FITRIANY FEBBY ADIANA GUSTARINY

BIODATA Nama: Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE,MP, M.Pd.E Tempat/Tgl Lahir : Bogor/18 Agustus 1968 NIP &n...

Selengkapnya
Navigasi Web

MUDANSHA DARI LEMBAH OMBILIN (51)

MUDANSHA DARI LEMBAH OMBILIN (51)

Hari ke-311

#TantanganGurusiana

LANJUTAN MENGELILINGI DANAU SINGKARAK

Setelah melewati daerah Paninggahan, perjalanan dilanjutkan menuju Muaro Pingai. Perjalanan Paninggahan-Muaro Pingai tak kalah asyiknya. Pemandangan birunya Singkarak di kanan jalan berpadu persawahan mulai terlihat kembali. Selain itu juga ada suguhan menarik yakni Masjid seribu tiang dan Rumah Gadang nan cantik lengkap dengan rangkiang di depannya.

Muaro Pingai telah dilewati, kemudian masuk ke daerah Saningbaka. Kiri kanan daerah Saningbaka ini disuguhi pemandangan indah dengan nuansa berbeda. Persawahan hijjau membentang di kanan jalan, sementara di kiri jalan disuguhi birunya danau Singkarak yang berhias tembok sepanjang lintas Sumatera memberikan pesona tersendiri. Di ujung daerah Saningbaka, tepatnya di Simpang Baringin terdapat pohon Beringin yang menjadi ikonnya nagari yang akrab dengan istilah Tangaya.

Saat melewati Saningbaka ini aku jadi teringat dua orang teman yang berasal dari daerah ini. Keduanya menurutku orang hebat dan cerdas. Pertama seorang teman sewaktu aku SMP dan pernah sama-sama menjadi Finalis Lomba Menulis Tingkat Provinsi Sumbar tahun 1983. Waktu itu aku bertemu dengannya di Dinas Pendidikan Sumbar saat final. Katanya ia berasal dari Saningbaka. Kedua, teman sama-sama mengajar di UMMY Solok tahun 1992-2009. Ia seorang doktor dalam ilmu-ilmu pertanian. Katanya ia juga dari Saningbaka. Kami hanya bertemu di kampus, dan itupun sudah lama. Pertemuan terakhir tahun 2009, karena setelah itu aku tak lagi mengajar di sana. Sayangnya aku tak tahu alamat mereka di Saningbaka ini. Menurut dugaanku kalau aku bertanya pada orang-orang di Saningbaka ini, tentu bisa kutemukan. Namun, saat ini bukan waktu yang tepat untuk itu. Insha Allah lain waktu akan kucari kedua temanku itu.

Beranjak dari Saningbaka menuju Pasar Sumani disuguhi pemandangan alam nan asri. Sungguh perjalanan yang indah berada diantara persawahan. Bila kita layangkan pandangan ke arah belakang, danau Singkarak yang membiru masih terlihat.

Semakin dekat ke Pasar Sumani, danau Singkarak tak terlihat lagi. Tiba di Sumani bertemu dengan Jalan Raya Bukittinggi-Ombilin-Solok. Di Simpang Sumani motor aku belokkan ke arah kiri. Sementara arah kanan adalah ke Solok. Setelah memacu motor kira-kira 12 km tibalah aku di lokasi wisata yang terkenal, yaitu Dermaga Singkarak. Terlihat ramai di sini. Maklum hari ini hari Minggu, banyak pengunjung wisata datang ke dermaga Singkarak ini.

Aku tidak singgah di sini. Lagi dulu aku dulu sudah sering ke sini, sewaktu aku masih menjadi Dosen UMMY Solok tahun 1992-2009. Aku melanjutkan memacu motorku menuju Ombilin. Perjalanan ini tentu tak kalah menarik. Seakan tak pernah bosan menikmati keindahan Singkarak terutama menikmati gugusan Bukit Barisan yang membentang di seberang danau. Terlihat daerah seberang danau yang telah aku lalui tadi, Saning Baka hingga Malalo Sumpur. Sungguh pemandangan yang menakjubkan mata.

Sepanjang jalan disuguhi pemandangan indah. Sebelah kiri disuguhi danau, sebelah kanan disuguhi perbukitan hijau yang banyak ditumbuhi pohon kapuk randu. Ada pantai Taluak Tikalak yang memesona, ada masjid di tepi danau yang adem, ada rumah makan menyediakan tempat memancing, dan masih banyak spot indah lainnya. Selain itu, sepanjang tepi danau terdapat kedai yang menjual kasur dan bantal.

Semakin dekat ke daerah Ombilin, pemandangan tak kalah indahnya. Sebelah kiri ada Puncak Thailand yang terkenal. Dari Puncak Thailand ini kita bisa melihat jalan raya lintas Sumatera yang berliku seperti ular melingkari danau. Sebelah kanan rumah makan tempat singgah bus-bus besar yang membawa penumpang dari Jawa Sumatera atau sebaliknya. Di sebelah kanan ada juga Pemandangan Tanjuang Mutuih, lokasi danau yang biasa dilakukan tempat berenang bagi pengunjung yang ingin berenang.

Tak jauh dari Tanjuang Mutuih tibalah di ikon Ombilin, yaitu Jembatan Ombilin. Jembatan Ombilin ini dibangun paralel dengan Jembatan kereta api. Di bawah kedua jembatan ini di bawahnya tepat mengalirnya air Danau Singkarak yang disambut oleh Batang Ombilin.

Saat tiba di Simpang Ombilin ini, maka selesailah perjalananku mengelilingi Danau Singkarak hari ini. Selanjutnya aku melajukan motor merah kesayanganku searah dengan aliran Batang Ombilin. Aku bergegas pulang menuju "Balimbing Nagari Tradisional Nan Unik", kampungku tercinta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makin mantap ceritanya. Keren. Sukses selalu Bu Fitriany Gustariny

20 Nov
Balas

Waaah..saya jadi pingin jalan jalan bu...belum tahu daerah yang ibu sebutkan. Baru tahu Palembang saja. Artikel yg mantap. Salam sukses bu.

20 Nov
Balas

Kereeen ceritanya, Bunda. Salam literasi

20 Nov
Balas

Waduh rancak bana Uni. Ambo punyo kenangan indah di jembatan Ombilin,, lalu berjalan kaki menanjak bukik menuju batu taba... Sukses selalu

20 Nov
Balas

Terbayang indahnya Danau Singkarak, Bund.

20 Nov
Balas

Cerita yg luar biasa, pengalaman langsung penulisnya, satu naskah selesai ya bu....

20 Nov
Balas

semakin keren bunda, salam sukses selalu

20 Nov
Balas

Kereeen bucan serasa ikut menyusuri jalan bersama,,,kapan ya,semoga ada celah, salam suksesbun

20 Nov
Balas

Indahnya perjalanan sensei

20 Nov
Balas

Makin rancak sensei

21 Nov
Balas

Mantap ceritanya semoga sukses selalu buat Ibu Fitriany

20 Nov
Balas

Keren banget Bun sukses selalu ya Bun

20 Nov
Balas

Mantul Bu. Mantap betul kisahnya. Sukses selalu bu

20 Nov
Balas

Kampung yang indah dan menyimpan banyak kenangan ya bunda

20 Nov
Balas

Keren perjalanannya Buk. Indah dan mempesona. Salam Ibuk

20 Nov
Balas

Mantap Bunda

20 Nov
Balas

Mantap Mudhansa Ombilin luar biasa

20 Nov
Balas

waaauuu...keren...terbayang betapa indahnya suasana perjalanan saat itu...sdh ku follow y...

20 Nov
Balas

Super keren Bu. Penggambaran yang indah...

20 Nov
Balas

Keren ,buk pit selalu pandai berbagi cerita seakan pembaca ikut hanyut didalamnya

20 Nov
Balas

Kereeen ceritanya, Bunda. Salam literasi

20 Nov
Balas

Lanjut terus buk. Semoga segera menjadi novel. Aamiin

20 Nov
Balas

Wow saya bayangkan betapa indah perjalanan. Mantab banget Bu

20 Nov
Balas

mantap...keren.... salam sukses

20 Nov
Balas

Asyik ceritanya bu. Seakan saya lagi boncengan dengan si merah dibelakang ibu. Deskripsi yang luar biasa bu. Salam dari Kota Biru.

20 Nov
Balas

Keren ceritanya bunda. Salam sukses selalu.

20 Nov
Balas

Pengalaman Bunda..sangat luar biasa...suskes selalu.salam Literasi

20 Nov
Balas

Sepertinya perjalanan yang meng asyikkan... Jadi pingin

20 Nov
Balas

Wow kereen bund.jadi ikut wisata

20 Nov
Balas

Ulasan yang keren Bund

20 Nov
Balas

Keren Bu..jadi ingat penempatan pertama di nagari Saniang Baka..salam sukses selalu Bu..

20 Nov
Balas

Mantul, keliling danau Singkarang, jadi pengen ke sana. Salam literasi bu

20 Nov
Balas

Mantab bunda karateka. Salam sukses berliterasi

20 Nov
Balas

Ulasnya menggoda jiwa untuk datang menikmati deskripsi tempat yang indah ini, salam santun

20 Nov
Balas

Rancak banar bundo saya jadi terbayang.Sukses

20 Nov
Balas

Perjalanan yg penuh pemandangan indah ya bun. Sukses selalu bunda

20 Nov
Balas

Masya Allah. Jadi persen kesana, mbak

21 Nov
Balas

Masya Allah. Jadi pengen kesana, mbak

21 Nov
Balas

Wah. Senang bu. Sayang hanya terbayang Terima kasih.

20 Nov
Balas

Jadi kepengen jalan2 ke sana bunda. Salam sukses sll

21 Nov
Balas



search

New Post