DUNIA BARU, DUNIA PANDEMI COVID-19

Oleh : Fitria Ose, S.Si

Pada tanggal 11 maret 2020, World health Organization (WHO) mengumumkan status pandemi global untuk penyakit corona virus disease 2019 (COVID-19). Penetapan ini dikarenakan penyebarannya yang meluas di seluruh dunia Menginfeksi banyak orang dengan mudah dan berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020. Hari ini tanggal 5 Mei 2020 pemerintah mengumumkan ada 12.071 kasus positif Covid-19. Peningkatan yang sangat tinggi dengan pola penyebaran yang massif. Banyak prediksi peningkatan kasus semakin besar jika hal ini tidak segera di hambat.

Untuk itu pemerintah dengan gencarnya melakukan edukasi kepada masyarakat dan mengambil kebijakan agar memutus mata rantai penyebaran virus ini. Slogan belajar di rumah dan bekerja di rumah serta beribadah di rumah di gaungkan.

Dunia pendidikan tak lepas dari dampak pandemi ini. Semua kebiasaan proses belajar mengajar berubah total. Yang biasanya tatap muka sekarang berubah menjadi pola jarak jauh. Semua pihak dituntut agar dapat beradaptasi dengan cepat. Wabah tidak boleh menghilangkan proses belajar mengajar. Wabah tidak boleh menghancurkan generasi pembelajar. Kita harus lawan. Jangan biarkan wabah ini menghancurkan semua lini kehidupan. Mari kita jadikan pandemi ini sebagai peluang baru. Peluang haus belajar hal baru.

Dengan program #dirumah aja. Sentra kehidupan berasal dari rumah. Guru mengajar dari rumah, siswa pun belajar di rumah. Sebagai manusia biasa wajar kita kaget dengan hal ini. Namun guru yang dinamis akan segera beradaptasi. Menggunakan media internet kita bisa melakukan banyak hal.

Hari pertama sekolah diliburkan secara mendadak. Semua guru dibekali pembelajaran singkat penggunaan google classroom oleh Kepala Madrasah dan aplikasi elearning oleh Wakil Kepala Madrasah. Pengetahuan singkat ini cukup memberikan motivasi yang luar biasa bagi guru untuk mempelajari it lebih jauh.

Minggu minggu pertama bekerja dan belajar dari rumah, penuh dengan semangat penggunaan aplikasi pembelajaran seperti grup Whatsapp, aplikasi E-learning, google classroom, zoom cloud meeting. Siswa pun bersemangat dengan hal baru ini. Hingga pada minggu kedua evaluasi kegiatan belajar mengajar diadakan. Semangat peserta didik ada yang terkendala. Seperti tidak semua peserta didik mempunyai hp sendiri, paket data yang tidak memadai, sinyal yang tidak bagus ditempat mereka berada dan hal lainnya. Tetapi ini tidak menghalangi proses pembelajaran. Belajar itu bisa dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Selalu ada solusi untuk setiap permasalahan. Belajar tidak hanya tentang tuntasnya kurikulum tetapi lebih jauh dari itu.

Kali pertama pembelajaran daring, aku menggunakan aplikasi elearning, aplikasi pembelajaran jarak jauh dari Kementerian Agama. Di kelas 10 IPA 4, kami bersepakat untuk mengadakan ulangan harian berbasis computer. Dari 33 siswa, 29 peserta didik dapat masuk ke aplikasi mengerjakan soal ulangan matematika yang telah kurancang sebelumnya. Sedangkan 4 orang dari mereka tidak dapat masuk aplikasi dan mengerjakan soal dengan whatsapp.

Berselancar dengan internet memang tidak pernah puas. Haus dengan hal baru, aku coba mempelajari pembuatan poster dengan canva, agar himbauan kepada peserta didik lebih menarik. Aplikasi Kine master, video show, dan powtoon di install dan di pelajari otodidak. Sembari menemani tiga putra putriku belajar di rumah. Mahir tidak, tetapi gurupun bisa membuat video pembelajaran sebagai variasi dalam pembelajaran. Mengikuti kegiatan belajar online itu harus. Karena guru sebagai ujung tombak pencipta peradapaban harus terus uptudate dan mengupgrade diri agar sesuai dengan perkembangan zaman.