ISTRI KEDUA SUAMIKU
ISTRI KEDUA SUAMIKU
Aku adalah seorang istri yang biasa dari seorang laki-laki yang luar biasa. Itu penilaianku. Itu anggapanku. Entah apa kata orang. Namun, aku bangga terhadap sosok laki-laki yang kini menjadi teman berbagiku. Teman berbagi asa, rasa, dan ilmu. Sebagai pasangan yang dipersatukan karena Allah SWT, kami telah berjanji dengan ayat-ayat-Nya untuk selalu saling menjaga amanah-Nya. Awal pertemuan aku dengan suamiku di suasana yang baik, telah menggiring aku masuk dalam sebuah pilihan hidup menentukan teman untuk berbagi. Suamiku termasuk sosok yang gila kerja, gila waktu, gila tantangan, dan masih banyak hal lain yang membuat dirinya tergila-gila. Salah satunya adalah menulis PTK. Banyak orang dibuat gila karena PTK, tetapi suamiku justru telah tergila-gila dengan PTK.
PTK telah menjadi bagian hidupnya. Dia (suamiku) tidak menganggap menulis PTK adalah beban, tetapi suamiku begitu menikmatinya, kata dan kalimat yang terangkai sepertinya mengalir begitu saja. Sebagian waktu dia untuk keluarga, terpaksa kurelakan untuknya berbagi dengan PTK. Suamiku telah jatuh cinta pada PTK. Aku mencoba memahami semua itu. Perjalanan waktu yang aku jalani dengan suamiku telah membuktikan bahwa PTK memang turut andil dalam karir suamiku. Dulu, suamiku adalah guru di SMP pinggiran kota Purbalingga. Sebagai guru yunior di pinggiran, suamiku hanya sibuk di lingkungan sekolahnya saja, tidak ada kegiatan di luar jam mengajar. Predikat wali kelas idola sekolah pinggiran, mungkin saat itu sudah membanggakan. Mungkin juga, hanya teman-teman sekantornya saja yang tahu, kalau tulisannya rapi, maka tergabunglah dia menjadi penulis ijazah sekolah. Tidak ada prestasi apa pun yang dia miliki di dunia pendidikan.
Setelah kelahiran anakku yang pertama, terbaca gelagat suamiku mulai terusik dengan dunia per-PTK-an. Suamiku jatuh cinta pada pandangan pertama pada pamflet Lomba PTK di papan informasi Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga. Pandangan pertama itu telah menyihir suamiku menjadi sosok yang mulai mencintai PTK. Profesiku guru juga. Namun, aku tidak dapat mencintainya, aku cukup memandangnya dari dekat. Pandangan pertama suamiku tidak meleset, ternyata Lomba Menulis PTK yang diikuti suamiku telah berhasil membawa nama suamiku tercatat di deretan nama-nama sang juara. Marwono, S.Pd. Juara II, sebuah nama dan peringkat tertulis di piagam kejuaraan Lomba Menulis PTK Tingkat Kabupaten Purbalingga Tahun 2008. Walaupun hanya Juara II, sebuah prestasi awal bagi suamiku. Jawaban atas cinta pada pandangan pertama itu telah menggairahkan semangat menulisnya di dunia pendidikan. Nama suamiku mulailah tercatat di agenda kegiatan kedinasan tingkat kabupaten. PTK pertama itulah yang menjembatani suamiku untuk dapat tergabung di Forum Ilmiah Guru (FIG). Di forum inilah suamiku semakin mendalami ilmu bagaimana cara untuk lebih mencintai PTK. Seiring itu, PTK mulai menggila di dunia pendidikan.
Dengan PTK pula, suamiku dapat menembus Juara II Guru Berprestasi Tahun 2010. Lagi-lagi Juara II. Namun, tetap disyukuri oleh aku dan suamiku. Aku tahu bahwa suamiku sangat ingin menorehkan angka I di piagam kejuaraannya. Sebagai istri, aku hanya dapat memotivasinya, bahwa masih ada waktu untuk itu. Dengan PTK, suamiku tembus menjadi finalis Lomba Guru Berprestasi dalam Penulisan PTK tingkat provinsi pada tahun 2012. Pada tahun 2012 juga, PTK berhasil membawa suamiku menjadi finalis LKG (Lomba Keberhasilan Guru) tingkat nasional. Beberapa kali suamiku hanya berhak menyandang predikat finalis untuk lomba PTK. Cintanya pada PTK semakin mengakar di hati dan pikirannya. Semakin besar pula kekuatan pada dirinya untuk membawa PTK-nya ke kancah perlombaan yang lebih bergengsi. Dia tidak hanya menunggu ajang itu, tetapi mencari dan terus berburu ajang sebagai tempat dia membuktikan kegilaannya pada PTK. Pada tahun 2013 cinta terpuncak suamiku pada PTK telah terbukti dengan keberhasilannya menjadi Juara III tingkat nasional Lomba Kreativitas Guru. Untuk kesekiannya kalinya suamiku hanya berhak memiliki urutan ketiga. Terjatuhnya suamiku di beberapa lomba tidak menyurutkan gairahnya untuk tetap menulis PTK. Pada tahun 2015 suamiku mengikuti kegiatan ilmiah Duta Penulisan PTK di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Beberapa ajang bergengsi dunia PTK mulai ia rambah.
Jika sedang dalam proses persiapan lomba atau kegiatan seperti ini, akulah orang yang pertama sebagai teman berbagi kegalauan. Kegalauan sejak persiapan sampai dengan akhir perlombaan. PTK telah membuktikan dapat menambah dompet rezeki untukku. Ini yang aku suka sebagai istri teman berbagi rezeki. Kejuaraan-kejuaraan itulah yang akhirnya mengibarkan bendera nama suamiku di dunia pendidikan. Karena PTK, orang mengenal suamiku. Suamiku benar-benar gila PTK. Saat dimungkinkan sekali untuk menulis sesuatu yang di luar PTK, misalnya dalam Pelatihan Menulis Buku SaGuSaBu ini, suamiku pun memilih tema PTK. Tidak adakah yang lain, selain PTK? Cintanya kepada PTK adalah cinta yang keduanya. Aku mesti merelakan waktu kebersamaan kami untuk rela berbagi untuk cinta keduanya. Suamiku, buatlah aku semakin yakin bahwa semakin engkau mencintai cinta keduamu, semakin cinta pula untuk cinta pertamamu!
Penulis adalah Peserta Pelatihan SaGuSaBu Kabupaten Purbalingga Tahun 2017
SMP Negeri 1 Purbalingga
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
ikhlas untukku, insya Allah surga untukmu