FITRIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Gowes di Lambah Harau (Tantangan 15)

Gowes di Lambah Harau (Tantangan 15)

Perjalanan menuju Lembah Harau dengan bersepeda kunikmati dengan sangat baik. Ingin pagi ini kutemukan suatu pengalaman yang tak mungkin aku lewati. Walaupun sedikit melelahkan mungkin, tapi tetap kukayuh sepeda dengan harapan akan ditemukan kenyamanan.

Mentari di ufuk Timur baru saja baru saja menampakkan sinarnya disaat menelusuri jalan yang sudah menuju lembah Harau. Harus dipercepat lagi agar setiap keindahan yang asri tetap bisa dinikmati.

Hanya ada beberapa orang saja di sepanjang jalan yang kutemukan dan tanpa kupikirkan tujuan mereka kemana dan untuk apa. Niatku akan kupetik satu persatu setiap pengalaman yang kunikmati dengan mataku.

Hamparan sawah yang dikelilingi oleh tebing-tebing terjal. Kemanapun perjalanan di tempat wisata lain tak pernah kutemukan keindahan alam yang seunik ini. Seakan berada di tengah butiran goresan illahi yang tak kan pernah kulupakan.

Di ujung jalan yang ditapaki tergores setetes kalam bagi penghuni alam ini. Diniding-dinding terjal terpancang pasak bumi berdiri begitu kokohnya.

Perlahan kulepas pandangan jauh ke hijaunya pepohonan, banyak dan sangat banyak. Memanjakan mata dan pikiran, hingga sirna semua kelelahan  yang menumpuk di benak ini. “Subhanallah…!” bathinku.

Sepeda kembali ku kayuh seakan tak ingin melewatkan sedikitkun pemandangan yang menakjubkan itu. Kembali kucoba putar pandangan di tengan lembah sunyi ini. Terdengar gemercik air terjun tak putus-putusnya. Lagi…dan lagi…

Sejenak anganku melayang. Terlihat diantara tetesan air berdiri dengan anggunnya seorang putri jelita. Terurai rambutnya nan panjang sesekali ditiup angin aduhai cantiknya

Selangkah seakan dia menghampiri. Senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya yang mungil. Itukah Putri Sari Banilai yang diceritakan dalam buku yang pernah kubaca. Kisah dimana kisah kasih Sari Banilai yang tidak kesampaian karena orang tua. Carita ini menjadi legenda di Lambah Harau ini.

Hayalanku dibuyarkan oleh bocah penjual kue dan minuman. Sekedarnya pilih dan cicipi makanannya. “Semoga dimurahkan rezeki ibu” do’a anak itu setelah kutolak uang receh kembalian jajanan itu. Walau hanya recehan semoga membawa berkah.

Kembali mata kumanjakan dengan hamparan persawahan yang dikelilingi tebing terjal itu. Beberapa tahun yang lalu aku hanya temukan di ancol jakarta. Tapi hari ini semua sudah disuguhkan di sini. Berbagai sarana permainan anak-anak. Belum seberapa memang yang memanfaatkannya karena masih pagi. Saya berfikir beberapa waktu lagi akan dipenuhi pengunjung. Benar sekali, satu persatu bus dan mobil pribadi mulai memasuki areal ini.

Balon udara, sepeda gantung, kampung Eropa dan berbagai wahana lainnya siap menyambut pengunjung yang diperkiraan hari ini membludak karena hari ini Minggu dan suasana libur pula. Rasanya tak berlebihan kalau pemerintah memperkenalkan ikon wisata ini dengan nama Harau Mendunia.

Matahari mulai naik sepenggalahan, akhirnya kukayuh lagi sepedaku. Walaupun belum puas rasanya menikmati Lambah Harau, mudah-mudahan goresan ini membuat hati selau bersyukur dan mengagumi kebesaran Ilahi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren banget bunda salam sukses dan salam literasi

24 Jul
Balas

Tq motivasinya bunda habibah, semoga sukses selalu

25 Jul
Balas



search

New Post