GARA-GARA BUNGA
Masa pandemi awal,semua aktivitas yang bersifat ngumpul bareng dihentikan sehingga banyak kegiatan yang diakukan di rumah saja. Begitu juga dengan pak Ahmad dan ibu Siti. Bu Siti sangat senang menanam bunga. Ia rela minta sana sini,agar koleksi bunganya semakin bertambah. Buk Siti semakn senang karena bunga yang ia tanam semakin mekar dan mengusik ribuan pasang mata yang sering melirik ketika lewat di depan rumah buk Siti. Wah...hati buk Siti semakin senang, ia semakin bersemangat merawat bunganya.
Suatu hari buk Siti, kedatangan tamu,ternyata penjual bunga yang ingin menawar bunga buk Siti. Dari tawaran yang murah sampai mahal namun buk Siti tetap tidak mau menjual. Sampai-sampai si tamu gedeg, "ah ibu ini, nggak mau ditawar,pelit....!ibu hati-hati aja" Ucapnya sambil bersiap-siap pergi. "Biarin gua terima tantangan lho" sahut buk Siti membalas,berlagak ala preman.
Di suatu malam,Buk Siti sedang asyik menggoreng kerupuk kesukaan bapak Ahmad,buk Siti mendengar ada benda yang terjatuh di luar,buk Siti reflek berlari ke halaman,"wah pasti ada yang mau maling bungaku nih,awas ya,ku goreng kayak kerupuk,ayo,mana kamu," Katika ada bayangan berkelebat dari arah samping rumah,tanpa pikir panjang buk Siti,lansung menghajarnya,dengan palu yang kebetulan ada di teras rumah,"aduh..." terdengar teriakan seorang laki-laki,semangat buk Siti semakin naik, dengan sekuat tenaga ia melumpuhkan bayangan itu. Ketika bayangan itu lunglai Buk Siti puas sekali. Ia mengambil senter dan mengarahkan cahayanya ke arah laki-laki yang tak berdaya itu "Loh...ini kan pak e...., Pak e...jangan tinggalkan ibuk maafkan ibu pak,ibuk tak sengaja," Buk Siti meratap, karena ia telah membunuh orang yang dia sayangi.ia memeluk erat tubuh suaminya. Tiba-tiba pak Ahmat bersin. Lalu memandang wajah buk Siti,"Ibu kenapa?" Buk Siti melepaskan pelukannya. Ia lalu tertawa "ha..ha.. Bapak tak jadi mati. Alhamdulillah. terima Kasih Ya Allah" Ucapnya sambil segera memapah pak Ahmad ke dalam rumah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bu Siti galak bener. Berani gitu. Izin follow bun. Trm ksh.
he...he...dengan senang hati bunda
Bu Siti galak bener. Berani gitu. Izin follow bun. Trm ksh.
Bagus ide ceritanya. Salam literasi Bun.
Terima kasih bunda. Salam literasi
Sama2 Bun
Pentigraf perdana,mohon masukannya dari pembaca yang budiman
Pentigraf perdana,mohon masukannya dari pembaca yang budiman
Keren. Aku kira pencuri bunga ee ternyata suami bu Siti. Izin follow ya bun. Salam sukses.
He..he..Dengan senang hati bunda. Jazaakumullah
keren pentigraf perdananya bu, tapi bu siti bisa dihukum seumur hidup tu klo sempat pak ahmad mati, hiii, untung masih hidup,salam literasi
Makasih bunda Fitra,iya ya.....salam literasi
Salam literasi, mantap cerita u...
Terima kasih bunda. Salam literasi
Kren bu..salam literasi
Terima kasih bunda Rini