PENARI BALI (68)

Tantangan Hari ke-382

#TantanganGurusiana

Sabtu, 30 Januari 2021

SERING TAMPIL

Waktu berlalu terus. Kegiatannya rutin berjalan terus. Bagi Adhita rutinitas tidak hanya sekolah pagi, tetapi juga rutinitas lainnya. Senin-Kamis siang mengikuti sekolah madrasah, Jumat siang kursus tari Bali, Sabtu sore membantu Mama membuat pola bordir, Minggu pagi latihan karate, dan minggu sore latihan Pramuka.

Adhita seperti biasa menjalani rutinitas tersebut dengan sungguh-sungguh. Rutinitas yang dijalaninya tidak membuat ia merasa bosan. Apalagi kegiatan rutin yang ia lakukan adalah berupa hobby, sehingga menjalaninya dengan rasa senang. Ia rajin sekolah, tak sekalipun ia bolos. Justru bila tak hadir ke sekolah, Adhita merasa ada yang kurang dalam dirinya. Maklum ia seorang juara kelas bertahan. Adhita juga tak pernah bolos saat sekolah madrasah sore. Adhita senang dapat menggali ilmu agama dari guru ngaji di madrasah tersebut. Guru sangat baik dan pintar. Banyak ilmu agama yang ia dapatkan dari guru ngajinya ini.

Saat Sabtu siang hingga sore, Adhita senang membantu Mama membuat pola pada kain untuk dibordir mamanya. Hanya waktu itu ia bisa berdua full bersama mama. Saat itu Adhita bisa bercerita dan berdiskusi bersama Mamanya, khususnya masalah perempuan. Lantas kemana Papa dan kedua adik laki-lakinya. Rupanya setiap Sabtu siang hingga sore Papa dan kedua adiknya melakukan latihan sepak bola.

Demikian juga Adhita senang menjalani latihan karate, karena memang itu latihan olahraga yang ia sukai setelah basket. Apalagi latihan karate membuat ia bisa berkumpul lengkap dengan semua anggota laskar sembilan.

Adhita juga senang mengikuti latihan Pramuka, karena saat latihan Pramuka ini ia mendapat latihan kepemimpinan dan beragam keterampilan. Selain itu kegiatan Pramuka di sekolahnya sering mengadakan penjelajahanhl dan persami. Sungguh pengalaman yang mengasyikan. Saat persami bila ada penampilan bakat Adhita diminta tampil menari Bali. Kadang Adhita heran juga, apa mereka tidak bosan bila Adhita tampil dengan tari Bali terus? Tentu saja tidak, karena tari Bali yang Adhita tampilkan tidak itu ke itu saja, tetapi bertukar-tukar. Misal suatu waktu tari Pendet, persami berikutnya tari Panji Semirang, persami berikutnya lagi tari tenun, dan seterusnya bergantian.

Bagaimana dengan tari Bali? Tentu saja sangat menyenangkan bagi Adhita. Selain ia melatih dirinya, ia juga membantu melatih anggota baru, terutama peserta baru dari asrama tempat ia tinggal. Saat waktu luang Adhita dan Wayan rajin melatih Kristina, Adelina, dan Maya. Tak heran bila mereka dengan cepat menguasai tari Bali. Bukan saja mereka yang senang, orang tua mereka juga senang. Apalagi Papanya Kristina Pak Tarigan. Masih ingat dengan Pak Tarigan kan? Pak Tarigan yang dulu adalah Wadanyon, dan saat ini telah menjadi Danyon di asrama tersebut. Pak Tarigan mempromosikannya kemahiran mereka dalam setiap even atau acara yang ada di asrama. Mereka berlima diminta mengisi acara tersebut dengan penampilan tari Bali.

Kegiatan-kegiatan tersebut terus berlanjut hingga kelas 6. Khusus kegiatan Kepramukaan, keanggotaan Pramuka Adhita bukan siaga lagi, tetapi sudah penggalang. Saat Pramuka ini ia mengikuti seleksi untuk mengikuti jambore daerah di Cibodas, kemudian seleksi Jambore nasional dan jambore Asia Pasifik. Akhirnya berkat latihan yang sungguh-sungguh ia lolos dalam seleksi tersebut. Peserta dari asrama yang lolos ada dua orang, yaitu Adhita dan Kristina, si kembar lesung pipit. Si kembar yang serupa tapi bukan satu ayah satu ibu. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan mereka berdua. Mereka memiliki keahlian yang sama. Sama-sama pintar karate dan sama-sama pintar tari Bali. Sehingga saat

penampilan bakat, si kembar akan menampilkan kedua kemahiran tersebut, tari Bali dan karate. Melihat penampilan mereka, seperti melihat cermin, mirip sekali. Tentunya indah dilihat.