Fitri Anora

Fitri Anora, S.Pd SDN 14 Muara Panas kec Bukit Sundi Kab Solok Menulis itu mengukir sejarah...

Selengkapnya
Navigasi Web
(106) Pemburu Tanda Tangan

(106) Pemburu Tanda Tangan

Pemburu Tanda Tangan

Oleh: Fitri Anora

Yang diburu tanda tangannya itu, lazimnya adalah selebritis. Siapa yang ketemu orang terkenal, misalnya artis, biasanya suka minta tanda tangan. Kalau berhasil mendapatkannya, wah...rasanya senang dan bangga.

Di bulan Ramadhan ini, setiap malamnya juga terlihat fenomena orang-orang yang memburu tanda tangan. Siapa mereka? Pemburu tanda tangan itu adalah anak-anak sekolah yang mendapat tugas dari guru mengisi agenda Ramadhan.

Dalam buku itu, terdapat catatan tentang ibadah yang dilakukan selama bulan puasa. Diberi tanda centang bila dikerjakan dan diparaf oleh orang tua dan guru.

Selain itu, mereka juga diharuskan mencatat sari tausiyah Ramadhan setiap malamnya.

Apa saja yang dicatat? Tempat dimana melaksanakan Shalat Tarawih, hari dan tanggalnya, siapa yang memberi ceramah atau wirid, serta inti isi ceramahnya.

Tujuan kegiatan ini jelas baik. Membiasakan anak untuk mengikuti ibadah Shalat Tarawih dan sekaligus menyimak wirid Ramadhan malam itu.

Pada awalnya, mereka datang ke Masjid mungkin karena memenuhi tugas sekolah. Namun, dari sanalah terbentuk kebiasaan yang baik untuk shalat di masjid. Catatan-catatan yang mereka tulis akan mengantar pada pemahaman bermacam hal dalam agama.

Seperti malam ini, ustadz Tajudin yang berceramah di Masjid Jami' Galagah menyampaikan tausiyah tentang neraka. Bahwa ada bermacam-macam neraka seperti, neraka jahanam, neraka jahim, neraka hawiyah, neraka huthomah, neraka Syakor, neraka Syair, neraka Lazho dan neraka well.

Agar tidak terjerumus ke dalam neraka tersebut (yang apinya luar biasa panas, melebihi api di dunia) maka manusia harus beramal. Ustadz menyebut bahwa perbuatan kita, baik atau buruk, sekecil apa pun pasti kelak akan mendapat balasan.

Salah satu amalan yang dapat membentengi kita dari api neraka adalah sedekah. Maka rajinlah bersedekah, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Andai ada sepuluh poin inti ceramah yang dicatat, agak satu atau dua akan menyangkut dalam hati dan ingatan. Ini akan jadi pemahaman yang mengental dalam diri. Kalau tiga puluh malam ikut mencatat, bayangkan berapa ilmu agama yang didapat yang pasti akan mempertebal iman.

Usai Shalat Tarawih, pencatat ceramah ini akan meminta tanda tangan ustadz yang berceramah, sebagai bukti mereka benar hadir di masjid dan mencatat wirid. Ustadz dengan senang hati membubuhkan tanda tangan di buku para pemburu tanda tangan tersebut.

Beruntunglah anak-anak yang patuh melaksanakan tugas ini. Kelak mereka juga yang akan memetik hasilnya. ***

MP, 16 April 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi!

16 Apr
Balas

Terima kasih Pak Dede. Alhamdulillah. Salam literasi

16 Apr



search

New Post