FITRIANY FEBBY ADIANA GUSTARINY

BIODATA Nama: Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE,MP, M.Pd.E Tempat/Tgl Lahir : Bogor/18 Agustus 1968 NIP &n...

Selengkapnya
Navigasi Web
BARALEK DI RUMAH GADANG MENURUT ADAT BALIMBING (PART 4): PAKAIAN ANAK DARO (1)
Pakaian anak daro menurut adat Balimbing (Foto Betria Novianti)

BARALEK DI RUMAH GADANG MENURUT ADAT BALIMBING (PART 4): PAKAIAN ANAK DARO (1)

BARALEK DI RUMAH GADANG MENURUT ADAT BALIMBING (PART 4): PAKAIAN ANAK DARO (1)

Tantangan Hari ke-33

#TantanganGurusiana

Hai Guru Sianer, selamat berjumpa kembali dengan Balimbing Nagari Tradisional Nan Unik Jilid II.

Di Minangkabau, pengantin perempuan disebut anak daro. Di hari baralek (perhelatan, resepsi), anak daro memakai pakaian pengantin khas Minangkabau. Anak Daro memiliki corak pakaian yang sangat manarik dan khas.

Setiap daerah di Minangkabau, Anak Daro memiliki gaya pakaian yang babeda-beda, mulai dari istilah pakaian Anak Daro Koto Gadang, Anak Daro Solok, Anak Daro Payakumbuah, Anak Daro Padang Magek, Anak Daro Sungai Pagu, dan Anak Daro Padang Gantiang, dan Anak Daro lainnya, termasuk Anak Daro Balimbing.

Busana pengantin adat Minangkabau sudah cukup dikenal bentuknya oleh masyarakat Indonesia. Busana pengantin Minang ini sudah banyak digunakan oleh pengantin dari dari daerah lain. Bahkan para artis pun banyak yang menjatuhkan pilihan kepada busana Minangkabau ini. Sebut saja Laudya Cintia Bella, Acha Septriasa, Bunga Citra Lestari, Marshanda, Irish Bela dan masih banyak lagi yang mengenakan busana Minang saat pesta perkawinan mereka dengan pasangan masing-masing.

Namun, apakah yang mereka kenakan tersebut busana pengantin Minangkabau yang sesuai dengan tuntunan adat di Minangkabau? Sebab busana pengantin di Minangkabau memiliki aturan tertentu yang memiliki makna. Termasuk busana pengantin menurut adat Balimbing.

Bisa jadi belum banyak masyarakat Indonesia yang mengenal pakaian Anak Daro dari Nagari Balimbing. Juga mungkin belum banyak yang tahu bahwa ada makna di balik pakaian Anak Daro Minang tersebut. Apalagi pakaian Anak Daro dari Balimbing belum pernah terekspos oleh dunia luar Nagari Balimbing.

Sebagaimana masyarakat Minangkabau lainnya, maka Nagari Balimbing juga memegang teguh falsafah yang berbunyi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Sehingga busana pengantin di Nagari Balimbing juga menyesuaikan dengan falsafah tersebut.

Busana atau pakaian anak daro yang penulis bicarakan di sini adalah busana pengantin saat "manjapuik marapulai" (menjemput pengantin laki-laki). Sebab busana yang dipakai anak daro sebelum "manjapuik marapulai" berbeda dengan saat "manjapuik marapulai".

Busana anak daro saat sebelum "manjapuik marapulai" berupa baju kurung, kodek, dan salempang, serta kepala harus ditutup (kerudung atau jilbab). Warna baju kurung, kodek, dan selempang bebas. Dan hal ini telah penulis ceritakan pada tulisan sebelumnya.Sedankan busana anak daro untuk manjapuik marapulai ada ketentuannya. Apa saja ketentuan tersebut, silahkan disimak pemaparannya di bawah ini.

Unsur utama dalam pakaian anak daro saat "manjapuik marapulai" di Nagari Balimbing adalah adalah baju kuruang hitam polos (atasan) dan kodek (bawahan), salempang, tangkuluk tanduak, dan suntiang. Atribut lainnya berupa perhiasan seperti dukuah dan galang.

Unsur utama pakaian Anak Daro seperti baju kuruang hitam polos, kodek, tangkuluak, tanduak, dan sunting masing-masingnya memiliki makna. Masing-masingnya akan penulis paparkan secara runci di bawah ini. Termasuk juga perhiasan dukuah dan galang.

1. Baju Kuruang Warna Hitam Polos

Baju kuruang adalah baju yang longgar dan panjang sehingga menutupi aurat wanita dan tidak memperlihatkan bentuk tubuh. Baju kuruang melambangkan bahwa sebagai calon ibu, ia terkurung oleh undang-undang yang sesuai dengan agama Islam dan adat Minangkabau.

Baju kuruang anak daro biasanya dibuat berukuran besar, sehingga bisa mengakomodasi yang bertubuh kurus hingga berisi. Meski baju kuruang berukuran besar, namun anak daro tidak akan terlihat seperti memamakai baju kedodoran. Sebab Anak Daro akan mengenakan kain balapak kecil (selempang).

Baju kurung yang digunakan anak daro Balimbing saat "manjapuik marapulai" adalah baju kurung berwarna hitam polos. Mengapa berwarna hitam? Warna hitam adalah warna ninik mamak di Minangkabau. Oleh karena baralek di rumah gadang menurut adat Balimbing adalah lambang penghormatan kepada para ninik mamak sebagai pemangku adat.

Namun dengan adanya perkembangan zaman , maka bagi sebagian orang di Balimbing baju kurung yang tadinya hitam polos tersebut di atas ada yang menukarnya dengan baju kuruang yang diberi hiasan sulaman benang emas. Baju kuruang ini diberi hiasan sulaman benang emas dengan motif bunga-bunga yang disebut tabua (tabur). Oleh karena itu baju kurung bertabur bunga emas ini disebut " baju batabua". Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatera Barat yang begitu berlimpah.

Baju kurung batabue dapat jumpai dalam 4 varian warna, yaitu warna merah, hitam, biru, dan lembayung. Namun di Balimbing bila ingin juga menggunakan baju kurung batabua saat manjapuik marapulai, maka digunakan baju kuruang batabua berwarna hitam.

Baju kuruang batabua ini biasanya pada bagian tepi lengan dan leher dari baku kurung terdapat hiasan yang biasa disebut minsie. Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat pada batas-batas hukum adat yang berlaku.

Menurut pandangan penulis rasanya mubazir juga menggunakan baju kuruang batabua dan mansie bewarna emas tersebut, sebab motif emas tersebut nantinya juga akan tertutup oleh selempang serta banyaknya lapisan-lapisan gelang dan kaluang yang tak kalah cantiknya dengan motif-motif emas tersebut.

2.Kodek/ Kain Balapak Besar

Sebagai bawahan baju kuruang, digunakan kodek atau kain balapak besar. Kodek/Kain Balapak besar terbuat dari kain tenun benang emas penuh (kain songket berameh) berwarna kemerahan. Pada bagian tepi bawah dan tepi samping kain diberi tenunan benang emas.

Bersamaan dengan perkembangan zaman, maka mode kodek juga berkembang. Di mana saat ini kodek juga bisa dibuat dari bahan yang sama dengan bahan baju kuruang anak daro. Kodek bisa dibilang pengganti rok.

3. Salempang (Kain balapak kecil)

Salempang atau Kain Tenun Benang Emas terbuat dari kain songket barameh, sama dengan kodek, hanya dalam ukuran lebih kecil. Pada kedua ujung salempang dipasangkan renda benang emas.

Salempang di letakan di pundak wanita, yaitu tepatnya di bahu kiri. Salempang menyimbolkan bahwa wanita harus memiliki tanggungjawab untuk melanjutkan keturunannya, welas asih pada anak dan cucu, serta harus waspada akan segala kondisi. Salempang bersulam emas memiliki arti simbol kebijaksaan.

Memakai selempang yang bermakna apabila kehujanan dapat dijadikan sebagai tudung, apabila beban berat dapat dijadikan sebagai singgululung (alas kepala), serta selempang juga dapat digunakan sebagai tutup kepala.

4.Tangkuluak Tanduak Warna Merah

Tangkuluk tanduk merupakan salah satu jenis penutup kepala wanita yang bentuknya mirip seperti kepala kerbau atau atap dari rumah gadang.

Tangkuluk tanduk dikenakan oleh perempuan Minangkabau bersamaan dengan pakaian adat. Tangkuluak tanduak dibentuk dari selendang panjang yang kemudian dikreasikan menyerupai tanduk dengan dua sisi kiri dan kanan berbentuk lancip seperti tanduk kerbau. Pada bagian belakang tangkuluk tanduk biasanya diberi hiasan berupa kain yang terurai ke belakang.

Selendang panjang untuk tangkuluak tanduk terbuat dari songket tenunan yang tebal dan mudah dibentuk serta biasanya diberi warna emas ataupun merah yang merupakan salah satu warna khas pakaian adat Minangkabau.

Tangkuluak tanduak ini dikenakan oleh wanita Minang digunakan sehari-hari seperti biasa maupun digunakan dalam upacara adat, pertunjukan tari adat, upacara adat, penyambutan tamu, dan pengiring pengantin dalam acara pernikahan.

Bentuk tangkuluk tanduk pun beragam, ada yang satu tingkat, dua tingkat, bahkan tiga tingkat. Biasanya hal ini tergantung dari mana tengkuluk itu berasal. Misalnya di daerah Lintau Kabupaten Tanah Datar tanduknya bertingkat. Khusus di Nagari Balimbing bentuk tangkuluak tanduk berupa tangkuluak tanduk satu tingkat.

Di beberapa daerah terdapat beragam cara memakai tengkuluak tanduak sehingga bentuknya pun bervariasi. Di Kabupaten Agam ujungnya runcing, di Payakumbuh ujungnya pepat. Sedangkan di Balimbing bentuk ujung tengkuluak tanduknya runcing.

Bentuknya yang menyerupai tanduk sering difilosofikan sebagai bentuk dari tanduk kerbau yang merupakan bagian yang sangat ikonik dalam masyarakat Minangkabau. Selain itu bentuknya juga sering di analogikan dengan bentuk gonjong rumah gadang yang merupakan rumah adat khas Minangkabau, yang maknanya bahwa perempuan tidak boleh memikul beban yang terlalu berat.

Makna filosofis dari tengkuluk tanduk yang menyerupai rumah adat Minangkabau adalah bahwa perempuan sebagai pemilik rumah gadang atau bundo kanduang bagi kaumnya. Sedangkan makna dari bentuknya yang berbentuk tanduk kerbau yaitu melambangkan kekuatan hati, mempunyai kemauan tinggi dalam mencapai sesuatu yang baik, gigih dan tidak pernah berputus asa. Tengkuluak ini juga melambangkan bahwa wanita Minang pandai mematut diri dan sanggup menjunjung tinggi rahasia rumah tangga

Panjang tanduk atau kedua sisi pada tengkuluk harus sama yang artinya seimbang, bersifat adil sesuai kebutuhan dan kebaikan masyarakat.

Membuat tengkuluak tanduak memerlukan keahlian tersendiri. Saat ini bisa jadi tidak semua anak gadis dan bundo kanduang yang bisa membuat tangkuluak tanduak, karena saat ini tangkuluak tanduk yang dugunakan adalah tangkuluak tanduak yang sudah jadi. Sehingga saat diperlukan tangkuluak tanduak tersebut dengan mudah dikenakan di kepala anak daro.

Selain baju kuruang, kodek, salempang, dan tengkuluak tanduak masih ada perlengkapan busana lainnya, yaitu suntiang, perhiasan (dukuah dan galang). Apa dan bagaimana tentang suntiang, perhiasan (dukuah dan galang) ini tunggu tulisan berikutnya. Oke!

Bersambung...

FITRIANY FEBBY ADIANA GUSTARINY

Balimbing-Rambatan Tanah Datar, Minggu 16/2/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mksh infonya ibu, sy jd tahu

16 Feb
Balas

Samasama Bu. Salam kenal Bu Salamah

16 Feb

Mantap Bu Fit... Kaya info isi tulisan b fit ini... Banyak pengetahuan, sukses terus b fit...

16 Feb
Balas

Alhamdulillah, Bu Fit mencoba menggali budaya daerah sendiri yang belum diketahui dan belum pernah diekpos

16 Feb

Wooow, banyak makna ya Bu. Tiap daerah punya makna sendiri dari pakaian adatnya. Kereen ibuu

16 Feb
Balas

Benar bu, saya rasanya orang terdahulu tentu sudah memikirkan mengapa pakaian mereka seperti itu. Tentu ada maksud dan tujuannya.

16 Feb

Bagus tulisannya, bagus pula pakaian adatnya sy sangat tertarik pada pakaian adat di Indonesia yg kaya akan makna, sy juga pingin punya satu yg kayak gitu. Hehehe

16 Feb
Balas

Alhamdulillah, trims Bu Eka. Ini pakaian lama dan asli, ada yang menyimpan. Saat akan pesta orang bisa menyewa. Ada juga yang dijual, tetapi tentu tidak asli lagi

16 Feb

Setiap pakaian itu punya makna tersendiri. Begitu tinggi filosofi Minang Kabau yang terkandung dalam segala aspek kehidupan termasuk pakaian adat. Tulisan Bu Fit betulbetul tlh menambah kekayaan literasi Minang. Selamat Bu Fit. Maju terus dalam berkarya. Barakallah.

16 Feb
Balas

Benar bu Engg pakaian di Minangkabau bukan hanya gayagayaan, tetapi banyak tersirat makna di dalamnya. Alhamdulillah, trims atas motivasinya bu Engg.

16 Feb

Keren bu.baarakalahu fiikum

16 Feb
Balas

Alhamdulillah, trims atas motivasinya bu Tini. Sukses juga buat bu Tini. Aamiin.

16 Feb

Lengkap jelas bu.sukses sll

17 Feb
Balas

Alhamdulillah, trims Bu Tini

20 Feb

Baju adat yang penuh akan falsafah hidup semoga tetap lestari ya bu

17 Feb
Balas

Aamiin ya robbal aalamiin

20 Feb

Trims Bu Gita

20 Feb



search

New Post