Fitria Gustina

Mengajar di SMAN 69 Jakarta sejak 2002 mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi, Berasal dari Solok Sumatera Barat....

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU BUKAN CITA-CITAKU TAPI AKU BANGGA MENJADI GURU
LOMBA MENULIS

GURU BUKAN CITA-CITAKU TAPI AKU BANGGA MENJADI GURU

GURU BUKAN CITA-CITAKU TAPI AKU BANGGA MENJADI GURU

Aku dilahirkan bukan dari keturunan dari seorang guru atau pendidik. Kakekku seorang saudagar cengkeh dan jaya dimasanya, sedangkan nenekku hanya ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anaknya. Dan bapakku juga seorang pedagang pengencer minyak tanah yang menyalurkan dari warung kewarung di beberapa daerah. Ibuku juga tidak jauh beda dengan nenekku hanya sebagai ibu rumah tangga dan ditambah dengan kesibukan mengurus sawah dan ladang.

Sedari kecil aku hidup normal seperti anak-anak seumuranku yang waktunya banyak dihabiskan untuk sekolah, bermain, dan mengaji dikala sore hari di mushola terdekat. Tidak ada sama sekali keinginanku menjadi seorang guru, cita-citaku diwaktu kecil adalah menjadi seorang pegawai kantoran. Semua perjalanan sekolah aku lalui dengan lancar tanpa ada kendala dan hambatan sedikitpun. Sampai akhirnya dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada didaerahku. Aku lulusan dari SMA Negeri Gunung Talang (Guntal), yang sekarang sudah berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Gunung Talang.

Karena cita-citaku dari kecil menjadi seorang pekerja kantoran, setamat SMA aku melanjutkan kuliah di jurusan manajemen. Sebenarnya timbul keinginan untuk tidak melanjutkan kuliah dan ingin langsung bekerja. Tetapi bapakku sangat berkeinginan agar aku melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di Universitas yang ada di Kabupaten didaerahku. Karena belum ada saudara perempuanku yang melanjutkan sekolah sampai ke Perguruan Tinggi. Masa kuliah aku jalani dengan segala suka dan dukanya demi mewujudkan keinginan bapak. Pada saat Kuliah Kerja Nyata didaerah agak terpencil aku harus kehilangan sosok bapak yang baik dan sayang dengan keluarganya.

Acara wisudaku tanpa dihadiri oleh bapak dan hanya ibu serta adikku satu-satunya yang mendampingi hari bahagia yang ditunggu-tunggu. Selama 4 tahun setelah tamat kuliah berusaha mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang aku miliki. Akhirnya Tuhan berkehendak lain aku dipertemukan dengan jodohku, dan membawa rejeki tersendiri bagiku. Jodohku seorang guru SMA Negeri di daerah Kepulauan Seribu, dan aku dikasih saran oleh suamiku dari pada menganggur lebih baik mencoba mendaftar menjadi seorang guru di sekolah tempat suamiku mengajar. Saran tersebut aku terima dan jadilah aku sebagai seorang tenaga guru honorer disekolah tersebut dengan mata pelajaran yang diampu yaitu ekonomi dan akuntansi.. Sambil mengajar aku mengambil Akta mengajar melalui pembelajaran jarak jauh di Universitas Terbuka (UT). Akta mengajar dapat aku selesaikan selama dua tahun dan Alhamdulillah juga dapat bea siswa dari Sudindik Kepulauan Seribu.

Profesi sebagai guru berjalan dengan lancar walaupun awalnya sampai keringat dingin waktu pertama sekali mulai mengajar dikelas. Karena memang tidak ada sama sekali keahlian atau kemampuan untuk mengajar. aku berprinsip harus bisa dan mau belajar untuk bisa akhirnya semua berjalan lancar. Sampai akhirnya diangkat menjadi seorang Aparatur Sipil Negara, setelah sebelumnya menjalani sebagai tenaga kerja kontrak.. Selama mengajar pernah mengalami kejadian dikirim surat oleh peserta didik yang menyatakan perasaan suka dan banyak kejadian-kejadian lucu dan mengharukan selama mengajar. Sehari-hari bukan hanya sebagai guru yang memberikan ilmu dikelas, tapi juga sebagai tempat bagi para siswa/siswi untuk meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya. Tidak sedikit yang datang dengan berbagai permasalahan yang mereka hadapi, masalah muda-mudi, masalah belajar, bahkan masalah keluarga juga ada yang dating minta pendapat dan saran.

SMA Negeri 69 Jakarta terletak di daerah Kepulauan Seribu yang untuk mencapai sekolah harus menempuh dua setengah jam perjalanan laut dengan naik kapal tradisonal. Itupun dikala cuaca bagus, tetapi kalau cuaca sedang tidak bersahabat bisa sore sampai ketujuan. Kapal harus mampir dipulau-pulau terdekat jika terjadi ombak besar ditengah laut, bahkan pernah harus menginap dipulau tempat persingahan tersebut. Ada juga kapal yang berani menerjang ombak dengan resiko para penumpang terbanting-bantingn diatas kapal, berteriak-teriak dan bahkan sampai menangis karena ketakutan. Itulah perjalan yang harus aku tempuh, tetapi seiring perjalanan waktu semuanya sudah menjadi biasa walaupun masih ada rasa takut.

Mengajar didaerah Kepulauan dengan didaerah daratan sangatlah berbeda, karena keduanyanya mempunyai kultur dan kebiasaan yang juga berbeda. Selama 17 Tahun mengajar di daerah yang jauh diseberang lautan banyak suka duka yang telah aku alami. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan jaman, kondisi dan situasi siswa yang dulu dengan yang sekarang sangat jauh berbeda. Perkembangan teknologi dan media social sangat mempengaruhi kemampuan dan prilaku siswa. Siswa yang bisa memanfaatkan teknologi kearah yang positif menghasilkan para siswa yang berprestasi dan berinovasi. Sebaliknya siswa yang tidak bisa menangkap peluang dari perkembangan teknologi dan media social, mengakibatkan siswa menjadi orang yang tidak bertanggung jawab dan egois. Peran guru, orang tua dan masyarakatlah untuk mengarahkan para siswa tersebut kearah yang lebih baik agar masa depannya menjadi bagus dan sukses.

Walaupun bukan cita-citaku dari kecil sebagai seorang guru dan pada dasarnya aku adalah seorang wanita yang sangat pendiam dan pemalu, tetapi dengan perjalanan waktu mengakibatkan ada rasa bangga menjadi seorang guru. Banyak siswa yang telah berhasil dan sukses serta bisa membanggakan orang tuanya. Ada yang sudah menjadi Lurah, ASN, Guru, Pekerja kesehatan dan banyak pekerjaan lain walaupun diswasta tetapi telah bisa membantu dan membanggakan orang tuanya. Kalau dulu yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hanya sedikit tapi sekarang sudah lumayan banyak. Hal tersebut terbantu juga dengan adanya program KJMU yang diberikan oleh pemerintah guna meringankan beban orang tua yang anaknya kuliah di perguruan tinggi negeri.

Siapa saja bisa jadi guru asalkan mau belajar dan selalu bekerja dengan penuh tanggung jawab. Karena guru merupakan profesi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa dan Negara. Nasib generasi muda ada ditangan seorang guru, jika guru mendidik dan membina dengan baik maka akan menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berkarakter. Aku bangga menjadi seorang guru, semoga para siswaku bisa menjadi orang sukses baik didunia maupun diakhirat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren salam LiterasiGuru sebuah profesi yang menjanjikan. Baik di dunia maupun di akhirat kelak. Itu apabila kita melaksanakan tugas dengan tulus ikhlas dan semata-mata karena Allah. Salam sehat selalu dan salam Literasi

10 Nov
Balas

Sukses selalu, Bu...

10 Nov
Balas

Semangat Cik gu ...

10 Nov
Balas

Mantap Diajengku...Guru adalah tugas yang mulia.Kisahnya mirip dengan saya say...Salam literasi sukses selalu.

09 Nov
Balas

Tulisan yang keren dan menginspirasi Bunda. Semoga sehat dan sukses selalu

10 Nov
Balas



search

New Post