FITRIA DEWI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sang penyemangat Ina

Sang penyemangat Ina

Hari ini adalah hari yang sangat dinanti para siswa. Hari ini akan diumumkan para juara kelas dilapangan sekolah. Ina menanti dengan perasaan gusar, cemas dan takut. Betapa tidak. Bukan hanya siswa saja yang menanti tetapi juga para wali murid. Hari itu wali Ina yang datang adalah Bapaknya. Dia sangat takut jika membuat malu dan kecewa orangtua nya. Orang tua Ina sangat membanggakan Ina didepan orang lain. Juara kelas Xa selesai diumumkan. hati Ina semakin gusar. Pembawa acara berlanjut ke pengumuman juara kelas Xb. Ina mendengar dengan seksama dan detak jantung Ina semakin kencang.

"Selanjutnya, juara kelas Xb. Juara ketiga jatuh kepada Ina Lestari".

Suara itu seperti petir disiang bolong bagi Ina. Ia sangat kecewa. Betapa tidak, semester lalu Ina juara 1 dikelasnya. Memang tidak mudah mempertahankan predikat itu. Dilihatnya diam-diam reaksi Bapaknya. Ina sangat takut. Dia sudah tidak fokus dan semangat lagi mendengar juara-juara kelas berikutnya. Setiap juara kelas maju kedepan untuk menerima hadiah. Ina maju tanpa semangat.

Akhirnya, usai sudah pengumuman juara kelas dan penyerahan hadiah. Ina belum berani nenemui Bapaknya. Berikutnya setiap wali murid masuk kekelas untuk menerima rapor anak-anak mereka. Ina tidak mau melihat kekelas. Dia hanya menunggu agak jauh dari kelas bersama sahabatnya yang juga tahu bagaimana perasaan Ina saat itu.

Penyerahan rapor pun selesai. Semua wali murid keluar kelas. Ina mrmberanikan diri menemui Bapaknya walaupun dengan rasa tak karuan. Bapak Ina tersenyum dan merangkul bahu Ina sambil memberi semangat. Sikap Bapaknya itu semakin membuat Ina menyesal. Dia tahu sebenarnya Bapaknya kecewa. Dalam hatinya dia berjanji tidak akan membuat kecewa orangtuanya lagi. Sampai didepan gerbang sekolah. Bapak Ina berkata, "Ayok kita makan bakso kesukaan Ina dulu sebelum pulang". Mata Ina makin berkaca-kaca. Dia sangat terharu dengan sikap Bapaknya itu. Bukannya menampakkan sikap kecewa atau marah. Tapi justru memberi semangat dan menghibur Ina. Sikap Bapaknya yang seperti itulah yang selalu membuat Ina ingin membuat bangga orangtuanya dan sangat menyesal jika harus membuat kecewa.

Awalnya Ina mengira akan langsung pulang setelah penyerahan rapor. Tapi, ternyata dia malah diajak makan bakso kesukaannya. Pada akhirnya Ina bisa pulang dengan perasaan lega namun dengan tekad yang semakin kuat untuk membuat senang dan bangga orangtua kedepannya. Dia berjanji dalam hati untuk tidak membuat kecewa orangtuanya lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post