Jiwaku Menanti Jiwamu
Ada sebuah kata yang bersembunyi
setiap kali pulang ke haribaan rindu
menyapa jendela-jendela rapuh
yang sekali-kali kubuka
saat dihampiri senja yang menua
Kekasih macam apa dirimu
membiarkan nyala-nyala itu redup,
ketakutan, lalu bersembunyi
padahal kita pernah sedekat tungku dan api
dengan baranya yang memerah
Pulanglah sebentar, Kekasih
tengoklah janjimu yang beranak pinak
tertinggal di rumah cinta
yang tak pernah ada
tempat jiwaku menanti jiwamu
sebagai satu-satunya janjiku
yang tak pernah berpaling.
Muara Teweh,Pebruari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar