Benarkah Rezki Tertukar?

. Peristiwa hujan dimaknai berbeda oleh setiap orang. Bagi Bang Bentar hujan yang terjadi pagi ini merupakan pertanda tanamannya akan tumbuh subur dan beberapa waktu lagi tentulah akan datang hasil panen yang melimpah. Biaya sekolah anak, biaya makan, rekening listrik dan pulsa bisa tertutupi nantinya. Syukur-syukur bisa nabung untuk sekolah anak nantinya. Tapi, kalau hujan tak kunjung reda gimana bisa dia sampai ke sawah dalam suasana dingin ini. Bisa flu, influensa, atau batuk nantinya. Berbagai hayalan sempat singgah bergelayutan di benaknya yang dari tadi duduk di kursi rotan teras rumahnya.

Lain lagi bagi Bang Gerutu penjual bakso tusuk yang sampai kini belum bisa jalan karena hujan tak juga reda. Mau jalan khawatir dagangannya tak kan diminati. Gak jalan lebih gawat lagi, anak istrinya mau makan apa hari ini. Sial…mengapa hidup ini begitu rumit ya? Dia terus saja menggerutu dan tak jarang menyalahkan nasib dan katakan Tuhan tak adil. Pandangannya tak lepas dari luar jendela rumahnya menunggu waktunya hujan reda sambil menghirup sisa kopi di cangkirnya.

Di jalanan sana terlihat seorang yang memakai jas hujan sambil mendorong gerobak yang berisi es cendol dagangannya. Langkahnya begitu semangat. Tak dipedulikannya hujan yang turun membahasi gerobaknya dan sesekali membelai wajahnya dan terus saja dia berjalan menelusuri lorong-lorong perkampungam. Jam menunjukkan pukul 14.00 siang. Hujanpun reda dan mentari mulai bersinar dengan cerahnya. Gerobak Bang Syukur mulai dihampiri, tak putus-putusnya orang membeli dagangannya. Alhamdulillah, berkat yakin dan do’a yang selalu dimohonkannya kepada Yang Maha Pengasih di sepanjang perjalanan akhirnya dagangannya habis. Dengan rasa syukur dia pulang menemui anak istrinya dengan wajah berseri-seri.

Sarilamak, 14 Juli 2020