PENARI BALI (66)
PENARI BALI (66)
Tantangan Hari ke-380
#TantanganGurusiana
Kamis, 28 Januari 2021
MENONTON PEMENTASAN DI TV
Biasanya dari asrama tempat tinggal Adhita yang ikut kursus tari Bali hanya Adhita dan Wayan. Saat ini bertambah 3 peserta baru, yaitu Kristina, Adelina, dan Maya. Ketiganya bertempat tinggal di RT 1. Mereka menjadi bersemangat latihan. Apalagi saat latihan perdana sejak libur, Pak Ketut memberikan informasi bahwa penampilan peserta saat ujian dan pementasan kemarin akan ditayangkan di TV. Pak Ketut menyebutkan hari dan jam tayangnya. Tentu saja Adhita dan Wayan yang ikut dalam pementasan tersebut sangat gembira. Mereka tak sabar menunggu waktu itu tiba. Mereka ingin mengakses Bagaimana penampilan mereka di layar kaca.
Esoknya, khabar bahwa tayangan penampilan Adhita dan Wayan saat ujian dan pementasan tari Bali akan tayang di TV telah menyebar di pelosok asrama. Adhita heran dari mana mereka dapat mengetahui berita itu? Mungkin Wayankah? Ternyata bukan dari Wayan. Rupanya Ibu Tarigan, ibunya Kristina menyampaikan khabar tersebut saat ada pertemuan acara bulanan Persit Kartika Chandra Kirana. Ibu Tarigan menyampaikan hal tersebut bukan untuk pamer, tetapi dengan tujuan agar para orang tua mendorong putra putrinya untuk melakukan kegiatan positif dan berprestasi sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Salah satu contohnya adalah prestasi Adhita dan Wayan dalam tari Bali dan akan tampil di TV. Tentu saja berita itu segera menyebar seantero asrama, dan mereka bersiap ingin melihat tayangan tersebut.
Waktu yang dinantikan pun tiba. Adhita, mama, dan adik-adik menonton di rumah Bu Tarigan, mamanya Kristina. Ibu Tarigan memang sengaja mengajak Adhita sekeluarga menonton di rumah Bu Tarigan. Bu Tarigan tahu bahwa keluarga Adhita tidak memiliki TV. Tentu saja Mama Adhita menerima dengan senang hati tawaran tersebut. Sementara Papa Adhita tidak bisa ikut, karena ia masih berada di kantor. Kata Papa, ia menonton di kantor saja.
Di rumah Ibu Tarigan, mereka bersama menonton di ruang keluarga. Di sana terletak TV ukuran 24 inchi. Semua anggota Tarigan lengkap di sana menunggu tayangan yang dinanti.
Akhirnya tiba jualah tayangan pementasan. Penampilan pertama tari Pendet. Di layar kaca sangat jelas terlihat Adhita, karena ia berdiri paling depan. Seperti saat pementasan Adhita dan penari Pendet lainnya menampilkan tari Pendet dengan luwes. Meski demikian, saat menonton dirinya di TV tersebut, perasaan Adhita bercampur aduk tak bisa lukiskan. Peserta yang hadir menonton tak ada yang bersuara hingga tari Pendet itu habis. Tiba-tiba saat para penari Pendet mengakhiri tari terdengar tepuk tangan.
"Hebat, Adhita!" ujar Pak Tarigan
"Terimakasih, Pak," ujar Adhita sembari tersenyum malu.
"Wah, nanti 6 bulan lagi Lina juga bisa seperti itu, ya Pa," ujar Adelina kepada Papanya
"Tentu saja, asal Lina berlatih dengan tekun. Adhita bisa menari sebagus itu, tentunya karena ia berlatih dengan rajin.Ya kan, Dhit," tanya Pak Tarigan.
"Ya, Pak," ujar Adhita sembari mengangguk.
"Nah, itu Wayan yang berdiri di depan. Ya, kan Dhit?" tanya Kristina sambil menunjuk layar kaca yang sedang menayangkan tari Panji Semirang.
"Ya, benar itu Wayan?" ujar Adhita
"Wayan anak Pak Rekeng yang di RT 5 kan?" tanya Bu Tarigan
"Ya, Ma. Bagus kan Ma. Wayan masih ke il sudah lihai menari. Lina jadi semakin tak sabar ingin pentas jugga" ujar Adelina
"Baru saja 1 kali kita latihan, 'masa' sudah mau pentas, Dik? tutur Adhita sembari tersenyum.
"Hehehehe", Lina terkekeh sembari berdiri dan menampilkan beberapa gerakan tari Pendet yang baru saja ia pelajari kemarin.
"Ini, kita mau nonton TV atau nonton Lina?" ujar Bu Tarigan
"Ya, nich. Ayo duduk kembali. Malu dong sama tamu," ujar Pak Tarigan
"Hehehe, ya juga ya Pa," ujar Adelina kembali segera duduk seraya tersenyum malu
Mereka yang hadir kembali serius menonton tayangan pementasan. Setelah tari Panji Semirang, dilanjutkan dengan tari tenun, kemudian tari legong. Sesaat tari legong Keraton akan dimulai, terdengar suara perempuan menyampaikan narasi tentang tari legong. Sorotan kamera masih jauh, sehingga wajah yang menyampaikan narasi tersebut belum terlihat jelas.
"Bagus sekali suaranya" ujar Bu Tarigan
"Seperti suara Adhita" ujar Kristina
"Tiba-tiba, sorotan kamera semakin mendekat, dan wajah perempuan yang menyampaikan narasi semakin jelas.
"Itu memang Kak Adhita, Ma?" ujar Adelina
"Ya, Adhita. Adhita tak pernah cerita sebelumnya. Krisbaru tahu kalau Adhita pintar menyampaikan narasi ," ujar Kristina
"Adhita masih belajar, Kris," ujar Adhita
"Tentu saja Adhita bisa. Mamanya kan dahulu pernah menjadi juara satu mendongeng di Asrama kita ini," ujar Pak Tarigan
"Wah, iya yah. Mama bari ingat," ujar Bu Tarigan.
"Wah, itu sudah lama," sela Mama Adhita.
"Hebat, Tante. Pantaslah Adhita pintar, rupanya menurun dari Tante. Kapan-kapan Kris juga minta diatih ya Tante" ujar Kris
"Insha Allah, Kris," jawab Mama Adhita
Narasi Tari Legong pun usai dan langsung disambut dengan penampilan tari legong oleh Pak Ketut, Kak Dinda dan Yeni. Setelah itu tayangan tari dari sanggar tari Bali Gelora Bogor juga usai.
Penonton sangat puas bisa menonton acara tersebut. Mana pernah terbayang teman terdekat dilingkungan sekitar bakal.masuk TV. Biasanya yang masuk TV adalah artis. Orang biasa masuk TV cuma sebatas angan-angan saja. Biasanya mereka menonton orang tidak pernah mereka temui dan tidak mereka kenal sama sekali. Tentu saja berbeda rasanya menonton orang yang pernah dikenal dengan yang tidak mereka kenal.
Secara pribadi Adhita tentu saja bersyukur, berkat latihan yang sungguh-sungguh ia tampil baik dalam pementasan tersebut. Hal tersebut tadi dapat ia saksikan sendiri di TV. Tak disangka tari Bali mengantarkan ia masuk TV. Suatu hal yang tak pernah ia bayangkan. Ia bisa melihat dirinya ada di layar kaca.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Penari Bali menjadi A Big Seller Book. Goodluck bu Fitri.
Keren, Bunda.
Pengalaman masa kecil yang hebat Bu Fit
Mantap Bun, lanjuut
Siip mantap Bunda salam literasi dan salam sukses
Selamat buat Adhita yang bisa masuk tv berkat tari Bali. Baarakallaahu fiikum Ibu Fitriany Febby Adiana Gustariny
salam sukses Bu, untuk penari Bali, mantap
Keren cerpennya bu
Asyik ya buk anak-anak dapat nonton bareng
Cerita semakin keren. Bisa menulis cerita sepanjang ini luar biasa. Saluuuut. Barokallah
Luar biasa tulisan bucan, salam sukses dan salam silaturahmi
Alur yang utuh, rinci dan alami. Lanjut, Bu
Mantap Bu sukses berkarya.... salam literasi
Cerita yang luar biasa bunda. Salam sukses.
Benar-benar konsisten ya buk Fit, Penari Bali...wah, selalu ada ide ceritanya, mengalir.. keren...
Cerita yang menarik Bunda. Lanjut dan sukses selalu
Hebat Adhita. Selalu menarik ceritanya, Bunda. Keren. Semoga sukses selalu.
keren.... salam sukses
Luar biasa ulasannya yang bermanfaat dan menginspirasi. Sukses terus bunda dengan tulisan-tulisannya. Salam literasi
Mantap,tulisan yang selalu memberi motivasi.Sukses selalu Bu Fitri
Cerpen yang keren sekali Bu..salam sukses selalu ya..
Keren bu. Tulisan mengalir deras. Salam sukses.
Keahlian tari bisa mengantarkan pentas di tv. Bahkan bisa juga menjadi duta seni di ajang internasional. Keren Tulisannya bunda. Sukses untuk bunda
Keren bersama tari Bali. Saya suka tari Pendet yg menunjukkan curi khas mata si penari.
Mantab bunda ulasannya. Salam literasi
Reportase berbungkus cerita yang menawan dalam bingkai kolom. Salam literasi dan sukses bu Fitri.
Mantap Bu tulisannya. Selalu menarik pembaca. Sukses selalu.
Ulasan yang selalu menginspirasi bunda. Sehat dan sukses slalu
Good. Bun.. lnjt.. karya. Besar..
Tulisan keren yang memotivasi kaum muda sekaligus orang tua... Sukses bu
Semangat Adhit perlu di tiru, luar biasa