Di saat ini yang kata orang zaman milenial, membawa perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Termasuk pandangan orang tua terhadap pendidikan anaknya. Hal ini juga berdampak pada sikap orang tua pada pemilihan sekolah Taman Kanak-kanak untuk anaknya, orang tua sekarang ini lebih memilih sekolah yang mahal, yang kegiatan ekstrakurikuler nya banyak. Bahkan tidak cukup itu saja, masih ada tambahan les membaca, iqro’, jarimatika sepulang sekolah.

Hal ini dilakukan orang tua, agar anaknya nanti bisa masuk ke sekolah dasar yang favorit. Karena untuk bisa sekolah di sekolah yang favorit, calon siswa harus bisa membaca dan menulis. Demi mewujudkan keinginan itu, orang tua rela menghabiskan waktu dan biaya, karena tidak dipungkiri untuk mendapatkan semua keinginan itu tidaklah gratis.

Bak gayung bersambut, pihak sekolah pun menyambut keinginan orang tua, sekolah bersedia menyediakan semua fasilitas. Mulai dari menyediakan sarapan bergizi, bis sekolah untuk antar jemput anak, kegiatan ekstrakurikuler untuk anak-anak asalkan orang tua bersedia membayar iuran nya setiap bulan.

Sepulang sekolah, para guru pun meluangkan waktu untuk memberikan les membaca, les jarimatika dan iqro’ kepada siswa. Hal ini dilakukan sekolah untuk mempertahankan eksistensi sekolahnya agar tidak ditinggalkan peminatnya. Sementara sekolah yang tidak mengikuti perubahan itu, otomatis tidak akan dilirik oleh orang tua.

Karena memang itu lah realitanya, orang tua menganggap bagus tidaknya suatu sekolah taman kanak-kanak dilihat dari out-put nya. Apabila anaknya pandai membaca, menulis, maka orang tua akan senang dan memberikan pujian kepada sekolah tersebut.

Apakah pemikiran seperti ini benar atau tidak. Tapi itulah kenyataannya. Bahkan orang tua yang memiliki pengetahuan dibidang pendidikan, yang jelas-jelas paham bahwa kurikulum di TK belumlah se komplit itu tidak bisa berbuat banyak. Justru cenderung mengikutinya.