Fitri Afrina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Memulai kehidupan baru

Malam berganti begitu cepat dirasakan oleh ayah dan ibu Maira. Belum sempat sang surya menyembulkan diri di ufuk timur ayah dan ibu sudah berkemas untuk segera membangun sebuah gubuk kecil untuk selanjutnya mereka akan ditinggal di tempat ini. Mereka memilih untuk memulai hidup yang baru dan jauh dari keluarga, karena yang terpenting saat ini adalah mereka mampu membesarkan kedua buah hati mereka. Beberapa bulan telah berlalu, perkebunan yang dulunya berisi dengan pohon-pohon besar sekarang sudah ditebang dan akan diganti dengan tanaman kopi. Ya di daerah ini pada umumnya warga yang membuka perkebunan tidaklah banyak, bisa dikatakan tempat ini jauh dari pemukiman penduduk dan tidak ada akses kendaraan ke daerah ini. Tanaman kopi yang baru ditanam dirawat dengan baik. Selain itu mereka juga menanam berbagai sayur-sayuran di sekeliling bubuk yang sudah dibangun tersebut. Pemukiman penduduk yang jauh membuat hasil kebun yang sudah dipanen harus diantar ke ke tempat yang cukup jauh, di mana nantinya akan langsung dijual kepada tengkulak di pasar. Ketika akan menghantarkan hasil panen Ayah atau Ibu Maira hanya bisa pergi sendiri, karena jika mereka berdua pergi itu akan menambah waktu perjalanan karena mereka harus membawa Maira dan juga Chandra. Dengan usia anak-anak mereka yang masih kecil dan juga. Maira baru bisa berjalan maka mereka lebih memilih untuk salah satu saja yang pergi ke pasar menjual hasil panen. Uang hasil panen nanti akan dibelikan dengan bahan pokok dan dibawa lagi ke perkebunan. Ayah atau Ibu Mahira sengaja berbelanja lebih banyak karena jarak tempuh yang sangat jauh jika suatu saat mereka kehabisan bahan makanan.

Hari berganti, kehidupan baru mereka yang dijalani kian sederhana. Daerah yang jauh dari pemukiman warga, membuat Maira hanya berteman dengan kakaknya saja. Hari itu ibunya tengah membersihkan sekeliling tumbuhan kopi. Tiba-tiba saja sang kakak berteriak dengan sangat keras. Ibu begitu kaget karena jarak ibu dan mereka tidak terlalu dekat. Mendengar teriakan itu Ibu berlari menuju ke arah suara teriakan sang anak, betapa kagetnya sang Ibu ketika sampai di sana. Dilihatnya Maira tidak ada di dekat kakaknya, Ibu begitu panik ke mana anak perempuannya itu. Lalu ia bertanya kepada Chandra di mana adiknya. Sambil menangis tersedu-sedu Candra menceritakan adiknya terjatuh di samping gubuk yang ada lereng perbukitan, mereka langsung berlari menuju tempat tersebut. Benar saja sesampai di sana ternyata Maira sudah ada di bawah lereng dengan keadaan yang berlumuran tanah.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post