Fitria Nur Rosyidah

Kepala Sekolah SMP IT AL Hanif Cianjur...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sinergi Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Mendidik Karakter Bangsa

#hari-ke-13#tantangan_30_hari_menulis_gurusiana

Webinar Dalam Rangka Hari Kebangkitan Nasional bersamaSEAMEO CECCEP

Webinar kali ini harus ngantri seperti halnya segerombolan orang yang menunggu pintu/gerbang dibuka. Betapa tidak , lebih dari kurang lebih 4000 peserta mengikuti webinar melalui Google Meet, Streaming Facebook, Streaming Youtube. Luar biasa antusia para guru penggerak yang ingin perubahan.SEAMEO bekerja sama dengan UHAMKA, UMB, Kemendikbuddan Universitas Ahmad Dahlan, berikut beberapa maetri yang sempat saya rangkum:

(1)Prof. Dr. H. Suyatno M.Pd  Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung

Moral dan Karakter Bangsa yang sesuai dengan tuntutan zaman di masa pandemi

Bagaimana pendidikan moral karakter bangsa sesuai dengan pandangan Islam dan bangsa

Kita berharap pendidikan moral menjadi basis utama yang harus kita laksanakan. Pendidikan yang efektif diawali dari keluarga. Sebelum masuk ke dunia luar betapa penting peran strategis dalam pendidikan keluarga. Pendidikan di rumah adalah pendidikan Ibu, jika ingin berhasil pendidikan karakter moral maka diawali dari keluarga yang baik. Oleh karena itu, pendidikan moral daan karakter harus ditanamkan terhadap orangtua, guru agar bisa mentransfer ilmu akhlak atau karakter. Menanamkan pendidikan moral dan karakter sebagaimana Nabi Muhammad sama halnya dengan kita sekarang di masa pandemi. Seharusnya di masa pandemi diharapkan bisa menjadi quality time dari orangtuanya. Masih punya waktu untuk mengejar perkembangan dunia yang serba canggih, namun tantangan moral lebih penting. Berkejaran teknologi dengan moral tidak seimbang dan banyak terjadi penyimpangan karena teknologi cepat berkembang tapi pendidikan moral dan karakter perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius. Jika kita memiliki karakter dan moral yang baik maka kita akan memperoleh beberapa kondisi yaitu:

·         Kejujuran dan integritas (korupsi serta penyimpangan terkikis habis)

·         Percaya pada diri sendiri

·         Menginspirasi orang lain

·         Berkomunikasi yang baik

·         Punya akuntabilitas dan mampu mendelegasikan

·         Kreatifitas dan empati

·         Transparansi

·         Kecerdasan hati

·         Punya visi ke depan

Basis keluarga dan basis sekolah terintegrasi. Implementasi yang masih belum seimbang antara pendidikan akhlak dan moral. Berharap Kemendikbud mengutamakan pendidikan akhlak , bisa memberikan kontribusi kita untuk mengembangkan bangsa.Oleh karena itu sebagai penggiat pendidikan kita;

·         harus menjadi solusi ,

·         harus menjadi proses berjalankan pendidikan karakter,

·         pemersatu sumber daya manusia,

·         katalisator perubahan

solusi selama masa pandemi adalah memberdayakan lingkungan keluarga sekitar, jangan ada kekosongan selama masa pandemi. Tidak bisa diajarkan secara teori tapi harus dicontohkan dan role model.Protokoler covid adalah pendidikan karakter bagi anak-anak kita

mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Jika memiliki karakter yang baik pasti akan bisa mengikuti perkembangan zaman. Tantangan Indonesia yang utama adalah pendidikan karakter dan moral bangsa. Mari kita bisa memanfaatkan diri untuk meningkatkan kualitas diri, memantaskan diri agar bisa menjadi contoh bagi anak-anak kita.

(2)Kebijakan Kemendikbud Ir. Hendarman

Kebijakan belajar dari rumah

Harus bervariasi , memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa, tanpa memberi skor atau kualitatif. Belajar dari rumah melalui TVRI ada 12 aplikasi daring Kemendikbud. Proses kurasi melibatkan lembaga sensor film dan penyiaran. Menjawab tanggung jawab bersama bahwa jarak tidak memutuskan silaturahmi

Penguatan karakter dan moral bangsa

·         Pendidikan karakter memprioritaskan pengamalan pancasila adanya manusia yang unggul (menciptakan manusia yang 4C creative,critical thinking, communication, competition). Mas menteri mengatakan bahwa sumber belajar itu ada dua basis yaitu sekolah dan keluarga:meningkatkan gotong royong antara sekolah, orangtua dan masyarakat :menanamkan nasionalisme secara utuh: apa yang kita bicarakan terwujud dalam sikap kita; keraifan lokal untuk menumbuhkan nilai-nilai Pancasila. Kebijakan PPK 4 falsafah Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dengan Religius, Nasionalis, Integritas, Gotong Royong,

·         PPK berbasis kelas

·         PPK berbasis budaya sekolah

·         PPK berbasis masyarakat

·         Kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, semangat kebangsaan, cinta damai, peduli lingkungan, sosialis

·         Strategi perubahan paradigma dan perubahan perilaku yaitu: membuat orang sadar-faham-bergabung-bergerak-keteladanan

·         Hubungan kemitraan keluarga- sekolah-masyarakat inti dari semua bernuara untuk anak-anak kita

·         Melalui Pengasuhan Positif: kasih sayang, menghargai, saling membangun, pemenuhan dan perlindungan hak anak serta kepentingan terbaik anak, memberikan lingkungan yang bersahabat, ramah anak

·         Peran orang tua: memenuhi kebutuhan anak

·         Sapaan membahagiakan dengan positif untuk mengajarkan karakter; ketika bahagia dan nyaman maka akan terefleksikan di lingkungan sekolahnya

·         Pendampingan orangtua-gotong royong; guru-guru datang ke rumah siswa orangtua mendampingi

·         Pendampingan guru-integritas refleksi dari tanggung jawab

·         Guru dan orangtua aktif

·         Kemandirian muncul

·         Religiusitas mendoakan yang sama yaitu menghilangkan COVID-19 agar bisa sekolah lagi

·         Peduli lingkungan

·         Emphaty

·         Peduli sosial

Sebagai penutup beliau berpesan bahwa If You Don’t Change, You Die

Hasil belajar dari rumah selama di rumah itu relatif baik jika ada pendampingan dari orangtua

(3)Bapak Rektor Universitas Ahmad Dahlan Dr. Muchlas , MT

Permasalahan keluarga;

·         perceraian, sertifikasi nikah adalah usaha pemerintah untuk melatih calon pengantin, alasan pasangan bercerai karena ekonomi, perselisihan diantara keduaanya berarti tdak ada rasa saling cinta, menghargai.

·         Problem kedua yaitu lupa untuk mengurus Lansia, lansia tidak diurus oleh anak tetapi oleh cucu

·         Nilai luhur kebangsaan adalah harus mempertahankan dasar pendidikan dari keluarga

·         Sekolah dan beribadah di rumah untuk mengukuhkan keteladanan dan sikap positif

     (4) Bapak Prof. Abd Rahman A. Ghani Rektor UHAMKA

Nasionalisme Ditengah Pandemi COVID-19

Nasionalisme adalah faham kebangsaan dan sikap yang dimiliki untuk mencintai negara kita. Perbedaan yang ada dalam bangsa menjadi batubata yang kuat sehingga membangun rumah Indonesia yang kokoh. Kebangkitan nasional dihadapkan deng an COVID-19 dalam menyerang tidak memandang suku, ras dan agama. Berbagai kebijakan pemerintah didukung oleh masyarakat bisa menjadi penghadang. Dampak yang hebat:

Secara sosial, ekonomi, pendidikan

Nasionalisme di era COVID-19 yaitu adanya solidaritas, persamaan nasib sebangsa setanah air, rasa persatuan serasa sepenanggungan .Saat ini Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan sedunia.

Nasionalisme merupakan ruh yang harus terus dijaga, harus dinamis dan eksklusif dan harus dengan cara pandang yang luas. Untuk pencegahan dan menyelamatkan masyarakat dari krisis COVID-19 dengan saling menghargai dan solidaritas tinggi

(5) Dr. Dwi Priyono,M.Ed

Director         SEAMEO       CECCEP (Southes Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Chilhood Care Education and Parenting)

Penguatan Karakter dan Moral bangsa Melelui Pendidikan Keluarga

Fom Womb to Tomb pada umumnya manusia akan mengalami pase / perjalan hidup manusia. Jika anak kita didik dengan baik Insha Alloh kedepan akan menjadi anak yang berkarakter. Keluarga bisa memberikan kontribusi yang hebat untuk bangsa jika kita bisa mendidik anak-anak.

Ketahanan nasional sangat dipengaruhi dengan ketahanan keluarga

Ancaman sektor anak kita:

·         Kekerasan

·         Radikalisme

·         Penyimpangan seksual

·         Separatisme

Perilaku anak yang perlu diperbaiki

·         Kurang mandiri

·         Kecanduan terhadap gawai

·         Kurang percaya diri

·         Disiplin yang lemah

·         Mudah bosan dan kurang tekun melakukan kegiatan

·         Problem emosi di usia remaja

Berbagai permasalahan yang sering terjadi di sekitar anak:

Di rumah

adanya kontradiksi yang diinginkan orangtua dan anak, pola kehidupan yang berubah, keteladan yang kurang tepat dari orangtua. Kecakapan hidup abad 21 harus diperhatikan.dalam masa pandemi dihadapkan dengan regulasi perubahan kehidupan, orang tua dituntut mampu mengikuti setiap perubahan.

Kecakapan hidup abad 21

·         Anak menerapkan keterampilan inti dengan literasi dasar

·         Kompetisi anak menhadapi tantangan yang kompleks dengan 4c

·         Kualitas karakter bagaimana anak menhadapi lingkungan yang berubah, diajari beriman dan bertaqwa, mampu beradaptasi, memiliki kesadaran sosial dan budaya, kompetitif dan mandiri.

Tujuan pendidikan Nasional

·         Sikap spiritual

·         Sikap sosial

·         Pengetahuan berilmu

·         Keterampilan cakap dan kreatif

Berakhir untuk menuju masyarakat yang Cerdas dan berkarakter

Kihadjar dewantara penumbuhan nilai-nilai karakter utama di dalam keluarga harus mengolah fikir, olah rasa, olah raga, olah rasa

Pandemi dan revolusi Industri 4.0 mesin terintegrasi dengan jaringan internet…apa yang harus kita kerjakan?

·         Pembelajaran di rumah diarahkan untuk penguasaan teknologi informatika

·         Pendidikan di rumah diharapkan dapat melahirkan sesuatu yang kreatif

·         Kecakapan anak agar memiliki kompetensi kecakapan abad 21

·         Pembelajaran bebabasis IT tidak dapat ditunda bawalah anak ke dunia kita dan antarkan dunia anak ke dunia kita. Informasi-edukasi-kritis

Peran orangtua menumbuhkan nilai-nilai karakter di rumah

·         Belajar manajemen waktu

·         Belajar menunggu

·         Belajar disiplin

·         Belajar sosialisasi

·         Belajar hidup teratur rapi

·         Memiliki rasa malu dan jujur

Pendidikan adalah upaya untuk memperlihatkan keteladan, memperbaiki perilaku yang kurang, tanggap bencana, orang tua perlu mengajarkan keterampilan inti, mengajari anak mencari solusi, membiasakan karakter anak, mengajarkan 5 keutamaan karakter. Pendidikan keluarga harus dapat mengakomodasi 4 dimensi

·         Olah raga

·         Olah rasa

·         Olah fikir

·         Olah dzikir

Sungguh luar biasa, pemaparan dari para ahli, Professor dan penggiat pendididkan yang hebat. Terintegrasi antara peran pendidikan keluarga, Satuan Pendidikan dan Masyarakat sangatlah diharapkan. Sinergi tiga sisi ini menjadi tonggak pendidikan karakter di masa pandemi ini. Semoga kita bisa mengimplementasikan sesuai peran masing-masing

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post