PENARI BALI (44)

Tantangan Hari ke-357

#TantanganGurusiana

5 Januari 2021

LATIHAN NARASI TARI LEGONG

Latihan tari Legong akan dimulai. Penampilan tari legong tersebut akan diawali dengan penyampaian narasi tentang maksud tari legong tersebut. Sesuai hasil seleksi Minggu kemarin, maka Adhita yang terpilih menjadi penyampai narasi tari legong tersebut.

Adhita telah siap berdiri di depan peserta tari Legong. Di tangannya terdapat 2 lembar ketas yang berisi teks tentang narasi tari Legong. Kertas teks narasi tari legong tersebut diberikan oleh Pak Ketut. Pak Ketut yang menulis narasi tari legong tetsebut. Kertas teks narasi tersebut telah diterima Adhita seminggu yang lalu saat pengumuman pemenang hasil seleksi. Adhita telsh berulang kali membaca isi teks tersebut selama latihan di rumah. Bahkan Adhita telah hapal isi teks tersebut.

Adhita berdiri di samping Pak Ketut, sang pelatih .Peserta kursus tari legong hanya dua orang yaitu Kak Dinda dan Kak Yeni. Mereka berdua juga telah siap untuk menampilkan tari legong tersebut. Sementara berdasarkan ketentuan tari legong diperlukan 3 penari, yaitu 1 penari condong dan 2 penari legong. Sehingga 2 orang penari legong dilakukan oleh Kak Dinda dan Yeni, sementara untuk penari condong langsung diperankan oleh Pak Ketut.

"Seperti tari Pendet, tari Panji Semirang, dan tari tenun, maka tari legong akan diawali oleh narasi. Narasi tari Legong akan disampaikan oleh Adhita, " ucap Pak Ketut

"Bagaimana, Dinda dan Yeni? Sudah bisa dimulai latihan tari legong ini?", tanya Pak Ketut

"Siap, Pak," jawab Kak Dinda dan Yeni serempak

"Good," ucap Pak Ketut sembari mengacungkan dua jempol tangannya kepada Kak Dinda dan Yeni

"Adhita, Bagaimana? Siao untuk menyampaikan narasi tari legong" tanya Pak Ketut sambil memandang Adhita

"Insha Allah, siap Pak", jawab Adhita sembari mengangguk hormat kepada Pak Ketut

"Good, Adhita," sembari mengacungkan jempol tangannya kepada Adgita

"Oke, mari kita mulai latihannya," ujar Pak Ketut

"Silahkan, Adhita bacakan narasinya," lanjut Pak Ketut

"Ya, Pak," jawab Adhita

Adhita memperbaiki sikap berdirinya..Ia menghela nafas sejenak, kemudian memulai narasi dari tari legong tersebut.

"Sanggar Tari Bali akan mempersembahkan sebuah tari berjudul "Tari Legong", ucap Adhita dengan suara yang indah sembari tatapan matanya lurus ke depan

Adhita berhenti sejenak, mengalihkan pandangan ke arah teks yang berisi narasi, kemudian menyampaikan narasi tanpa melihat teks tersebut, tatapan lurus ke depan

"Legong berasal dari kata “leg” berarti lemah gemulai, luwes dan lentur dan “gong” berarti gamelan untuk pengiring tarian. Jadi tarian tersebut menyatu menjadi bentuk tarian antara gerakan lemah gemulai sang penari dengan irama gamelan pengiringnya. Gamelan pengiring dalam tari Legong dikenal dengan Gamelan Semar Pegulingan, irama atau instrumen dari gamelan Semar Pegulingan ini sangat kuat, terdiri dari sejumlah perangkat gamelan tradisional Bali yang berkolaborasi dan menyatu menjadi satu bagian utuh sehingga terbentuk bunyi dan irama yang kompak dan indah," tutur Adhita dengan suara nada irama suara yang berbeda, kadang keras kadang lembut dan mendayu

Adhita kembali terdiam sejenak, mengalihkan pandangan ke arah teks yang dipegangnya, kemudian ia bertutur sembari memandang ke arah penonton.

"Terdapat beberapa jenis tari tradisional Legong di Bali, seperti Legong Keratong (Lasem), Legong Jobog, Candra Kanta, Sudarsana, Kuntul, Goak Macok, Kupu-Kupu Tarum, Smaradahana dan Legod Bawa. Namun setiap kali menyebut Tari Legong, berarti itu maksudnya adalah tari Legong Keraton atau Lasem," ucap Adhita

Bersambung...