Ber-Tayo Seru di Hari Minggu
#TantanganGurusiana
#TantanganHariKe-33
Minggu, 16 Februari 2020, seharian ini dari pagi hingga sore kami sekeluarga pergi ke Medan. Ada beberapa acara pengajian guru dari sekolah tempat suamiku bertugas. Di rumah Pak Marsito, M.Si, seorang kepala sekolah sebuah SMA Negeri yang kebetulan juga ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMA/SMK se-kabupaten Deli Serdang. Dulunya, sebelum menjadi kepala sekolah, pak Kepsek itu adalah wakil kepala sekolah di sekolah tempat suamiku bertugas. Jadi meski sudah tidak bertugas di sekolah yang lama, namun silaturahmi dalam bingkai pengajian guru tetap terjalin. Rumah beliau di daerah Medan Johor, melewati kawasan wisata Merci Barn.
Kami sekeluarga dari Lubuk Pakam menuju Medan, mengendarai bus Trans Mebidang (Medan-Binjai-Deli Serdang). Berangkat dari terminal bus Lubuk Pakam. Bukan tanpa alasan kami memilih moda transportasi ini. Warna busnya yang berwarna biru muda, mirip seperti bus Tayo. Bocil krucilku gemar sekali menonton kartun Tayo.
Sering saat kami sedang jalan-jalan sore atau mengantar jemput Mbak Syasya untuk pergi dan pulang mengaji di kota Lubuk Pakam, tiba-tiba ada bus Trans Mebidang yang lewat. Maka Fawwaz akan reflek berseru kegirangan : “ Mama, ada Tayo, ada Tayo lewat, nanti kapan-kapan kita naik Tayo lagi ya Ma?” pinta si kecil.
“ Iya nanti ya, kalau hari libur atau Minggu. Kita ke Medan naik Tayo,” jawabku.
Kebetulan hari Minggu ini kami sedang ada acara pengajian ke Medan, maka kami memutuskan naik bus Trans Mebidang saja. Sejak pagi 3 bocil krucilku sudah bersemangat untuk bisa naik Tayo. Kebiasaan mereka bila diajak naik Tayo, maka tempat yang akan dituju adalah Mesjid Raya Al-Ma’shum Medan. Karena rute Bus Tayo Trans Mebidang memang melewati Mesjid Raya Medan. Dari mesjid Raya, kami bisa berjalan ke arah utara, sekitar 500 meter menuju gedung perpustakaan dan Arsip Propinsi Sumatera Utara. Yang letaknya bersebrangan dengan Istana Maimoon Medan di jalan Brigjen Katamso Medan.
Ruang layanan anak Perpustakaan Daerah Propinsi Sumatera Utara menjadi tempat favorit yang selalu ingin dikunjungi oleh anak-anakku. Maka sedari pagi, begitu mereka tahu akan diajak naik Tayo, mereka sudah geger duluan, “ Ma, nanti kita ke perpustakaan ya?” pinta Faqih dan Fawwaz.
Abinya menjawab, “ iya, tapi siang ya, pagi ini kita ikut pengajian dulu di rumah teman Abi,”
“ Ya, ke perpustakaan dulu lah Abi,” protes anak-anak.
“ Ke pengajian dulu, soalnya pengajiannya pagi dari jam 10 sampai dzhuhur. Nanti siap Dzuhur baru kita ke perpustakaan daerah,” jawab abinya.
Anak-anak meskipun sedikit merengut, namun setelah diberi pengertian mereka bisa menerima.
Dari Lubuk Pakam kami memilih turun dan berhenti di depan stasiun Bus ALS (Antar Lintas Sumatera ) di jalan Sisingamangaraja Medan. Sebelum mesjid Raya, karena tempat pengajian yang kami tuju berbeda arah. Dari Stasiun Bus ALS, kami melanjutkan perjalanan dengan memesan moda transportasi Grab Car.
Rute Bus Trans Mebidang dari Terminal Bus Lubuk Pakam meliputi kawasan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Dari Stasiun Lubuk Pakam biasanya bus Trans Mebidang akan melewati mesjid Raya Al-Ma’shum Medan, sebelum akhirnya menuju Medan Mall atau Pusat Pasar Kota Medan yang biasa dikenal dengan pajak (pasar) Sambu. Dan kembali lagi ke Lubuk Pakam. Sementara bus Trans Mebidang yang menuju Binjai rutenya hanya dari Pusat Pasar Sambu menuju Carfour di jalan Gatot Subroto, lalu terus ke Binjai. Jadi beda rute. Bila dari Lubuk Pakam kita ingin ke Binjai bisa dua kali berganti bus Trans Mebidang di depan halte Medan Mall (pusat pasar sambu).
Tapi kami sekeluarga jarang sampai ke Medan Mall. Bus Trans Mebidang yang menuju Medan Mall selalu melewati Mesjid raya Al-Ma’shum Medan. Kami selalu memilih turun di depan mesjid raya Medan.
***
Acara pengajian menjadi ajang menjalin silaturahmi selain mengasah kecerdasan spiritual. Pengajian di rumah Pak Ketua MKKS sangat ramai yang datang. Tentu saja ramai yang hadir karena guru-guru muslim beserta keluarganya masing-masing dari dua sekolah digabungkan menjadi satu. Tapi malah lebih semarak dan bisa saling berkenalan dan menjalin keakraban.
Biasanya acara pengajian selesai ba’da Dzuhur. Namun suasana kekeluargaan dan persaudaraan yang terjalin membuat kami enggan beranjak pulang. Tersadar saat bocil krucil protes, menagih janji untuk mengunjungi Perpustakaan daerah Sumatera Utara. Mau tak mau kami harus segera pamit. Jam sudah menunjukkan pukul 14.15 wib. Segera suamiku memesan Grab Car. Supir Grab Car mengantar kami dari Gedung Johor ke Perpustakaan Daerah Propinsi Sumatera Utara.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih heheh. Kami tiba di perpusda pukul 14.45 wib, atau sekitar 15 menit lagi menjelang tutup. Hari Minggu biasanya memang perpusda tutup lebih awal. Meski masih ada waktu 15 menit lagi, namun bocil krucil tidak diperkenankan lagi memasuki ruang layanan anak perpusda Propsu. Karena jam berkunjung sudah hampir habis, dan waktunya bagi petugas pustakawan merapikan buku-buku yang ditinggalkan oleh para pembaca cilik dari meja-meja dan kursi baca. Menyusun kembali ke rak-rak buku semula supaya rapi.
Menghadapi hal itu bocil krucil merajuk,.
“ Tu lah kan, gara-gara abi lama kali ngajinya, jadi kita sampai perpustakaan sudah tutup,” protes mereka.
Abinya hanya pasrah menghdaapi protes anak-anaknya hahaha. Untuk mengobati rasa kecewa bocil krucil, kami ajak mereka menyebrangi jalan Brigjen Katamso. Tepat di depan gedung Perpustakaan daerah dan Arsip Propinsi Sumatera Utara. Di sebrang perpustakaan daerah terletak istana Maimoon Medan. Berkeliling melihat-lihat, namun tidak lama, hanya sekitar 3o menit.
Kurang semangat karena anak-anak keburu mangkel. Niat bisa membaca dan melihat aneka buku di perpusda tidak tercapai hehehe. Lagipula, sebelumnya kami sekeluarga sudah pernah mengunjungi Istana Maimoon. Bahkan kami pernah menyewa pakaian adat Melayu kemudian berfoto sekeluarga ala keluarga Sulthan Deli. Jadi anak-anak sudah tidak terlalu excited.
Selanjutnya, kami menyebrang kembali ke arah perpusda. Namun tidak masuk ke halamannya. Hanya menyusuri trotoar di depan dan samping perpusda. Berjalan menuju mesjid Raya Al-Ma’shum. Waktu Ashar belum tiba. Kali ini kami memutuskan tidak menyinggahi mesjid Raya, karena sudah sering juga dan selalu sholat di sana bila kebetulan ke Medan naik Tayo.
Kami memtuskan untuk pulang ke rumah di Lubuk Pakam. Menyebrangi jalan Sisingamangaraja dengan menaiki jembatan penyebrangan hingga turun di trotoar Yuki Simpang Raya. Menanti sebentar. Menunggu bus Trans Mebidang dari Medan Mall yang akan lewat. Tak lama, dari kejauhan, sudah terlihat warna biru khas bus Trans Mebidang. Bus berhenti dan kami pun naik.
Tapi alamak, busnya penuh penumpang hingga kami pun harus rela berdiri. Memang begitu lah biasanya bila bus Trans Mebidang dari arah Medan Mall. Sudah penuh duluan oleh penumpang yang naik dari Medan Mall. Karena di hari Minggu banyak orang yang berbelanja ke Medan Mall.
“ Ya, jadi kita berdiri?” protes si bungsu Fawwaz dengan suara dan tingkahnya yang khas.
“ Iya, karena busnya sudah penuh,” jawab abinya.
Tingkah dan suara Fawwaz yang nyaring, menarik perhatian beberapa ibu-ibu penumpang lain yang kebagian tempat duduk. Dengan tertawa karena merasa lucu melihat kepolosan Fawwaz mereka menawarkan bantuan,
“ Ayo, mari sini, dudk sama ibu saja ya, ibu pangku?’”, ajak beberapa ibu-ibu berjilbab menawarkan bantuan sambil tersenyum.
Alih-alih menerima tawaran baik dari penumpang ibu-ibu, Fawwaz malah menolak lucu. Katanya,
“ Gak mau, aku malu kalau dipangku. Karena aku kan udah besar bukan anak kecil lagi,” hahahaha...
Kontan saja ucapannya membuat para penumpang lain tertawa.
Ya, begitulah polosnya anak-anakku.
Fitri Hariana.
Lubuk Pakam. Minggu, 16 Februari 2020.
Merangkai kisah sepanjang hari ber-tayo Ria di Minggu Seru.




Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Makasih bunda