Sadar atau tidak semakin kita dipertemukan dengan pilihan yang ada diantara masalah, otomatis pada saat itulah kita dituntut untuk berfikir sejernih mungkin, memilih sebaik mungkin, meski berada diantara dua jurang, seketika kita akan ingat bahwa kita punya tempat bergantung untuk semua masalah yang melanda mengguncang jiwa kita itu sendiri.

Benar saja memohon petunjuk pada Allah tuhan sang maha kuasa adalah sandaran utama. Bodoh juga malu bukan main diri ini tak kuat menahan rasa itu ketika bersimpuh dihadapan sang khaliq, mengingat kita utamanya aku hanya bersimpuh saat terjangkit masalah, senang kadang lupa, bahagia kadang lalai, ya kiranya seperti itu buruknya diri ini.

Kembali soal pilihan, sebaik, seenak. seluar biasa apapun hidup kita kini pasti akan menemui titik pilih dikemudian hari. Mengorbakan sisi kanan untuk menguatkan sisi kiri, atau menyerahkan bagian kepala untuk menguatkan sendi kaki.

Pengorbanan memang harus tercipta karena kita bukan tuhan yang sempurna dari berbagai sisi. Jika baik dimuka kadang buruk didada kadang realita sepahit itu. Lihat saja postingan diberanda akunmu semuanya menandakan kebahagian namun coba lirik keadaan nyata duniamu apakah semanis beranda laman akun facebookmu hehe, aku yakin tak seelok itu.

Jadi jika kau dapati baikku bersiaplah untuk menerima kurangku. Jangan serakah mau yang sempurna karena kamu juga aku tak lebih mulia dari dedaunan yang gugur karena khusyuknya bertasbih mengangungkan asma Allah SWT.