PENARI BALI (10)
PENARI BALI (10)
Hari ke-323
#TantanganGurusiana
2 Desmber 2020
LASKAR SEMBILAN
Upacara penutupan karate hari ini telah usai. Peserta bersiap untuk pulang, termasuk laskar dari RT 4. Mengapa di sebut laskar? Ya, karena peserta banyak yang dari RT 4.
Biasanya peserta latihan dari RT 1 ada Ramlah dan adiknya Rahmat, namun hari ini entah kenapa mereka berhalangan hadir. Demikian juga dengan Maya. Hari ini anggota dari RT 1 hanya Kristina dan adiknya Adelina. Keduanya baru saja dijemput oleh supir Papanya.
Peserta latihan dari RT 2 ada Dodi, dari RT 5 dari RT 3 dan RT 5 tidak ada. Selain itu peserta latihan bukan saja datang dari Asrama PHB, tetapi juga dari Asrama Armed, Pomad, dan Ijen. Tetapi tidak banyak paling hanya satu atau dua orang. Misalnya Sam dari Armed. Namun Sam hari ini berhalangan hadir.
Peserta dari RT 4, ada Mas Prio, Mas Hendro, Koes, Paulus, Markus, Adam, Aan, Farida, dan Adhita. Karena jumlah peserta dari RT 4 ini berjumlah 9, sering disebut teman sesama pelatihan dengan Laskar Sembilan. Pergi latihan bareng, pulangnya juga bareng. Meski mereka laskar yang kompak, namun yang nama anak-anak, sering juga ada olok-olokan diantara mereka. Beruntung ada penengah yang bijaksana, yaitu Mas Prio dan Mas Hendro. Diantara anggota laskar sembilan tersebut hanya Mas Prio dan Mas Hendro yang tertua, mereka saat ini murid kelas V. Sementara yang lainnya teman sekelas Adhita, kelas 4.
Biasanya Markus, Paulus, dan Adam serung menggoda Adhita. Namun, beruntung Mas Prio dan Mas Hendro selalu membela Adhita. Apalagi Mas Prio badannya tinggi besar, agak keder juga Markus, Paulus, dan Adam. Mereka sebenarnya bukan keder, tetapi segan dengan Mas Prio yang pendiam dan berwibawa.
Seperti pulang latihan pada hari sebelumnya, laskar sembilan pulang bareng. Paulus, Markus, Adam berada di depan. Koes, Mas Hendro, dan Mas Prio di tengah. Sementara Farida, Adhita, dan Aan berada di barusan belakang. Aan adalah satu-satunya teman sekelas Adhita yang tidak banyak tingkah. Maklum Aan anak yang serius dan pintar. Kalau berkumpul dengan Aan yang diceritakan pasti soal pelajaran, latihan, cerdas cermat TVRI, atau sandiwara Kekuarga Marlia Hardi yang terkenal itu.
Berbeda dengan teman sekelas yang lain seperti Adam, Paulus, Markus, dan Koes yang suka bercanda. Sama seperti hari ini. Mereka di baris depan sedang saling mengolok. Terdengar jelas suara mereka. Anggota dari laskar sembilan yang berada di belakang mereka tersenyum-senyum saja melihat dan mendengar ulah mereka.
"Markus, Paulus itu tadi sudah ada teman yang bisa kamu ajak bareng ke gereja," ujar Adam
"Apa Dam?", tanya Markus
"Siapa," tanya Paulus
"Itu ada Kristina," jawab Adam
"Memangnya Kristina pernah ke gereja yang di asrama ini?", tanya Markus sembari memandang Paulus
Gereja yang disebutkan oleh Markus bukan bangunan gereja seperti yang ada di kota Bogor, tetapi berupa sebuah aula yang dijadikan tempat khusus untuk ibadah Kristen, karena kalau ke kota Bogor tempatnya jauh.
"Belum pernah. Kalau sudah pernah, tentu kita sudah lama kenal dia. Mungkin Kristina beribadah ke gereja yang ada di kota Bogor," jawab Paulus.
"Oo, begitu ya," ucap Adam
"Hmm, sekarang karena sudah ada Krstina, maka Markus atau Paulus cocoknya dengan Kristina," ujar Adam cengengesan.
Kalau aku biar sama-sama ke Masjid dengan Adhita," ujar Adam
"Biar Adhita buat aku saja," ujar Adam tambah cengengesan
"Seperti kamu yang rajin ke masjid saja" sahut Koes kepada Adam
"Memangnya Adhita mau sama kamu," sahut Farida
"Maulah, ya kan Dhit," tanya Adam sembari berlari ke belakang ke tempat Adhita
"Nanti kita pulang ke Ambon, ke kampungku. Ya kan Dhit," jawab Adam.
"Masih, kecil ngomongnya kok seperti itu Adam," tegur Mas Prio
"Tau tuh. Adam," sela Farida.
"Awas, ya Farida," jawab Adam sembari pura-pura mengacung tinjunya ke arah Farida
"Eh, ya Mas. Lupa," ujar Adam sembari kembali lari ke depan kembali
"Hmmm, mampus lu," ujar Markus sambil tertawa
Adam langsung bersiap-siap akan menonjok bahu Markus, tetapi Markus sudah sigap untuk menghindar. Markus sudah tahu ia akan ditunjok Adam. Markus lari sekencang-kencangnya, dan Adam mengejarnya. Anggota laskar sembilan serentak tertawa melihat tingkah keduanya.
Laskar sembilan sudah sampai di ujung RT 2, dan bersiap masuk ke RT 3. Mereka tidak mengambil jalan memotong, tetapi lurus saja ke RT 3. Sampai di jalan buntu di ujung RT 3, mereka belok kanan. Dari sini sudah terlihat RT 4 nun di ketinggian sana.
"Ayo kita berpacu lari, siapa yang duluan sampai di ketinggian RT 4 itu," ujar Mas Prio.
"Ayo," jawab anggota yang laki-laki serentak
"Adhita dan Farida ikut," tanya Mas Prio
"Ndak, lah Mas. Sudah jelas kami kalah," ujar Farida.
"Ya, Mas. Mas kan tahu mereka jago lari semuanya. Apalagi, Paulus dan Markus. Pasti menang dia," jawab Adhita.
"Ya, belum apa-apa sudah takut duluan", sela Paulus.
"Bukan begitu, Lus. Kalau kami menang, apa kamu nggak malu kalah sama perempuan? Kalau kami yang kalah, wajar saja. Tapi kalau kamu yang kalah sama kami, apa kamu siap untuk malu," ujar Farida sambil meledek.
"Hmmm, ada ada alasannya," ujar Markus.
"Sudah, sudah, sudah. Ayo kita mulai. Adhita dan Farida biar jadi juri saja
"Oke, siap," ujar Adhita dan Farida serentak
"Ayo siap star," ujar Adhita
"Oke, siap," ujar anggota laskar sembilan yang laki-laki serentak
"Oke, hitungan dimulai, tiga, dua, satu," aba-aba Adhita
Anggota laskar sembilan yang laki-laki serentak lari saat hitungan satu. Jalur pertama yang dituju adalah jalur menurun. Terlihat Markus dan Paulus berada di di depan, disusul oleh Mas Prio, Adam, dan Aan. Paling belakang Hendro dan Koes. Namun, saat mulai pendakian, Koes melaju cepat, mungkin tubuh Koes kecil dan ringan lebih mudah ia menyusuri jalan yang mendaki. Di belakang Koes, menyusul Mas Prio. Mas Prio meski memiliki tubuh tinggi besar, tetapi karena tungkai kakinya panjang sehingga larinya cepat juga. Di belakang Mas Prio menyusul Aan, Markus, Paulus, dan Adam. Sementara Mas Hendro paling belakang, maklum Mas Hendro badannya gemuk pendek, agak sudah ia berlari.
Saat mendekati jalan datar di pendakian, Paulus dan Markus mampu menyusul Koes dan Mas Prio. Paulus dan Markus memang pelari, jadi tahu trik dalam berlari. Saat hampir finish, mereka baru mengeluarkan semua tenaga mereka, sementara yang lainnya sudah kehabisan tenaga, karena telah diporsir mulai star tadi. Terlihat dari bawah Markus dan Paulus yang sampai dulu di ketinggian RT 4. Mereka langsung melempar tas mereka ke atas karena gembira. Hal ini juga diikuti oleh yang lainnya. Terlihat mereka bersenda gurau sembari melompat-lompat. Pemandangan ini selalu terlihat saat pulang latihan karate bersama. Adhita dan Farida tersenyum dari bawah sembari mengacungkan dua jempol mereka. Keduanya menyusul mendaki menuju RT 4, tempat di mana orang tua mereka masing-masing tinggal. Tempat suka dan duka laskar sembilan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Membaca tulisan ini rasanya ikut senang. Persahabatan tanpa syarat kelihatannya..Bunda terimakasih Kunjungan nya selalu ya. Salam
Mantap bana kisahnyo Uni... Jadi teringat maso2 masih ketek dulu,, setiap hari selalu menjadi hari yang bahagia... kejar2an, lomba lari, dan berbagai kegiatan lainnya.. Sukses selalu..
Info baru, tulisan baru. Sukses selalu. Sangat, sangat berguna bagi kami, Bu.
Mantap Bu Fit, tapi kok tanggal 3 Des Bu, baru tanggal 2 lo hari ini
Salah ketik Bu
kereen bu.
Cerita yang indah, konflik yang menyentuh, sukses selalu Bu Cantik, salam santun
Kerennya buu
Rasanya berada dalam cerita bersma anak2 itu. Keren bu
Persahabatan yg kndah..keren Bu
Sebuah kisah yang sangat menarik. Ada nilai karakter di dalanya. Sukses selalu, Bu Fitri.
Persahabatan nan menawan. sehat dan sukses selalu bucantik
Wah.. Bunda bikin kita kembali ke masa kecil... keren banget..bikin kangen..
Os sensei, taruih babagi ilmu
Keren abis bunda...
Indahnya persahabatan, mantap ceritanya bu fit sukses slalu salam literasi
Keren trik dari Paulus dan Markus semoga sukses selalu
Keren bunda ulasannya tentang penari bali. Salam sukses
Keren bun cerita persahabatan yang begitu indah. Ijin follow bun
Keren, Bu Fitry. Sehat dan sukses selalu...
Untung ada mas yang bantu bela. Keren bund. Salam literasi
Mantap lanj buk
Tokohnya banyak sekali, kalau tidak mahir tidak mungkin bisa mengarang seperti ini. Luar biasa mahirnya
Tulisan yang sangat menarik
Keren bucan, salam literasi
Masyaallah, seru ya obrolan sahabat ini. Keren Bunda.
Persahabatan yg diwarnai kemajemukan. Selalu ada toleran di antara mereka. Keren Bunda.
Mantap tulisannya bunda.
Waw.. Rasanya sangat terasa arti persahabatan
Indahnya persahabatan yang tulus. Salam sukses selalu Bu Fit..
Persahabatan yang indah.
Serunya persahabatan. Kebayang bagaimana ramainya canda mereka. Sukses selalu Bu Fit. Ceritanya sangat menarik.
Ceritanya sungguh keren banget Bu. Mantab
Alhamdulillah
Cerita keren
Sebuah persahabat sejati.,saling memotivasi
Mantap abis
Keren bun...Bisa nulis sepanjang itu...sukses selalu...
Keren Bunda..
Persahabatan yang indah. Tulisannya selalu memukau. Salu Bunda. Salam sukses
Cerpen yg keren dan menginspirasi Bunda. Sukses selalu buat Bunda
Persahabatan bagai kepompong.
Bagus bunda ceritanya...jen asli Balikah?...keren sukses sll nggih
Persahabatan yang indah bunda...salam sukses selalu
Indahnya persahabatab yg saling menghargai walau berbeda agama. Sukses selalu bunda
Makna persahabatan. Sukses selalu Bu dan salam sehat.
Romamtika persabatan..indah sekali....
Keren banget ceritanya bukLuar biasa mantap