Nafas

Aku memulai perjalanan tulisan ini dengan kata nafas.. sesuatu yang selalu melekat pada jiwa yang hidup namun terkadang terabaikan dalam ucapan syukur.

Saat membuka mata hal pertama yang kunikmati adalah nafas, aku sadar masih berpijak dibumi karena nafas ini masih menemaniku membuka mata dan siap menatap lalu melangkahkan kaki mengintari dunia.

Nafas... mungkin terdengar sederhana tapi hakikatnya dia adalah sumber dari kehidupan, siklus kehidupanku diawali dan akan diakhiri oleh nafas ini.. sesungguhnya nafaslah bukti keberadaanku di dunia.

Aku terkadang lelah oleh penantnya rutinitas hingga nafas ini ku hela dengan keluhan bukan ucapan syukur.. tiba-tiba kuluangkan waktu tuk berpikir sederhana ahh betapa aku telah menyia-nyiakan nikmat besar Tuhan dengan segala keluhanku bukankah selama ia masih bersamaku harapan dan segala keadaan masih bisa terjadi. Bukankah kemungkinan yang kuanggap mustahil akan berbalik mendekatiku jika tarikan nafas ini kugunakan dengan sikap yang optimis.

Tuhan...

Maafkan aku, kadang aku melupakan nikmat besarmu ini karena terlalu focus pada kehidupan yang semu..

Tuhan berikan aku kemampuan menjadikan nafas ini berarti untuk mengejar ridhomu di dunia untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki bukan hanya untukku namun untuk orang-orang yang ada disekitarku

Rangkaian doa itu berucap seiring tarikan nafasku, dan aku merasakan ketenangan, kepenatan itu sirna, hanya karena sebuah kesyukuran sederhana yaitu keberadaan nafas yang masih bersamaku sampai hari ini.