PENARI BALI (31)
PENARI BALI (31)
Tantangan Hari ke-344
#TantanganGurusiana
23 Desember 2020
LANJUTAN PANJI SEMIRANG VERSI MAMA
"Ma, seperti suara misterius. Memangnya Panji Semirang itu siapa?," tanya Adhitya"
"Ayo di simak baik-baik. Ceritanya belum kelar. Kalau Mama kasih tahu lebih dahulu nanti ceritanya tak seru lagi," ujar Mama.
"Ya, Ma," ujar Adhitya
Adhita, Adhitya, dan Andhika semakin serius mendengar cerita Mama mereka
"Tanpa ragu, Raden Inu lalu menemui Panji Semirang. Panji Semirang menyambutnya dengan ramah. Raden Inu Kertapati heran dengan keramahan yang ditunjukkan oleh Panji Semirang," ucap Mama
Mama berhenti sejenak, mengehela nafas panjang. Mama melanjutkan cerita
Karena heran dengan keramahan Panji Semirang, maka bertanyalah Raden Ini Kertapati
“Rupanya engkau tidak seperti yang orang-orang ceritakan selama ini, wahai Panji Semirang?" ucap Mama menirukan suara berat seperti suara laki-laki. Suaranya tegas dan berwibawa
"Hah, itu suara Mama? seperti suara laki-laki. Coba ulang kembali Ma" tanya Adhitya penasaran sambil bangkit dari tidurnya dan duduk serius memperhatikan Mamanya
"Adhit nanya terus dari tadi, ntar ceritanya tak kelar-kelar" ujar Adhita
"Adhit ingin juga bisa seperti Mama, kak. Mana tahu nanti kita di sekolah diminta mendongeng. Kan kita bisa mendongeng seperti Mama. Pasti keren Kak. Kawan-kawan di sekolah pasti tercengangnya," jawab Adhitya
"Wah, iya juga ya Dhit. Cerdas juga kamu ya, Dik," puji Adhita sambil meraih kepala adiknya dan diusapnya kepala tersebut
Mama tersenyum mendengar kedua anaknya berdialog. Sementara anak bungsunya Andhika dari tadi diam saja, sepertinya matanya sudah lima watt.
Mama mengabulkan permintaan Adhitya untuk mengulang suara seperti suara laki-laki tersebut. Adhita dan Adhitya, termasuk Andhika yang tadinya matanya sudah 5 watt langsung berpijar terang karena terpukau mendengar kemampuan Mama menirukan suara laki-kali, namun mereka tak bertanya lagi. Mereka serius memperhatikan dan mendengar suara mamanya tersebut.
Mama melanjutkan ceritanya
"Panji Semirang pun mengatakan bahwa selama ini ia hanya mengundang rombongan untuk bertemu dengannya, jika tidak berkenan, maka tidak dipaksa", ujar Mama dengan menirukan suara laki-laki, tetapi berbeda dengan suara laki-laki sebelumnya.
Ketiga anaknya semakin terheran heran dengan keahlian mama menirukan beragam suara.
"Ma, besok kita latihan beragam suara, ya," sela Adhita tiba-tiba
"Wah, benar itu Kak. Adhit setuju sekali," sela Adhitya
"Andhi juga ya, Ma!" pinta Andhika
"Nanti kita cari waktu yang tepat. Sekarang kita lanjutkan ceritanya," ujar Mama sambil tersenyum
"Ini merupakan pertama kalinya Raden Inu bertemu dengan Panji Semirang. Namun, ia sudah merasa seperti mengenalnya sehingga merasa akrab. Hanya saja, ia tidak dapat mengingat kapan dan dimana ia mengenal Panji Semirang," ucap Mama
"Raden Inu Kertapati memangnya pernah kenal dengan Panji Semirang, ya Ma?" tanya Adhitya dengan nada penasaran dan tak sabaran
"Ayo dengarkan dulu, nanti kita juga akan sampai ke sana," jawab Mama sambil mengusap rambut Adhitya
"Raden Inu Kertapati menceritakan kepada Panji Semirang bahwa ia sedang dalam perjalanan untuk menemui calon istrinya, Dewi Galuh Candra Kirana di Negeri Kediri, " ucap Mama
Mama berhenti sejenak memperbaiki bantal penyangga kepalanya.
"Setelah beberapa saat permbincangan antara Raden Inu Kertapati dan Panji Semirang selesai, maka berpamitanlah Raden Inu Kertapati untuk berangkat menuju Kediri," tutur Mama
"Hore Raden Inu Kertapati sebentar lagi akan bertemu dengan Dewi Galuh Candra Kirana," seru Adhitya sembari ikut-ikutan memperbaiki bantal.
"Lho kok Adhit yang senang? Seperti kenal aja dengan Raden Inu Kertapati dan Dewi Galuh Candra Kirana," olok Adhita
"Lha, kan sudah kenal Kak?" jawab Adhitya
"Kenal dari mana? Kenal dari Hongkong?" balas Adhita
'"Nah, itu tandanya kakak tidak menyimak. Kan sudah dikenalin sama Mama tadi. Dengerin ya Kak," ujar Adhitya
"Dahulu, sebuah Kerajaan bernama Jenggala memiliki putra mahkota bernama Raden Inu Kertapati. Beliau berwajah rupawan, badannya tegap, dan sangat ramah kepada siapa saja tanpa memandang status dan jabatannya," ucap Adhitya dengan nada dan irama yang tegas seperti suara Mama tadi
Kali ini justru mama dan Adhita yang tercengang mendengar ucapan Adhitya yang mampu meniru suara mama tadi. Belum habis rasa tercengang mereka terdengar lagi Adhitya berujar
"Raden Inu Kertapati memiliki seorang tunangan bernama Dewi Galuh Candra Kirana, putri Kerajaan Kediri. Dewi Galuh Candra Kirana terkenal bukan saja karena keelokan parasnya, tetapi juga karena keelokan budinya. Sehingga tak heran ia sangat termasyur ke seluruh pelosok negeri," tutur Adhtiya dengan nada dan irama suara lemah lembut seperti suara mama tadi.
"Wow hebat, anak ganteng Mama berbakat juga jadi pendongeng", puji Mama
"Nah, gimana Kak? Jadi, bukan kenal dari Hongkong. Tapi dikenalin oleh Mamaku yang cantik jelita," ujar Adhitya sembari menjulurkan lidah tanda membalas olokan kakaknya
"Waduh," ucap Adhita sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Sportif dong Kak" ujar Adhtiya
"Ya, kakak mengaku salah. Adhit memang hebat. Maaf kakak ya," ujar Adhita sembari mengulurkan tangannya kepada Adiknya.
Adhitya menerima tangan kakaknya, dan mereka bersalaman. Mama tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala. Mama sudah tahu bahwa Adhita senang sekali mengolok-olok adiknya. Mama juga tahu bahwa olokan itu bukan olokan yang sebenarnya. Olokan sayang Adhita kepada adiknya. Beruntung Adhitya selalu membalas dengan cerdas setiap olokan Adhita, kakak perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Versi Penari Bali yang menawan. Sukses untk Ibu.
Seru kisahnya.. Salam liteasi bun
Makin seru Uni,, celoteh 3 kakak beradik membuat makin asyik,, Sukses selalu
Mantap surantap bunda. Semoga segera terwujud buku tunggal PENARI BALI. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS
Maknyus cerita Mamanya. Sukses ya Bu. Bisa jadi buku ini.
cerita semakin seru, sukses bunda
Wah...mamanya emang luar biasa...bikin anak-anak terpukau...maaf baru bisa SKSS ... salam semangat Bunda cantik.
Sukses selalu buat penari Balinya dan penulisnya Ibu Fitriany Febby Adiana Gustariny
Semakin keren penari balinya. Sukses buat Bunda
Seru bun ceritanya
cerita yang mantap.Salam sukses bun
Mantap ceritanya Bu
cerita yg selalu keren bucan, salam silaturahim
Wah, seru sekali ceritanya bu. Lanjuuut.
Penari bali punya banyak cerita. Keren bunda. Ditunggu kejutan berikutnya.
Semakin mantap Bu.... tulisannya.salam sukses
Mantap. Mama Dhyta pun luar biasa. Keren selalu ceritanya.
Semakin seru ceritanya Bunda...wah ini maubjadi satu buku...keren Bun.....salam Literasi
Mantul bund
Cerpen menarik Bunda. Semakin seru. Ditunggu lanjutannya ya Bun
Keren bu, saudara yang kompak, salam literasi bu!!!
seru ya tiga bersaudara menyimak cerita mama....Keren kisahnya, sukses selalu
Ceritanya makin cakep dan seru bunda. Sukses slalu