Setiap sore menjelang aku selalu berharap untuk dipertemukan dengan malam yang indah. Namun saat kujumpai malam, ternyata indah tak pernah kudapat. Aku hanya dipersilahkan untuk menuai kecewa dari gelapnya malam.

Sengaja siang tak kujamah sebab aku paham siang terlalu terang juga bising untuk sekedar dibisikan sebuah kisah apalagi keluh kesah, jadi aku berlari pada malam dan mulai berangan mengadukan setiap bait gaduh yang siang ciptakan pada sunyinya malam. Lalu perlahan malam menenangkan, menjamahku dalam dekapan amanahnya atau sekedar meluruskan setiap garis yang bengkok, pasti malamku damai jika demikian adanya.

Namun ternyata malam ke malam itu sama saja hanya berisi sunyi juga gelap menyelimuti.

Malam coba beritahu bintang tidak tahu diri itu bahwa serpihan debu juga ingin menjadi permata berkilau, setitik hina pun ingin menjadi kilauan mulia.

Ini bukan soal khayalan, tapi kenyataan yang akan ditemui setelah beberapa malam dan siang mendatang jika bukan malammu mungkin malamnyalah yang akan mewujudkan mimpi kecilku itu.

Selamat malam untuk siang, selamat menyambut siang untuk malam.