Ramadan Remaja Desa

Remaja desaku itu tidak berubah. Dari dulu sampai kini masih seperti itu. Yang dimaksud di sini tentang mereka dan Ramadan.

Sudah jadi kebiasaan, remaja desaku selalu menyambut Ramadan dengan caranya. Beberapa hari sebelum Ramadan masuk, mereka terlihat meminta sumbangan di jalan desa. Sumbangan itu untuk acara menyambut Ramadan yang disebut dengan acara balimau. Sebuah tradisi kampungku dalam menyambut bulan suci.

Acara diadakan sehari sebelum puasa masuk. Hari itu ada keramaian. Panjat pinang dan lainnya. Ada si buntu juga. Semacam badut ala desa, dengan pakaian dari daun pisang kering menutupi seluruh tubuhnya mulai dari kepala sampai kaki. Ada masyarakat yang bersedekah limau, yaitu air harum dari rempah-rempah. Air itu dibagikan kepada warga, diusapkan ke rambut. Maksudnya kita suci, berharuman menyambut puasa. Malamnya tarwih dimulai. Anak-anak, remaja, dewasa dan tua terlihat ramai memenuhi masjid.

Bila Ramadan sudah separuh, remaja menggelar kegiatan MTQ. Mushalla dan Masjid mengatur jadwalnya masing-masing yang dikelola oleh remaja. Sumbangan diminta baik di jalan maupun melalui surat yang dilayangkan kepada donatur meminta sumbangan hadiah atau uang.

Pada malam yang telah ditentukan, MTQ berlangsung dengan meriah. Yang menang atau juara mendapat hadiah. Ada piala, uang, sajadah, jilbab mukena dan lain-lain. Itu semua sumbangan dari para penderma. Kegiatan itu berlangsung setiap tahun dan telah menjadi agenda tahunan remaja.***

MP, 30 April 2022