MUDANSHA DARI LEMBAH OMBILIN (53)
MUDANSHA DARI LEMBAH OMBILIN (53)
Hari ke-313
#TantanganGurusiana
ALMOND DANAU SINGKARAK
Saat istirahat, sambil menunggu pesanan nasi bungkus tiba aku, Aiwa, dan Diana berjalan ke lapangan sekolah bagian luar. Tujuannya ke tempat parkir. Terlihat dekat tempat parkir, Dina, Cindy, Dilla, Asnidar, Santi, Rafika, Novi, dan Tessa sedang jongkok sambil memukul sesuatu dengan batu. Aku tidak tahu apa sedang mereka pukul tersebut.
"Apa yang sedang mereka lakukan itu?", tanyaku heran
"Entahlah Bu", ujar Aiwa yang berada agak di belakang aku dan Diana, karena langkahnya yang pendek.
"O, itu mungkin mereka sedang memukul buah almond itu Bu?", jawab Diana
"Oh, buah Almond," ucap Aiwa yang telah sampai di samping Diana.
"Buah Almodnd?" tanyaku kaget sembari mengentikan langkahku dan menatap Diana
"Ya, Buah Almond", jawab Diana serius. Diana juga menghentikan langkahnya.
"Memangnya bisa buah Almond tumbuh di sini?", tanyaku sembari melangkah kembali
"Bisa, Bu," jawab Aiwa sembari melangkah juga
"Banyak Bu. Itu yang meneduhi tempat parkir itu adalah buah Almond," jawab Diana sembari menunjuk batang bohon di tempat parkir tersebut. Diana juga melanjutkan langkahnya.
"Bukannya itu batang pohon yang banyak tumbuh di sepanjang Ombilin arah ke Solok itu, Na," tanyaku
"Ya, itu dia buah Almond, Bu?,Jawab Diana yakin
Aku semakin bingung dengan jawaban Diana. Ah, masa seperti itu pohon Almond? Bisik hatiku.
Aku bergegas menuju tempat parkir, ingin tahu seperti apa buahnya. Terus terang meski aku sering melihat pohon yang disebutkan Diana tadi, namun aku belum pernah melihat buahnya, apalagi memakan bijinya
"Apa itu Ananda?" tanyaku
"Buah Almond Bu", jawab Cindy
"Ah, masa itu buah Almond?" tanyaku lagi
"Ya, ini buah Almond Bu," jawab Asnidar dengan yakin
"Dapat dari mana?", tanyaku
"Tuh batangnya, banyak buahnya Bu," jawab Dilla sambil menunjuk batang pohon yang ditunjukkan oleh Diana tadi.
"Ah, yang benar, masa ini pohon Almond", tanyaku kembali
"Kalau bukan pohon Almond lantas pohon apa namanya Bu," tanya Tessa
"Wah, ibu juga tidak tahu. Ibu sering melihat pohon ini di sepanjang Ombilin Solok. Pohon ini banyak tumbuh di tepi Danau Singkarak," ujarku sembari menengadah ke atas pohon tersebut.
Aku perhatikan pohon tersebut tidak setinggi seperti yang tumbuh di tepi Danau Singkarak . Seingatku pohon yang tumbuh di tepi Danau Singkarak bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat. Sementara yang aku lihat ini tampak seperti pagoda. Menurut dugaanku yang tumbuh tinggi itu adalah pohon yang telah tua, sementara yang sekerti pagoda ini pohon yang masih muda.
Aku perhatikan lebih seksama pohon yang disebut Almond yang tumbuh di tempat parkir ini. Terlihat, daun-daunnya tersebar, sebagian besarnya berjejalan di ujung ranting, bertangkai pendek atau hampir duduk
Batang pohon yang tumbuh di tempat parkir ini tidak tinggi. Aku bisa menjangkau dahannya. Aku ambil beberapa helai daun.
Helaian daun bundar telur terbalik, dengan ujung lebar dengan runcing dan pangkal yang menyempit perlahan, helaian di pangkal bentuk jantung. Helaian daun serupa kulit, licin di atas, dan berambut halus di sisi bawah.
Aku perhatikan terlihat bunga-bunga berukuran kecil, terkumpul dalam bulir dekat ujung ranting, berwarna hijau kuning. Sementara buahnya seperti batu bulat telur gepeng. Buahnya ada yang berwarna hijau-kuning-merah. Ada juga ungu kemerahan, mungkin itu buah yang telah masak
Anak didikku memperhatikan aku yang masih keheranan dengan pohon Almond tersebut.
"Ini benar buah Almond, Bu. Kalau tak percaya ibu coba deh biji Almond ini," ujar Dina sembari menyodorkannya isi buah yang telah mereka keluarkan dari tempurung buahnya kepadaku
Meski masih dalam kondisi heran aku menerima isi buah pemberian Dina tersebut. Aku masih ragu mencoba isi buah yang mereka namakan buah Almond tersebut.
"Ayo, dicoba Bu. Rasanya enak," ucap Diana.
"Ya, ayo dicoba Bu," tambah Aiwa
Akhirnya aku mencoba memasukkan isi buah yang disebut Almond tersebut. Aku mengunyahnya secara perlahan. Hmmm, menang enak. Rasanya lebih enak dari buah kenari. Aku bisa membandingkan rasanya dengan buah kenari, karena sewaktu kecil aku tinggal di kota Bogor, dan di sana banyak tumbuh pohon kenari, dan aku sering memakan biji kenari tersebut.
"Memang enak rasanya", ucapku sembari memperhatikan batang pohon yang disebut Almond oleh anak didikku ini.
"Tuh benarkan enak Bu. Ibu nggak percaya sih. Ini buah Almond Bu," ucap Diana
"Ibu memang tak percaya kalau ini buah Almond. Masa di sini tumbuh buah Almond. Kalau memang ya, tentu sudah dijual orang. Sebab, buah Almond itu mahal harganya," jawabku.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ceritanya. Keren, meski beberapa episode tak ngikuti. Sukses selalu Bu Fitriany Gustariny
Ngak direndang seperti kacangkah, buk admin? Kiranya bisa langsung dimakan, Ya. Saya baru tahu..padahal buah itu dibiarkan saja.
Keren Bun ceritanya komplit. Sukses selalu, salam
Wuih pengen coba. Mana gambanya buk Fit?
Bu Fit....jadi penasaran saya dengan Almond.
Barakallah bunda. sukses selalu
Kacang almond aku suka. Sehat dan sukses selalu bucantik
Buah Almond... Mantap lah. Indonesia memang kaya. Kaya buah dan tanamannya, jaya bahasa dan suku-sukubya, kaya adat juga istiadatnya. Keren salam sehat selalu dan salam Literasi
Ceritanya keren semoga sukses selalu buat Ibu Fitriany
Keren bunda ulasannya. Di tunggu lanjutannya ttg buah Almond yg mahal harganya
Benarkah itu buah Almond, Bu? Keren Bu. Sukses selalu, Bu
Jika itu benar buah almond. Berarti bisa d jual bu fit, Karena almond harganya mahal...
keren bucan.....salam literasi
mantap bun
Bagus bund,.. pingin tahu cerita lengkapnya nih
Sampe diulang-ulang bacanya.. Kalimatmya enak dibacanya.. Semoga semakin sukses yaa bun...
Mantap bu Fit, semakin asik...
Wah. Keren nih. Bisa dicampur biskuit kacangnya.
Semakin menarik Bunda. Ditunggu lanjutannya. Salam sukses selalu
Keren Bunda...ditunggu kelanjutannya...salam liteeasi
Penasaran bagaimana buah almond Bun. Ceritanya keren banget dan ditunggu kelanjutannya. Salam sukses selalu.
Wauw...mau dong dibagi almondnya bund...
Keren Bun lanjut Bun
Keren bunda ceritanya, salam sukses ya bunda...
Keren bu, mendeskripsikan ceritanya dengan bagus bu
Nice story. Buah Almond sering dengar tpi belum pernah lihat batangnya.
Cerita yang keren bu, next
Sukses selalu, Bu
Almond, kacang kesukaanku bunda