PENARI BALI (65)
PENARI BALI (65)
Tantangan Hari ke-379
#TantanganGurusiana
Rabu, 27 Januari 2021
ITU GUNANYA BERTEMAN
Seperti biasa, hari Minggu pagi Adhita latihan karate di lapangan bola samping sekolah dasar tempat ia bersekolah. Adhita berangkat dari RT 1 bersama Kristina dan Adelina. Mereka diantar naik mobil dengan Om Kholid, supir Papa Kristina.
Saat tiba di lapangan, peserta karate sudah banyak hadir di lapangan, termasuk anggota laskar sembilan. Mereka duduk di lapangan yang ditumbuhi oleh rumput hijau tersebut.
Nampaknya Senpai Fery selaku pelatih belum datang. Seperti biasa, peserta duduk bercengkrama di lapangan sembari menunggu Senpai Fery.
Baru saja Adhita sampai di dekat mereka, tiba-tiba Adhita ditarik oleh Farida anggota laskar sembilan. Kristina dan Adelina ikut juga bergabung dan duduk bersama anggota laskar sembilan.
"Dhita, apa benar kemarin bertemu dengan Rano Karno?" tanya Farida
"Mentang-mentang ketemu artis, lupa sama kit," ujar Paulus
"Ya, nich. Mentang-mentang ketemu artis, diam-diam saja, tak cerita ke kami," ujar Markus
Kristina tersenyum geli melihat tingkah anggota laskar sembilan kepada Adhita.
"Hah, siapa bilang?" tanya Adhita kaget
"Itu Mas Prio yang bilang," ujar Aan sembari menunjuk Mas Prio
"Mas Hendro juga bilang begitu," ujar Koes
"Mas Prio dan Mas Hendro tahu dari mana?," tanya Adhita sembari bergantian menatap Mas Prio dan Hendro
"Nah, berarti benar kan, ketemu Rano Karno,' ujar Adam
"Tau dari Wayan. Kebetulan kami berdua ada perlu ke rumah Pak Rekeng, Bapaknya Wayan. Di sana Pak Rekeng bercerita bahwa anaknya Wayan baru saja usai pentas dan ujian tari Bali. Kegiatan pentas dan ujian tersebut dihadiri oleh Rano Karno. Begitu kata Pak Rekeng," ujar Mas Prio.
"Ooo, begitu rupanya," ujar Adhita mengangguk-angguk kemudian ia menghela nafas.
"Mohon maaf teman-teman, bukan Dhita tak mau cerita. Maklum usai ujian tari Bali kemarin itu, besoknya kan kita sudah disibukkan dengan acara perpisahan dan kenaikan kelas. Jadi Dhita tak sempat menceritakan hal tersebut," ujar Adhita
"Pikiran Dhita saat itu sibuk dengan urusan pentas dan ujian. Apalagi Dhita juga mendapat tugas untuk menyampaikan narasi tari legong Keraton. Jadi, Dhita tak lagi sempat memikirkan hal yang lebih dari itu. Bagi Dhita waktu dapat berjumpa dengan Rano Karno secara langsung itu sudah lebih dari cukup. Melihat ia secara langsung itu sudah lebih dari cukup. Dhita tak berharap lebih. Apalagi menurut Pak Ketut, Rano Karno itu juga menjadi juri, jadi seganlah Dhita. Dhita hanya bisa memandang saja, tanpa bisa mendekati dan minta tanda tangan," jelas Adhita
"Tak apa, Dhit. Mas Prio bisa memakluminya. Saat itu Dhita sedang dalam kondisi mau ujian. Tentu situasi sangat nervous, tak sempat memikirkan yang lain," hibur Mas Prio
"Ya, tak apa Dhit. Masih beruntung Dhita sudah melihat Rano Karno secara langsung. Dibanding kami yang baru lihat dia cuma di layar TV atau layar tancap," tutur Aan
"Dhita juga tak punya tustel, sehingga tak ada fotonya," ujar Adhita sedih
"Kenapa Dhita tak bilang waktu itu. Kris punya tustel," sela Kristina tiba-tiba.
"Dhita tak terpikirkan waktu itu. Lagi pula Dhita segan meminjam pada Kris," jawab Adhita.
"Kenapa segan, Dhit. Kita kan berteman. Nanti yang akan datang, kalau perlu tustel pinjam ke Kris," ujar Kristina serius.
"Terima kasih, Kris," ujar Adhita
"Terima kasih, Kris. Terima Kasih, " ujar Paulus dengan serius
Krstina bengong mendengar ucapan Paus.
"Memangnya siapa yang mau meminjamkan kepadamu, Lus," ujar Markus
"Kristina lah. Kalau Kris mau meminjamkan tustelnya kepada Adhita, tentunya sama aku juga Kris mau neminjamkannya," ujar Paulus seraya tertawa
"Lho memangnya kamu siapanya Kristina," ujar Adam seraya berseloroh
"Aku?," tanya Paulus
"Aku temannya Kristina. Tadi kata Kristina itu gunanya teman. Kalau berteman boleh punjam," ujar Paulus tertawa
Semua yang hadir ikut tertawa mendengar ucapan Paulus.
"Kak Adhita, kami jadi ikut kursus tari Bali," tiba-tiba Adelina adiknya Kristina menyela
"Benarkah Lina, Kris?" tanya Adhita senang
"Benar, Dhit. Kapan mulai kursus kembali. Kami akan mendaftar?" tanya Kristina
"Awal bulan Juli. Sejak usai ujian dan pentas kemarin, Pak Ketut memberi libur 2 Minggu.
"Oke, nanti kita bisa berangkat latihan bersama," ujar Kristina.
"Ya, Kris," ujar Adhita.
"Ayo teman-teman, itu Senpai Fery sudah datang dan memanggil kita untuk upacara," ujar Adam
"Ayo," ujar Adhita seraya berdiri.
Semua anggota yang duduk juga langsung berdiri. Mereka segera berlari menuju tempat di mana Senpai Feri telah bersiap untuk memimpin upacara.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mengalir tulisannya, Bu. Salam sukses.
Sukses dan sehat selalu ya Bu. Semoga terwujud sebuah buku lagi.
keren bun, ditunggu kelanjutannya
Mantap surantap bunda. Semoga segera terwujud buku tunggal PENARI BALI. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS.
Luar biasa alur ceritanya sukses selalu
Andhita si penari Bali .. salam sukses slu sayang
Wah, bisa jadi buku ya Bu. Salam sukses
Hebat ya, Bu. Wawasannya, mantap. Sukses selalu, Bu.
Keren bunda
kereeen Bun, sukses selalu. salam literasi
Mantap lanjut buk
Senpai ??? Saya jadi ingat seseorang.
Tulisan yg keren bucan, salam silaturahmi
Zaman sekarang ketemu artis pasti langsung minta selfie, hahaha... Adhita selalu keren Bu.
Siip bund... calon buku yang keren ini. Sukses selalu
Sukses selalu Bu.., salam literasi
Mantap.. Sudah sampai penari Bali ke 65.. Salam sukses..
Ingin seperti bunda. Bisa menulis cerita yang apik seperti ini. Salam sukses selalu
Hebat Bunda. Semoga semakin sukses
Mantap bu Fit
Sudah byk tulisannya ya Bun...keren
keren abis tulisan Bu Fitri...salam
Wow keren....seperti ikut berada di dalam cerita....dan ya Tustel kata kata yang dulu sering terdengar san kini sudah lama menghilang...bunda Fitriany jago banget dalam ilusrasi, seting tempat dan olah kata dalam pembicaraan. Mantap bunda.
Ceritanya mengalir Indah. Salam sukses ya Bun.
Sudah lama saya tak mendengar kata TUSTEL, Bun. TUSTEL mencuri perhatian saya hingga mengenang masa kecil. Karena kata TUSTEL masa kecil selalu dipakai. Setelah dewasa saya tak mendengar lagi kata TUSTEL itu. Ni baru terdengar kembali. Thanks ibu indah membuat saya bernostalgia.
Pak Ketut memberi libur 2 Minggu. Sungguh bijak pelatihnya ni... Siswanya pun pasti senang.. Sukses slalu Bu.. Penari Balinya
Ceritanya mantab keren bu, mencerahkan. Semoga sehat dan sukses selalu