FITRIANY FEBBY ADIANA GUSTARINY

BIODATA Nama: Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE,MP, M.Pd.E Tempat/Tgl Lahir : Bogor/18 Agustus 1968 NIP &n...

Selengkapnya
Navigasi Web

PENARI BALI (5)

PENARI BALI (5)

Hari ke-318

#TantanganGurusiana

27 November 2020

BINGUNG

Sore ini Dhita baru keluar dari pagar belakang sekolah. Ia baru saja selesai mengikuti pelajaran di sekolah madrasah. Pelajaran madrasah hari ini tentang Fiqih dan menulis tulisan Arab.

Tempat sekolah madrasah sore ini adalah tempat yang sama dengan tempat sekolah umum pagi tadi. Hanya gurunya saja yang berbeda. Gurunya adalah seorang isteri tentara. Guru madrasah ini dipanggil ibu Radjiman, karena suaminya bernama Radjiman. Ia asli orang Medan, bermarga Nasution. Bu Radjiman ini tinggal di RT 5.

Madrasah ini dikhususkan hanya untuk murid perempuan saja. Andai ada murid laki-laki, tentu kedua adik Dhita juga belajar agama di madrasah ini, sehingga Dhita bisa pergi dan pulang sekolah madrasah bersama adik-adiknya.

Farida hari ini tidak masuk sekolah pagi dan sekolah madrasah, ia sedang tidak enak badan. Akhirnya hari ini Dhita pergi dan pulang sendiri, karena dari RT 4 hanya Farida teman satu-satunya yang ikut sekolah madrasah. Teman sekelas atau satu sekolah umum pagi yang juga ikut sekolah madrasah sore banyak berasal dari RT 1.

Ada perasaan iri melihat rombongan dari RT 1 pergi pagi ke sekolah sama-sama, pergi sekolah madrasah sore hari juga sama-sama. Ada Yuni, Ramlah dan Euis teman Dhita sama-sama kelas 4. Ada kakak kelas yang duduk di kelas 5 seperti Teh Ida, Teh Elis, Mbak Lina, dan Mbak Yuli.

Bila mendengar nama RT 1, Dhita menjadi teringat cerita Mbak Wiwik tentang Pak Wadanyon kaya raya yang tinggal di RT 1. Pak Wadanyon yang memilki putri nan cantik, ramah, dan sopan yang bernama Kristina. Dhita penasaran ingin tahu tentang Kristina. Mau bertanya, Dhita malu. Lagi pula sama siapa mau bertanya. Bertanya kepada Mbak Wiwik atau teman-teman dari RT 1 segan rasanya. Nanti dikirain, sok ingin tahu. Kadangkala, Dhita ingin melupakan saja tentang Kristina tersebut. Tapi entah mengapa cerita Kristina tersebut tak bisa hilang dari ingatannya.

"Ingin juga bergabung dengan teman dan kakak kelas dari RT 1", bisik hati Dhita saat memandang dari jauh rimbongan RT 1 keluar dari pagar depan sekolah.

Dhita memilih keluar dari pintu belakang sekolah. Dhita sengaja keluar melalui pagar sekolah agar langsung bisa memintas jalan dengan mengambil jalan di tengah lapangan sepak bola secara diagonal. Seperti pitagoras lah. Sehingga saat ia sampai di ujung lapangan, ia telah tiba di RT 3. Kalau ia melewati jalan raya di tepi lapangan maka ia harus melalui wilayah RT 2 yang panjang terlebih dahulu baru ke RT 3. Beruntung sore ini lapangan sepak bola sepi, sehingga Dhita dapat leluasa berjalan di tengah lapangan bola yang ditumbuhi rumput tersebut.

Dhita memintas lapangan dengan langkah cepat. Setiba di lapangan ada Om Tamtama yang menyapa. Om Tamtama tersebut memakai baju atasan berupa kaos hijau tentara, bawahan celana hijau tentara, dan sepatu tentara. Dhita tak kenal siapa Om Tamtama tersebut. Andaikata Om Tamtama tersebut memakai baju dinas yang memakai nama di dadanya, tentu bisa diketahui namanya. Suatu yang pasti dan menjadi kebiasaan di asrama tentara ini memanggil laki-kaki muda dengan sebutan Om.

"Anak cantik si lesung pipit, mengapa jalan kaki? Tidak diantar ?", tanya Om Tamtama tersebut

Dhita menggelengkan kepala, meski sebenar ia bingung. Lagi pula sejak kapan ia pergi diantar. Diantar sama siapa? Selama ini Dhita kemana-mana di asrama ini selalu pergi sendiri.

"Anak cantik, si lesung pipit, cepat panjang rambutnya ya," tanya Om Tamtama tersebut

Dhita menangguk saja, meski ia semakin bingung.

"Lebih cantik si lesung Pipit dengan rambut panjang. Biarkan saja panjang ya. Jangan dipotong," lanjut Om Tamtama

Dhita semakin bingung dengan perkataan Om Tamtama tersebut. Rasanya rambut Dhita dari dulu memang panjang, tak pernah dipotong. Kalaupun rambut Dhita dipotong untuk merapikan saja dengan memepatkan rambut tersebut, atau memotong ujung rambut yang bercabang.

Rasa bingung Dhita belum terjawab. Tiba-tiba ada mobil jip tentara lewat dan berhenti di depan Om Tantama tersebut. Om Tamtana tersebut masih sempat pamit kepada Dhita sembari tersenyum, lalu naik ke mobil jip tersebut.

Meski Dhita bingung, namun Dhita tetap membalas dengan senyumnya. Tak lupa Dhita juga memberi hormat kepada Om Tantama tersebut.

"Siapa Om Tamtama tersebut? Mengapa ia menyebutku Anak Cantik Si Lesung Pipit," bisik hati Dhita.

Dhita memang memiliki lesung pipit di pipinya. Lesung pipit tersebut semakin jelas terlihat bila ia tersenyum, apalagi kalau tertawa.

"Apa ya aku ini cantik," bisik hati Dhita

"Ah, mungkin Om Tantama tadi berbohong", pikir Dhita bingung sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ah, masa bodoh ah. Mendingan segera pulang, hari sudah sore," bisik hati Dhita segera mempercepat langkahnya agar bisa segera tiba di rumahnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asik kisahnya Bunda dan terima kasih silewati

27 Nov
Balas

Lapak saya dan berkunjung.hehe

27 Nov

Makin asyik dan rancak bana Uni. Sukses selalu

27 Nov
Balas

Wah, siapa om Tamtama yah. Sukses selalu dan barakallahu fiik

27 Nov
Balas

Om Tamtama siapa dia?Lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal. Terimakasih telah setia berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS

27 Nov
Balas

Lanjut Bun..keren

27 Nov
Balas

Ceritanya keren ya Bu..sangat memikat

10 Dec
Balas

Om Tamtama ada rasa suka. Sehat dan sukses sehat selalu

27 Nov
Balas

Wah..tokoh satu lagi menjadi perhatian...ya Om Tantama...

04 Dec
Balas

Keren banget Bu tulisannya, sukses dan sehat selalu untuk Ibu

27 Nov
Balas

Keren cerita bun. Mendingan segera pulang, agar bisa segera tiba di rumahnya.

27 Nov
Balas

Keren sukses ya buk

27 Nov
Balas

Ceritanya bikin penasaran bu, semangat dan sukses salam selalu

28 Nov
Balas

Keren ceritanya Bu

27 Nov
Balas

Cerita makin keren. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

27 Nov
Balas

Keren selalu ceritanya Bu. Sukses selalu dan salam literasi

27 Nov
Balas

Siapakah om tamtama itu? Keren bucan

27 Nov
Balas

Siapakah om tamtama itu? Keren bucan

27 Nov
Balas

Cerita Dita makin asyik saja. Saya suka. Inspiratif Bun.

27 Nov
Balas

Mantap bu Fit, ceritanya keren. Sukses selalu

27 Nov
Balas

Semakin asik Bunda. Dhita si Lesung Pipit. Ditunggu kelanjutannya, Bunda.

27 Nov
Balas

Cerpen yang keren.sukses selalu bu

27 Nov
Balas

Jadi penasaran siapa om Tamtama itu ya, keren Bun

27 Nov
Balas

Cerpen yg menawan Bunda. Lanjut Bun

27 Nov
Balas

Bagus ceritanya...meski tidak mengikuti terus menerus...salam sukses selalu

27 Nov
Balas

Dhita gak pede dibilang cantik oleh Om Tamtama

27 Nov
Balas

hehe....Om Tamtama membuat tanya buat Dhita ..Keren ceritanya

27 Nov
Balas

Lanjut bundaa... Sukses selalu...

27 Nov
Balas

Siapakah om Tantama itu? makin penasaran..Bunda

27 Nov
Balas



search

New Post