#hari_ke_12#tantangan_30_hari_menulis_gurusiana

Membuncah Rindu Ini (2)

“Teteh doain ya, Papah masuk IGD…” “Teteh, kemaren Uwa meninggal dibawa ke rumah sakit padahal punya penyakit diabetes, ga taunya meninggal, dikuburnya juga sesuai protokoler Covid-19” “Teteh, maafkan mau tanya kalau masuk ke pondok kapan, kalau minggu-minggu ini sepertinya ga bisa, karena kami di zona merah, ga boleh kemana-mana” lagi-lagi WA bertubi-tubi mengirimkan notifikasinya. Hmmmm…..membacanya saja bergetar hati ini, membayangkan apa yang mereka hadapi selama di rumah. Iya, mereka adalah santri-santriku dengan segala kisahnya. Kali ini masih seputar curhatan mereka tentang kondisi di rumahnya.Ya alloh, seandainya bisa diri ini terbang menuju rumah mereka, ingin rasanya kumendatanginya walau sekedar sapaan yang kuberikan. Angin yang bertiup kencang menandakan air pasang di Laut Selatan.. Benar saja, malam ini mendapatkan video ada dua orang yang hanyut terbawa gelombang. Deg..entah kenapa yang terbayang adalah wajah anak-anakku yang sedang bermain di pantai. Segera kulayangkan intruksi ke setiap grup WA termasuk WA orangtua santri dengan harapan mereka menjaga putra-putrinya, agar tidak bepergian ke daerah wisata.Bahkan anjuran untuk puasa syawalpun kuberikan agar mampu menahan laju serta gejolak nafsunya untuk main pergi ke laut atau curug.Nano-nano rasa ini mendengar celotehan mereka di WA.

Allohku…lindungi mereka, jaga mereka, kuatkan mereka untuk kembali ke pondok dengan utuh.dengan semangat baru dan motivasi yang baru pula.