Fitrianti Wulandari S.Pd, M.Pd

hanyalah seorang Ibu, seorang istri, Dan seorang Pendidik yang ingin saling berbagi ilmu dengan siapa saja melalui tulisan....

Selengkapnya
Navigasi Web

Cara Menyikapi Anak yang Sedang Tantrum

Oleh: Fitrianti Wulandari

Haii mom.. Pasti gemes banget kalo anak suka mulai nangis meronta-ronta ketika apa yang dia inginkan tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan apa yang dimau. Hal ini sering terjadi pada anak usia 1-3 tahun yang notabane usia mereka adalah usia tantrum.

Tantrum terjadi ketika anak ingin sesuatu tapi belum mengerti bagaimana cara mengungkapkannya dengan baik. Atau ketika anak menginginkan sesuatu tapi tak dikabulkan keinginannya.

Contohnya Ketika anak lagi asik main tapi tiba-tiba nangis entah karena mainan yang dicari tidak ada, atau ketika maianan anak sudah banyak tapu waktu diajak ke pusat perbelanjaan selalu menginginkan mainan yang sama. Jika tak dituruti akan nangis. Stay calm mom.. Tidak perlu panik. Karena kepanikan mommy akan membuat si kecil semakin rewel.

Jika anak sedang tantrum, sebaiknya mommy melakukan hal ini:

1. Jangan Panik.. Tetap stay calm. Karena kepanikan hanya akan membuat anak semakin rewel.

2. Biarkan anak menangis. Jangan di hiraukan. Karena menasehati anak menangis saat sedang tantrum adalah hal yang sia-sia. Apa yang kita omongkan tidak akan bisa diterima olehnya ketika anak sedang menangis. Menangis juga bukanlah suatu hal yang buruk. Justru akan membuat emosi anak lega. Karena dengan menangis, emosi anak tersalurkan. Justru bahaya ketika kita sering menghambat anak untuk menangis. Karena emosinya akan terpendam dan bisa merusak psikis nya..

3. Ketika kita membiarkan anak menangis, kita harus menempatkan anak di tempat yang aman. (yang tidak ada barang atau benda berbahaya disekitarnya) .

4. Jika sudah mulai tenang, bertanya lah pada anak "sudah selesai nangisnya?" kalau anak masih menangis berarti belum tenang. Biarkan dia menangis dulu. Tetapi ketika sudah mulai tenang lanjutkan pembicaraannya "sekarang gantian mommy yang ngomong ya sama adek"

5. Menasehati bahwa dia sudah besar. Bukan bayi lagi. Kalo ingin sesuatu harus bilang karena sudah bisa ngomong. Kalau memang bicaranya anak belum lancar, suruh anak untuk menunjuk hal yang diinginkan. Jika memang yang diinginkan bukan hal yang baik, bicaralah kalau hal tersebut tidak baik dan tidak boleh dilakukan.

6. Anak akan lebih menerima dan mengerti nasehat kita ketika kondisinya sudah tenang.

Menuruti segala keinginan anak bukanlah suatu hal yang baik. Tidak selamanya kita terus mendampingi anak. Bukan kah kita sebagai orang tua ingin agar anak kita mandiri dan kuat menghadapi kehidupan yang keras ini?

Mungkin saat ini kita bisa memenuhi segala keinginan anak kita. Tapi saat dia tumbuh dewasa, apakah dunia imi sanggup memenuhi segala kebutuhannya kalau dia tidak pernah kita ajari?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post