Khawatir

“Perasaan khawatir menghadapi tahun ajaran baru di masa new normal?.” Wajar dong, apakah itu datangnya dari orang tua, guru, pemerhati pendidikan, bahkan dari murid sendiri. Itu manusiawi. Pendidik khawatir akan kembali berkembangnya wabah di sekolahnya. Orang tua khawatir melepaskan anaknya ke sekolah lagi,”Jangan-jangan anakku tertular nanti, jangan-jangan….” Pemerhati pendidikan khawatir jika akhirnya pandemi ini mewabah lagi di daerahnya.

Namun bila kita analisa lagi, pengambil kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah tidak akan gegabah memutuskan apakah sekolah akan dibuka lagi atau tidak menyusul telah dekatnya tahun ajaran baru ini yaitu tanggal 13 Juli 2020. Perlu penghitungan yang matang dan merujuk pada keputusan bersama empat menteri (Menteri Pendidikan, Menteri kesehatan, Menteri agama, dan Menteri dalam negeri). Tentunya dengan benar-benar telah memastikan bahwa daerahnya sudah berada di zona hijau.

Jadi kalau demikian tugas kita pihak sekolah adalah mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan protokol kesehatan jika sekolah benar akan dibuka lagi. Pastikan segala sarana kesehatan telah dilengkapi di sekolah sebelum tanggal 13 Juli nanti. Lingkungan sekolah bersih, toilet bersih, tersedianya tempat cuci tangan di setiap ruangan dan di titik-titik tertentu dilengkapi dengan sabun cuci tangan dan tisyu, hand sanitizer, mengatur tempat duduk siswa di kelas agar nantinya bisa menerapkan physical distancing, penyemprotan lingkungan sekolah dengan cairan disinfektan secara berkala, sekolah dengan sistem sift atau bergantian dan yang tak kalah pentingnya tersedianya SOP dan disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan wali murid. Dengan demikian tentunya kita berdo’a semoga pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah akan berjalan lancar dan baik-baik saja.

Sarilamak, 5 Juli 2020