensi remaja masjid dimaksimalkan dengan baik. Remaja masjid adalah cikal bakal bagi keberlangsungan masjid itu sendiri. Jika dari awal, remaja sudah dilibatkan aktif untuk mengurus masjid, ke depannya mereka tidak akan gagap mengelola masjid dengan baik. Sebaliknya, jika orangtua enggan melibatkan remaja dalam setiap kegiatan masjid, maka sabda Nabi tentang dekatnya hari kiamat akan segera terwujud.

Wallahu a’lam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Akhirnya, jika umat Islam mau memakmurkan masjidnya." Alhamdulillah

29 May
Balas



search

New Post