PENARI BALI (60)
PENARI BALI (60)
Tantangan Hari ke-373
#TantanganGurusiana
Kamis, 21 Januari 2021
LANJUTAN KOSTUM DAN MAKE UP TARI PENDET
"Bagaimana adik-adik sudah paham dengan teori tentang tata rias rambut untuk tari Pendet?" tanya Pak Ketut
"Sudah Pak," jawab peserta serentak
"Berati kita bisa melanjutkan untuk praktik?" tanya Pak Ketut kembali
"Ya, Pak" jawab peserta lebih keras dan bersemangat
"Bagaimana kakak-kakak senior setiap untuk memberikan contoh praktik tata ruas rambut tari Pendet kepada adik-adikmu?" tanya Pak Ketut
"Siap Pak,"jawap kakak senior serempak
"Good", Pak Ketut tersenyum sembari mengacungkan dua jempolnya.
"Seperti biasa saya akan memberikan penjelasan, sementara kakak-kakak senior kalian yang akan memberikan contohnya. Perhatian setiap tahapan yang dilakukan oleh kakak-kakak seniormu, kemudian adik-adik langsung mengikuti sesuai yang dicontohkan tersebut," jelas Pak Ketut
"Ya, Pak,' ujar peserta
"Good. Oke kalau begitu mari kita mulai" ujar Pak Ketut.
"Langkah pertama sisir rambut yang rapi, kuncir ke belakang, dan rambut diputar dan dibuat seperti sanggul," jelas Pak Ketut.
"Rambut saya pendek, tak bisa disanggul Pak," ujar si imut Lita.
"Dikuncir saja, Lita. Perhatikan contoh yang dilakukan kakak senior yang di dekatmu. ," jawab Pak Ketut.
"Ya, Pak," jawab Kita
"Pak, apakah rambut kita akan disasak? Sebab saya lihat para penari Bali ada rambutnya disasak," tanya Adhita tiba-tiba
"Pertanyaan yang bagus Adhita. Menang benar, ada penari yang membuat sasak pada rambu. Namun, untuk praktik kita ini tak perlu, karena selain untuk memudahkan tata rias rambut, kepala akan penuh oleh bunga, jadi kalaupun rambut tidak disasak tidak mengapa, " ujar Pak Ketut
"Alhamdulillah, Pak. Saya takut rambut saya disasak. Nanti susah menyisirnya kembali " terdengar suara Yessy Gusman.
"Ya, Yessy," ujar Pak Ketut
Ayo. Lakukan seperti yang dicontohkan kakak senior," ujar Pak Ketut
Kakak-kakak senior menyisir rambutnya, menguncir, memutar rambut tersebut, dan membuat seperti sanggul. Kegiatan ini dikuti oleh para peserta.
Pak Ketut memperhatikan para peserta, setelah dilihatnya semua telah membuat sanggul bagi yang memiliki rambut panjanv atau menguncir rambut bagi yang rambutnya pendek, maka ia melanjutkan penjelasan berikutnya.
Langkah kedua, pasang bunga mawar merah dengan ketentuan bunga mawar letakkan di tengah-tengah kepala. Itu gunanya kita pakai mawar buatan, karena tangkainya terbuat dari kawat, sehingga mudah kita tusukkan ke sanggul.
Peserta meniru memasang mawar merah seperti yang dicontohkan kakak senior. Sementara Pak Ketut berjalan mendekati para peserta mengamati hasil pekerjaan mereka memasang bunga mawar tersebut. Setelah itu ia melanjutkan penjelasannya.
"Langkah ketiga, pasang rangkaian bunga Kamboja (bunga Jepun) di sebelah kanan bunga mawar. Bunga kamboja (jepun) diletakkan melengkung dari atas telinga kanan sampai bersentuhan dengan bunga mawar merah. Caranya tusukkan tangkai dari rangkaian bunga Kamboja tersebut ke sanggul," ujar Pak Ketut
Kakak senior mencontoh cara memasang bunga Kamboja tersebut dan peserta mengikutinya. Perhatikan Pak Ketut sama seperti sebelumnya mengawasi hasil kerja peserta dalam memasang rangkaian bunga Kamboja. Setelah peserta memastikan rangkaian bunga Kamboja tersebut terpasang dengan benar di kepala peserta, barulah Pak Ketut melanjutkan penjelasannya
"Langkah keempat, pasang rangkaian bunga Semanggi. Bunga semanggi diletakkan melengkung dari atas telinga kiri sampai bersentuhan dengan bunga mawar merah. Caranya dengan menyelipkan tangkainya pada sanggul. Jadi hasilnya akan terlihat bahwa mawar merah berada diantara bunga kamboja dan semanggi.
Peserta memasang bunga semanggi seperti yang dicintai oleh kakak senior. Pak Ketut menjalankan tugasnya untuk memastikan bahwa peserta telah bisa memasang bunga semanggi di kepalanya dengan benar sesuai aturan. Terlihat Pak Ketut menangguk-anggukkan kepalanya, kemudian melanjutkan penjelasannya
"Langkah kelima, memasang bunga sandat. Bunga Sandat disusun sepanjang susunan bunga jepun, tepatnya dibelakang bunga mawar merah dan bunga Kamboja" ujar Pak Ketut
Kakak senior dengan sigap memasang bunga sandat di belakang bunga mawar merah dan bunga Kamboja. Peserta mengikuti langkah tersebut. Pak Ketut mengangguk-anggukkan kepalanya tanda puas dengan hasil kerja peserta
"Langkah terakhir, ambil Cemara atau antol atau rambut palsu panjang. Putar bagian pangkal kepala membentuk sanggul lonjong, jepit agar tidak lepas, pasar arnet pada sanggul tersebut, kemudian jepit arnet tersebut," jelas Pak Ketut
Kakak senior membuat sanggul lonjong pada pangkal cemara. Peserta mengikuti tahapan tersebut
"Bisa semuanya?" tanya Pak Ketut
"Tunggu Pak. Sanggulnya tidak rapi," ujar Adhita
"Ya, Pak. Sanggul buatan saya juga belum rapi," ujar Lita Imut.
"Ya, Pak. Saya juga," ujar peserta lainnya.
"Saat ini maklum saja kalau belum rapi. Sebab ini kan pertama kali adik-adik belajar membuat sanggul lonjong tersebut. Nanti ulang lagi di rumah hingga hasilnya rapi. Semua itu butuh proses dan latihan yang berulangkali. Tak ada sesuatu itu sim salabim, abrakadabra, atau alakazam," ujar Pak Ketut
"Sim salabim, abrakadabra, atau alakazam,
seperti cerita Nirmala, Juwita, dan si Nenek Penyihir dalam majalah Bobo, Pak, " ujar Adhita sambil tersenyum
"Wah, Adhita suka juga baca majalah Bobo, rupanya," ujar Pak Ketut
"Ya, Pak. Suka sekali. Tapi majalahnya masih minjam ke teman Pak. Mama belum punya uang untuk berlangganan," ujar Adhita pelan tetapi masih terdengar suaranya oleh Pak Ketut.
"Tak apa, biar minjam kan majalahnya dibaca. Daripada rajin berlangganan tapi majalahnya tak pernah dibaca," ujar Pak Ketut memberi semangatnya
"Ya, Pak," ujar Adhita senang karena mendapat semangat dari Pak Ketut
"Oke, mari kita lanjutkan," ujar Pak Ketut
"Selanjutnya pasang cemara pada sanggul atau rambut yang dikuncir tadi dengan jepit hitam. Pasang dengan kuat. Ketentuan menasangnya bagian cemara yang telah dibentuk sanggul lonjong tadi letakkan di kiri kepala, sementara bagian ujung rambut Cemara yang panjang biarkan menjuntai ke arah kanan dan akan terlihat di bagian bahu kanan menjuntai ke bawah," ujar Pak Ketut.
Peserta segera memasang cemara di kepalanya seperti yang dicontohkan oleh kakak senior. Pak Ketut memperhatikan cara kerja anak didiknya. Pak Ketut tersenyum puas dan lega, karena telah selesai memberikan pelajaran praktik tata rias rambut tari Pendet.
"Seperti yang telah saya jelaskan tadi, bahwa untuk tahap awal mungkin tata rias rambut belum rapi, namun nanti setelah adik berulangkali latihan, maka semakin lama hasilnya akan semakin baik. Buktinya mereka kakak-kakak senior dulu waktu awal latihan juga belum rapi, namun sekarang terlihat mereka sangat piawai dalam tata rias tari Bali ini. Jadi, bagi yang belum rapi jangan patah semangat. Terus berlatih untuk mendapatkan hasil terbaik," ujar Pak Ketut
"Ya, Pak" ujar peserta sembari mengagukkan kepalanya.
Masing-masing peserta mematut kembali hasil kerjanya pada cermin. Mereka merapikan asesoris rambut yang belum rapi, memasang kuat asesoris yang belum terpasang kuat. Mereka terlihat puas akan latihan praktik hari ini.
Adhita puas dan merasa beruntung bisa ikut bergabung dalam.sanggar tari Bali ini. Selain menguasai tari Bali, ia juga mendapat ilmu tambahan tentang teori dan praktik cara memasang kostum, tata rias wajah, dan tata rias rambut khususnya untuk tari Pendet. Selanjutnya tinggal mengulang berlatih di rumah agar hasilnya lebih bagus, sehingga saat pentas dan ujian ia bisa menampilkan yang terbaik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul, Bunda. Cerita yang menarik bernuansa ilmu tari. Salam sukses.
Kereeen ulasannya, Bunda. Semoga tari2 tradisional tetap dan terus lestari
Mantap Uni,,, Sukses selalu
Very good...
Semoga segera terwujud buku tunggal PENARI BALI. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS bunda.
Lanjutkan Bun
Tulisan yang sangat keren. Mengangkat tema budaya. Infomatif dan rekreatif. Sukses selalu, Bu Fitria.
Tulisan yang bagus. Salam Literasi
Duh..bikin penasaran bagaimana hasil kerja anak-anak..pasti keren. Ditunggu fotonya Bunda cantik..salam semangat.
Mantap bu fit...sukses selalu salam literasi
Mantaap Ibuu. Salam literasi.
Luar biasa sukses selalu
Sanggarnya Pak Ketut keren banget, Bu. Kisah yang semakin menawan.
Ternyata dari pendet itu memiliki filosofi yang dalam ya, Bunda. Keren...
Luar biasa, masih berlanjut.... Semakin lengkap sebagai referensi budaya
Mantap Bu.... sukses selalu salam literasi
Melalui Penari bali, pembaca jadi mengetahui perihal tari BaliPokonya, Bu Fit keren!
Sangat keren, Bunda. Mengangkat tema budaya yang memang luar biasa. Jadi rindu untuk menari lagi. He,.. he,.. Semoga sukses selalu.
Indahnya budaya Indonesia. Sangat menginspirasi. Salam sukses selalu Bu.
Luar biasa bu, saya jadi dapat ilmu tentang segalanya dari tari Bali. Keren
Terbayang serunya Bunda, saat dandanan. Adyik memakai mske up dan menata bunga di rambut . Semoga sehat dan sukses selalu buat Bunda.
Mantap Bu tulisannya..
Ulasannya keren Bunda, tambahan ilmu memasang kostum cemara pada tarian itu.
Bunda asli Bali ya..top sukses bun
Semakin lengkaplah pengetahuan si junior tu... Keren sbg edukasi buat penari
Tulisan yang keren Bu, salam
Makin penasaran dengan ceritanya uni, salam sukses selalu
Tema budaya bisa diangkat jadi tulisan /artikel. Semoga Tari Pendet tetap bertahan, sebagai identitas bangsa
Semoga semakin banyak anak muda yang mencintai budaya bangsa
Salut bunda masih ulasan penari salam sukses selalu bunda
Wah ulasan tentang tari yang keren, bu fitri ini sangat paham tentang tari za, salut bu fit, sukses selalu dan tetap semangat melestarikan tari daerah.