Bila kita melihat orang yang lebih layak dari kita, spontan kita bisa berkata, iya lah kamu enak, punya ini, punya itu. Kita juga bisa mudah berkomentar, ya jelas lah dia bisa begitu, dia memang punya fasilitas lengkap, akses cepat, dan lingkungan yang mendukung. Nah, coba bila melihat kondisi sebaliknya. Mengamati orang yang bisa sukses sedang kondisinya jauh lebih tidak layak daripada kita. Banyak contoh sih di sekitar. Mereka yang berjuang di bawah garis kemiskinan tapi sukses. Ambil contoh, pernah baca anak tukang becak lulus cumlaude? Anak tukang sol sepatu jadi wisudawan terbaik?

 Ya, seperti tidak masuk akal. Orang bisa berprestasi, mendapat kenyamanan, atau meroket dalam karir, dalam kondisi mereka yang jauh lebih tidak mapan dari keaadan kita. Buktinya, mereka sudah sampai pada keadaan itu. Ya, bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah ini, kuluangkan untuk bermuhasabah.

Bersyukur sama sekali tidak hendak membuat kita merasa sudah kaya, sukses, atau hal bergengsi lainnya. Tepatnya, bersyukur itu akan memposisikan kita untuk merasa cukup. Dengan bersyukur kita akan mampu membuat diri kita menangkap atau melihat hal baik, sisi positif, dan berjuang mencari terobosan yang solutif. Fleksibel dalam segala kondisi sekalipun ditengah keadaan yang tak menentu.

 Sebaliknya, tanpa rasa syukur, semua yang baik dan indah di hadapan kita, justru akan tampak jelek, negatif, atau bahkan dianggap sesuatu yang menyakitkan. Well, untuk menjadi sehat dan bahagia, kita tentu akan memilih sikap yang pertama bukan?

Ya Ilaahi

Aku telah lupa

Tentang asal nikmat yang selalu setia datang

Tentang ketulusan cinta yang menghampiri tiap detiknya

Aku telah lupa atas nikmat dari-Mu

Aku lupa untuk terus bersyukur atas apa yang aku punya

Itu semua adalah milik-Mu bukan?

Yaa Ilahi

Aku baru menyadari

Aku hamba yang tak tahu diri

Di saat anak usia dini pun pandai berterima kasih saat diberi hadiah kecil,

Lalu aku apa?

Nafas lancar, anggota tubuh lengkap, keluarga lengkap,

Dan aku juga lengkap dengan dosa karna lupa akan Sang Pemberi Nikmat

Ya Ilaahi

Tunjukkanlah padaku bahwa itu semua hanya titipan

Kemarin aku tak lebih dari si tuli dan si buta

Tak dapat sekedar mendengar indahnya kicauan burung lalu bersyukur

Tak dapat sekedar melihat eloknya bunga bermekaran lalu bersyukur

Iya...

Aku lupa bersyukur!

Yang aku tahu, mau ini, mau itu

Ya Ilaahi

Mohon bimbingan-Mu untuk membawaku bertaqorrub pada-Mu