cerpen

#Tagur hari ke -317

Temanku sensei Kiki ,guru bahasa Jepang pagi ini di sekolah curhat padaku sambil terisak sedih.

" Uni...Aku terjun bebas, hiks"

Aku kaget,kok bisa Kiki yang rajin menulis tulisan tiap hari d Gurusiana mengalami terjun bebas?

“Serius Ki? Kok bisa, bukannya kamu biasanya paling lambat di sore hari udah nyetor tulisan?” tanyaku heran.

Kiki menjawab dengan memelas,” Serius uni, tadi malam aku capek banget, ketiduran, jam 2 baru bangun, ya, jatuh deh dari ketinggian 300” Lalu Kiki menjelaskan beberapa hari ini dia sibuk membuat best practice untuk diikutkan lomba dalam rangka hari Guru.

Kasian juga ya, Kiki . Ini sudah terjun bebasnya yang ke-tiga loh, bisa hatrick gitu ya?

“Uni, jangan diam aja, hibur aku dong ni, aku sedih banget niih” rengek Kiki seperti anak kecil minta es krim.Mau ketawa,tapi takut dosa.

“Ya udah Kiki, sabar aja ya, qadarulah, sudah takdirnya gitu. Mungkin di lain hal Kiki dapat sesuatu yang lebih berharga”, kata-kata itu yang bisa kuucapkan untuk menghiburnya.

“Aamiin uni, doakan ya ni, moga-moga lomba best practice antar guru sekota Padang bisa lolos aku ni, jadi bisa terbayar kesedihanku”

“Aamiin, mudah-mudahan Kiki menang ya,” hiburku.

Dia senyum tapi cuma sebentar, lalu merengek lagi, “Masih sedih ni, hibur dong lagi”

Ya, pasti sedih ya, apa yang harus kulakukan untuk menghibur Kiki, temanku sesama guru di sekolah dan dia juga aktif menulis di facebook dan gurusiana. Mudah-mudahan aku tidak mengalami terjun bebas. Ketinggianku sekarang sudah 317 hari loh. Harus kepertahankan sampai mencapai hari ke -365, Karena aku tahu terjun bebas itu pasti menyakitkan. Yang sabar ya Kiki temanku sayang.

FD, Padang, 19 November 2021