Fitria Nur R

Kepala Sekolah SMP IT AL HANIF Cianjur...

Selengkapnya
Navigasi Web
JAHE Penawar Pergaulan Bebas

JAHE Penawar Pergaulan Bebas

#LombaFebruari2023

JAHE Penawar Pergaulan Bebas

Sebagai seorang kepala sekolah dan juga pengasuh di sebuah pondok pesantren, berat rasanya menyaksikan fenomena yang terjadi saat ini. Kebebasan semakin nyata, rasa malu semakin hilang, rasa bersalah tak lagi tampak di pelupuk mata. Mereka yang dibesarkan dengan kecanggihan teknologi memberikan dampak positif dan negatif di dalamnya. Bak dua sisi mata uang, kedua dampak itu tidak bisa dipisahkan. Satu sisi, digitalisasi berikan kemudahan dan percepatan yang hakiki. Sisi lain, teknologi dan digitalisasi hadirkan keresahan.

Sebagai orangtua yang bijak, guru yang berpihak kepada murid, maka elok kiranya berfikir fleksibel namun humble. Jika dalam bahasa sunda ada kata ‘leuleus liat’ (elastis) maka, pun demikian selaku pendidik hendaknya memiliki mental itu. Masuk ke dalam dunia mereka untuk menyelami lebih dalam perasaan yang mereka miliki dan harapan yang mereka inginkan. Penyimpangan dan pergaulan bebas bisa diobati dan dikikis dengan strategi JAHE.

Jika dilihat dari filosofisnya, maka jahe tidak memiliki bunga yang tumbuh dan tidak memperlihatkan kehebatan serta keindahannya, bahkan menjual pesonanya. Jahe hanya bermain di bawah tanah, tapi manfaat dan intisarinya bisa dirasakan untuk tubuh. Kita tidak perlu saling berlomba atau klaim paling kuat atau keren, namun yang utama adalah semua sadar dan bisa melihat potensi apa yang dimiliki, sehingga bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. Maka selaku pendidik hendaknya melakukan sesuatu yang berdampak dan terasa bagi murid walaupun pergerakan kita tak terlihat kasat mata. Bukan hanya pendidikan dan pengajaran semata, membersamai tumbuh kembang generasi muda adalah panggilan jiwa untuk belajar berproses bersama.

Dilihat dari sisi akronim, maka strategi JAHE sebagai penawar pergaulan bebas adalah dengan:

1. Jadikan mereka teman

2. Aktifkan kesehariannya

3. Hidupkan kepercayaan dirinya

4. Edukasi

Untuk menyuguhkan penawar tentang pencegahan pergaulan bebas bagi generasi muda adalah dengan menjadikan mereka teman dalam setiap keadaan. Masuk ke dalam dunianya demi memahami keinginannya. Nyamankan mereka agar berani ‘bercurhat ria’ kepada kita yang bukan hanya sebagai gurunya tapi juga sahabatnya. Ketika kenyamanan hadir, ketenangan lahir, dan keberanian mengungkapkan sesuatupun mucul tanpa malu-malu. Memposisikan diri sebagai teman tidaklah mudah, perlu bermanuver dalam menjalaninya. Namun kepiawaian itulah yang menjadi ujung tombak keberhasilan.

Begitupula memberikan kesibukan kepada mereka adalah bagian dari menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika mereka aktif dengan berbagai kegiatan di sekolah, maka kecenderungan melakukan hal negatifpun semakin terkikis. Budaya positif yang ditebarkan di sekolah maupun di rumah akan terasa dampaknya. Terlebih ketika beragam ekstrakulikuler yang diikutinya akan menyibukkan harinya. Bahkan penguatan pendidikan karakter lahir dari kegiatan ekstrakulikuler.

Langkah selanjutnya adalah dengan menghidupkan kepercayaan dirinya. Ketika kita memberikan tugas ataupun amanah, hidupkanlah hatinya agar kepercayaan diri itu lahir. Memberikan kepercayaan adalah bagian dari upaya kita untuk membuat mereka siap menerima tantangan dan senantiasa ingin menampilkan yang terbaik menurut versinya. Manakala itu terjadi, maka lambat laun kepercayaan diri itu akan menjadi kokoh dan menjadikan mereka generasi muda yang tangguh.

Diakhiri dengan memberikan edukasi tentang agama dan pengetahuan umum lainya. Mengokohkan diri dengan tauhid tingkat tinggi dan kelimuan agama lainnya akan menanamkan keimanan dalam dirinya. Sehingga mereka mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Begitupula memberikan pengetahuan umum tentang bahaya narkoba, pergaulan bebas, atau tindakan menyimpang lainnya.

Yakinlah kiranya strategi JAHE sebagai pencegah pergaulan bebas akan terasa ampuh jika kita menjalaninya dengan baik. Hanya ingin membersamai generasi muda menjadi sosok yang ‘bastotan fil ilmi wal jismi’ sehat badannya sehat lahirnya kuatlah jiwanya. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kita hanya mampu berupaya untuk berproses ke arah yang lebih baik. Membimbing dan membina generasi muda menghindarkan dirinya dari hal-hal negatif yang akan dihadapinya kelak.

Semoga kita bisa menjadi teladan terbaik bagi putra putri didik kita terutama putra putri kandung kita di rumah. Karena sekolah yang pertama adalah berawal dari rumah. Semoga Allah berikan sempat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Semoga Allah senantiasa berikan petunjuk mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Semoga Allah berkahi langkah kita.

Cianjur, 15 Februari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post