Prak.....pintu kamar terdengar dibanting keras. aku dan suami lagi duduk santai di ruang tengah jadi terkejut.

"Ada apa yah,siapa yang banting pintu?" tanyaku kepada suami.

"Nggak tau, abang atau dedek ya bu" jawab suami sambil beranjak menuju arah suara tadi.

"bang....abang yang banting pintu ya" tanya suami,karena ia melihat pintu kamarnya tertutup. Ketika mau didorong ternyata terkunci dari dalam. Itu artinya ada bang Rafki di dalam,tapi kok dia tidak menyahut.

"Abang kok diam saja,ayah bertanya kok ndak dijawab. Ndak sopan seperti itu bang. Ayo buka pintunya," Sahutku agak sedikit ngegas,mungkin karena sudah terpancing suara bantingan pintu tadi. Masih tidak ada jawaban.

" Kenapa yah,kok abang diam, apa tadi ayah marahin dia?"tanyaku sambil menatap suami sedikt tajam.

"Tidak. Tadi ia biasa saja." jawab ayah sambil wajah bingung.

"Abang,buka pintunya,nanti ibu marah,ayo buka pintunya. Ibu hitung ya. 1......2.......ti..."tiba-tiba pintu terbuka, wajah abang yang cemberut sambil menunduk muncul di pintu.

"Abang kenapa nak,kenapa seperti ini?" tanyaku lembut. Tapi abang hanya diam tanpa menjawab

"Ayo bilang sama ibu,ada masalah,atau ada yang mau abang bilang sama ibu dan ayah?" ia hanya menggeleng tanpa bersuara.

"lalu kenapa abang seperti ini?" tanyaku lagi. diam lagi.

"Ayo bicara,abang mau apa ayo bilang," sahutku mulai menambah tekanan suara,tapi tetap diam. Firas,si dedek muncul dari arah luar. sambil berlari.

"Ibu..."sahutnya memelukku dan menciumku. "Sayang ibu" ucapnya manja. "Iya sayang. Ibu juga sayang adek" jawabku sambil memeluk dan mencium pipinya yang halus. Dari sudut mataku kulihat abang melengah lalu melangkah perlahan ke kamarnya tanpa menutup pintu. Kulepas pelukanku dengan Firas lalu mrnyuruh adek bersama ayah. Abang hanya duduk di tepi tempat tidurnya sambil menunduk. Ya Allah ada apa dengan bang Rafki ya. ku tinggalkan ia sendiri. Sampai sore masih seperti itu.

Besok paginyo,ketika aku cerita sama adikku tentang perangai abang,yang lagi ngambek. Aku mereka mungkin karena kemaren ia minta dibeliin batery untuk mobil-mobilannya tidak aku penuhi karena ia mau ujian,kalau dibelikan batery nanti ia keasyikan main,aku bilang nanti siap ujian. Tiba-tiba abang menyahut. "bukan karena itu" aku sontak melihat ke arah bang rafki "lalu kenapa abang seperti itu?"tanyaku. "mmmm sayang" jawabnya.

" Apa sayang. Astagfirullah abang. Abang itu anak pertama ibu yang istimewa. Kami semua sangat sayang sama abang. Kalau selama ini ibu perhatian sama adek itu karena adek lagi sakit. masa abang cemburu sama adik sendiri." ucapku sambil memeluk abang. Aku mencium keningnya. Ia sedikit sungkan kemudian ia membalas pelukanku. Ia tidak cemberut lagi.

"mmmh jadi yas anak kedua,tidak istimewa!" Dek Firas muncul sambil marah-marah. oh my god.

"Ayah.....tolong ibu dong" pekikku

"Kenapa?" tanya ayah setengah berlari ke arahku. Lalu kuberi kode untuk memeluk Firas.

"Adek juga anak kesayangan ayah dan ibu mmmuach" ucap ayah sambil mencium pipi dek Firas.

"Dengar nak. Anak ayah dan ibu dua orang. Ayah dan ibu sayang keduanya." Ucap ayah. Aku mengangguk mengiyakan. Akhirnya pagi itu berakhir dengan pelukan kehangatan dari kami berempat. Mungkin itu adalah cemburu tanda cinta ya. mudah-mudahan.

Sawah Kareh,17 Maret 2021