PENARI BALI (5)
PENARI BALI (5)
Hari ke-318
#TantanganGurusiana
27 November 2020
BINGUNG
Sore ini Dhita baru keluar dari pagar belakang sekolah. Ia baru saja selesai mengikuti pelajaran di sekolah madrasah. Pelajaran madrasah hari ini tentang Fiqih dan menulis tulisan Arab.
Tempat sekolah madrasah sore ini adalah tempat yang sama dengan tempat sekolah umum pagi tadi. Hanya gurunya saja yang berbeda. Gurunya adalah seorang isteri tentara. Guru madrasah ini dipanggil ibu Radjiman, karena suaminya bernama Radjiman. Ia asli orang Medan, bermarga Nasution. Bu Radjiman ini tinggal di RT 5.
Madrasah ini dikhususkan hanya untuk murid perempuan saja. Andai ada murid laki-laki, tentu kedua adik Dhita juga belajar agama di madrasah ini, sehingga Dhita bisa pergi dan pulang sekolah madrasah bersama adik-adiknya.
Farida hari ini tidak masuk sekolah pagi dan sekolah madrasah, ia sedang tidak enak badan. Akhirnya hari ini Dhita pergi dan pulang sendiri, karena dari RT 4 hanya Farida teman satu-satunya yang ikut sekolah madrasah. Teman sekelas atau satu sekolah umum pagi yang juga ikut sekolah madrasah sore banyak berasal dari RT 1.
Ada perasaan iri melihat rombongan dari RT 1 pergi pagi ke sekolah sama-sama, pergi sekolah madrasah sore hari juga sama-sama. Ada Yuni, Ramlah dan Euis teman Dhita sama-sama kelas 4. Ada kakak kelas yang duduk di kelas 5 seperti Teh Ida, Teh Elis, Mbak Lina, dan Mbak Yuli.
Bila mendengar nama RT 1, Dhita menjadi teringat cerita Mbak Wiwik tentang Pak Wadanyon kaya raya yang tinggal di RT 1. Pak Wadanyon yang memilki putri nan cantik, ramah, dan sopan yang bernama Kristina. Dhita penasaran ingin tahu tentang Kristina. Mau bertanya, Dhita malu. Lagi pula sama siapa mau bertanya. Bertanya kepada Mbak Wiwik atau teman-teman dari RT 1 segan rasanya. Nanti dikirain, sok ingin tahu. Kadangkala, Dhita ingin melupakan saja tentang Kristina tersebut. Tapi entah mengapa cerita Kristina tersebut tak bisa hilang dari ingatannya.
"Ingin juga bergabung dengan teman dan kakak kelas dari RT 1", bisik hati Dhita saat memandang dari jauh rimbongan RT 1 keluar dari pagar depan sekolah.
Dhita memilih keluar dari pintu belakang sekolah. Dhita sengaja keluar melalui pagar sekolah agar langsung bisa memintas jalan dengan mengambil jalan di tengah lapangan sepak bola secara diagonal. Seperti pitagoras lah. Sehingga saat ia sampai di ujung lapangan, ia telah tiba di RT 3. Kalau ia melewati jalan raya di tepi lapangan maka ia harus melalui wilayah RT 2 yang panjang terlebih dahulu baru ke RT 3. Beruntung sore ini lapangan sepak bola sepi, sehingga Dhita dapat leluasa berjalan di tengah lapangan bola yang ditumbuhi rumput tersebut.
Dhita memintas lapangan dengan langkah cepat. Setiba di lapangan ada Om Tamtama yang menyapa. Om Tamtama tersebut memakai baju atasan berupa kaos hijau tentara, bawahan celana hijau tentara, dan sepatu tentara. Dhita tak kenal siapa Om Tamtama tersebut. Andaikata Om Tamtama tersebut memakai baju dinas yang memakai nama di dadanya, tentu bisa diketahui namanya. Suatu yang pasti dan menjadi kebiasaan di asrama tentara ini memanggil laki-kaki muda dengan sebutan Om.
"Anak cantik si lesung pipit, mengapa jalan kaki? Tidak diantar ?", tanya Om Tamtama tersebut
Dhita menggelengkan kepala, meski sebenar ia bingung. Lagi pula sejak kapan ia pergi diantar. Diantar sama siapa? Selama ini Dhita kemana-mana di asrama ini selalu pergi sendiri.
"Anak cantik, si lesung pipit, cepat panjang rambutnya ya," tanya Om Tamtama tersebut
Dhita menangguk saja, meski ia semakin bingung.
"Lebih cantik si lesung Pipit dengan rambut panjang. Biarkan saja panjang ya. Jangan dipotong," lanjut Om Tamtama
Dhita semakin bingung dengan perkataan Om Tamtama tersebut. Rasanya rambut Dhita dari dulu memang panjang, tak pernah dipotong. Kalaupun rambut Dhita dipotong untuk merapikan saja dengan memepatkan rambut tersebut, atau memotong ujung rambut yang bercabang.
Rasa bingung Dhita belum terjawab. Tiba-tiba ada mobil jip tentara lewat dan berhenti di depan Om Tantama tersebut. Om Tamtana tersebut masih sempat pamit kepada Dhita sembari tersenyum, lalu naik ke mobil jip tersebut.
Meski Dhita bingung, namun Dhita tetap membalas dengan senyumnya. Tak lupa Dhita juga memberi hormat kepada Om Tantama tersebut.
"Siapa Om Tamtama tersebut? Mengapa ia menyebutku Anak Cantik Si Lesung Pipit," bisik hati Dhita.
Dhita memang memiliki lesung pipit di pipinya. Lesung pipit tersebut semakin jelas terlihat bila ia tersenyum, apalagi kalau tertawa.
"Apa ya aku ini cantik," bisik hati Dhita
"Ah, mungkin Om Tantama tadi berbohong", pikir Dhita bingung sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ah, masa bodoh ah. Mendingan segera pulang, hari sudah sore," bisik hati Dhita segera mempercepat langkahnya agar bisa segera tiba di rumahnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asik kisahnya Bunda dan terima kasih silewati
Lapak saya dan berkunjung.hehe
Makin asyik dan rancak bana Uni. Sukses selalu
Wah, siapa om Tamtama yah. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Om Tamtama siapa dia?Lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal. Terimakasih telah setia berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS
Lanjut Bun..keren
Ceritanya keren ya Bu..sangat memikat
Om Tamtama ada rasa suka. Sehat dan sukses sehat selalu
Wah..tokoh satu lagi menjadi perhatian...ya Om Tantama...
Keren banget Bu tulisannya, sukses dan sehat selalu untuk Ibu
Keren cerita bun. Mendingan segera pulang, agar bisa segera tiba di rumahnya.
Keren sukses ya buk
Ceritanya bikin penasaran bu, semangat dan sukses salam selalu
Keren ceritanya Bu
Cerita makin keren. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah
Keren selalu ceritanya Bu. Sukses selalu dan salam literasi
Siapakah om tamtama itu? Keren bucan
Siapakah om tamtama itu? Keren bucan
Cerita Dita makin asyik saja. Saya suka. Inspiratif Bun.
Mantap bu Fit, ceritanya keren. Sukses selalu
Semakin asik Bunda. Dhita si Lesung Pipit. Ditunggu kelanjutannya, Bunda.
Cerpen yang keren.sukses selalu bu
Jadi penasaran siapa om Tamtama itu ya, keren Bun
Cerpen yg menawan Bunda. Lanjut Bun
Bagus ceritanya...meski tidak mengikuti terus menerus...salam sukses selalu
Dhita gak pede dibilang cantik oleh Om Tamtama
hehe....Om Tamtama membuat tanya buat Dhita ..Keren ceritanya
Lanjut bundaa... Sukses selalu...
Siapakah om Tantama itu? makin penasaran..Bunda