Firdaus

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekolah Bukan Penitipan Anak
http://img.carapedia.com/images/article/teori%20komunikasi.png

Sekolah Bukan Penitipan Anak

Beberapa waktu lalu, ada wacana tentang pelaksanaan full day school. Sekolah negeri yang masuk dari pukul 07.00 – 16.00. Pak Menteri lah yang mengeluarkan wacana ini. Ia ingin siswa ditambah jam belajarnya dengan adanya muatan tentang keagamaan dan karakter yang lebih ditanamkan.

Bagi saya, sebagai guru swasta, wacana ini tidak baru. Saya sudah mengajar di beberapa sekolah dasar swasta dan sudah merasakan sekolah full day. Sejatinya, sekolah swasta sudah mempraktekkan itu semua. Masuk pagi pulang sore. Sekolah diisi bukan hanya pelajaran kognitif semata, tapi juga diimbangi dengan pendidikan karakternya. Dari kelas rendah, siswa sudah ditanamkan sikap disiplin, mandiri dan cinta kepada belajar. Misalnya, siswa diajarkan untuk selalu antri dalam segala hal. Ketika ke kamar mandi harus antri. Ketika ingin ke kamar juga antri. Ketika ingin makan juga antri mengambil jatah makan. Dari sisi mandiri misalkan, anak-anak dibiasakan untuk melakukan kegiatan sendiri. Makan sendiri tanpa disuapi oleh orang tua dan guru. Ke kamar mandi dibiasakan untuk membersihkan diri sendiri.

Tak heran, banyak sekolah dasar swasta yang dikelola dengan baik, menjadi incaran orang tua zaman sekarang. Orang tua merasa nyaman dan cocok dengan pola pendidikan yang ada di sekolah swasta. Walaupun jam belajarnya lumayan lama, tapi anak-anak tidak merasa bosan dan tertekan. Malahan anak-anak merasa senang dan ceria. Inilah kenapa orang tua banyak yang rela merogoh kocek lebih dalam agar anaknya dapat bersekolah di sekolah swasta yang favorit.

Namun ada alasan lain yang membuat orang tua ingin menyekolahkan anaknya di sekolah full day. Peminat sekolah model ini biasanya adalah orang tua yang sibuk. Karena kesibukan mereka, maka urusan pendidikan anak-anaknya sepenuhnya diserahkan ke sekolah. Nah, pilihan sekolah full day adalah yang paling realistis. Orang tua dan anak dari pagi sudah berangkat bersama. Sorenya mereka bisa pulang bersama kembali karena jam pulang kantor dengan jam pulang anak tidak berbeda jauh. Inilah yang membuat orang tua sekarang banyak yang ingin menyekolahkan anaknya di full day school.

Hal ini bukannya tanpa masalah. Tidak sedikit orang tua yang beranggapan bahwa sekolah adalah tempat paling utama dalam pendidikan anaknya. Mereka merasa sekolah harus memberikan pelayanan terbaik untuk anaknya. Tak heran espektasi orang tua terhadap full day school cukup tinggi. Jika ada anak yang tidak punya progress yang baik, maka sekolah bisa saja disalahkan. Sekolah dianggap gagal.

Sebenarnya anggapan ini tak sepenuhnya salah. Dengan biaya yang harus dibayar mahal, orang tua berharap anaknya juga harus diberikan pendidikan yang layak. Namun, harus disadari bahwa pendidikan tak hanya ada di sekolah. Orang tua juga harus punya andil untuk pendidikan anak-anaknya. Agar ada kesinambungan antara sekolah dan orang tua, sekolah tidak dibiarkan sendiri untuk mendidik anak, tapi orang tua juga diminta untuk memperhatikan anak-anaknya di rumah. Jangan sampai mereka dibiarkan di rumah tanpa kontrol dari orang tua.

Realitasnya, tak sedikit orang tua ada yang menganggap sekolah adalah tempat penitipan anak. Karena kesibukannya, mereka beranggapan sekolah tak lebih dari tempat penitipan anak. Nirkomunikasi antara orang tua dan sekolah kerap terjadi. Orang tua seolah tak peduli dengan sekolah. Padahal, jika ingin pendidikan yang terbaik untuk buah hatinya, orang tua harus proaktif menjalin komunikasi dengan sekolah. Agar terjalin komunikasi yang baik demi kemajuan pendidikan anak.

Jika orang tua menganggap sekolah hanya tempat penitipan, maka yang terjadi adalah komunikasi yang satu arah. Orang tua inginnya apa. Sekolah maunya apa. Jadi seperti jalan sendiri-sendiri. Kondisi ini tak jarang terjadi di full day school. Orang tua sibuk dengan pekerjaan sehingga lupa tanggung jawabnya dalam mendidik anak.

Program sekolah untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang tua sebenarnya banyak. Ada buku penghubung yang berisi tentang kegiatan anak di rumah yang harus dilakukan dan dikontrol oleh kedua orang tuanya. Jika hal ini dilaksanakan, maka akan ada terjalin hubungan baik antara orang tua dan buah hatinya. Karena di buku penghubung tersebut anak-anak diharuskan melakukan kegiatan harian seperti sholat 5 waktu, belajar mandiri, tidak menonton TV dan lain sebagainya. Jika yang terjadi disfungsi pengawasan dan contoh dari orang tua, maka hal ini mustahil berjalan dengan baik.

Kegiatan lainnya, contohnya, parenting adalah salah satu kegiatan yang harus diikuti oleh orang tua. Dunia pendidikan sekarang berkembang dengan sangat cepat. Begitu juga teknologi yang melaju bak kereta ekspres. Kondisi ini mau tak mau membuat orang tua harus update dengan kemajuan pendidikan anaknya. Orang tua tak boleh ketinggalan informasi. Oleh karenanya sekolah memberikan fasilitas untuk orang tua. Parenting salah satunya. Kegiatan ini biasanya diisi dengan seminar yang menghadirkan pakar-pakar pendidikan. Ini tentu sangat dibutuhkan orang tua karena mendidik anak sekarang tentu berbeda dengan zaman dahulu. Perlu ada metode yang baru tentang cara mendidik anak.

Sejatinya dengan kegiatan parenting ini, sekolah sedang memberikan ruang kepada orang tua agar terlibat dalam pendidikan anaknya. Seyogianya orang tua memanfaatkan fasilitas ini demi terwujudnya pendidikan yang sesuai dengan bakat dan potensi anak.

Dengan komunikasi yang efektif antara sekolah (guru) dan orangtua, diharapkan terjalin harmoni antara kedua belah pihak. Ujungnya adalah demi kebaikan anak didik di sekolah. Selain itu, sekolah dapat meminimalisir salah kaprah orang tua terhadap pendidikan anak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

tulisan yang hebat Pak Daus

28 Mar
Balas

Makasih mbak Wafi.

28 Mar

wow, ulasan yang mendalam dan penuh gizi. bagus bangeeeet

28 Mar
Balas

Makasih paklek udah mampir. Masih harus banyak belajar dari paklek yg tulisannya selalu renyah. ☺

28 Mar



search

New Post