Fitri Hariana

Penulis adalah Alumni Pelatihan SAGUSABU 2 Medan. Penulis, Fitri Hariana, Lahir di Medan, 13 Agustus 1980. Ibu dari 3 orang anak. Alumni SMA Negeri 10 (sekara...

Selengkapnya
Navigasi Web

Luruh

#TantanganGurusiana

#TantanganHariKe-190

Luruh

Oleh : Fitri Hariana

Sisa -sisa hujan masih menggenangi jalanan beraspal. Malam kian pekat. Beranjak menuju kesunyian tengah malam. Udara dingin yang menusuk tulang membuat orang enggan keluar rumah. Mereka lebih memilih meringkuk dalam kehangatan selimut.

" Teng..teng...teng.." suara sendok yang sengaja dipukulkan beradu pada mangkok porselen. Menjadi tanda bagi kedatangan bang Kohir beserta gerobak baksonya. Andra tergugah oleh suara mangkok beradu dengan sendok. Hawa dingin membuatnya lapar. Membayangkan bisa menikmati semangkok bakso berkuah panas pasti akan disukai Gina. Terlebih Gina sedang mengandung anak pertama mereka. Usia kandungan yang memasuki 7 bukan membuat nafsu makannya semakin meningkat.

" Bang..bakso.." cegat Andra begitu gerobak bakso Bang Kohir melewati depan rumahnya.

" 2 Mangkok ya Bang" ucap Andra sembari menyerahkan 2 rantang yang di bawah dari dalam rumah.

" Wah...pesan 2 mangkok...lapar sekali ya Mas Andra?" tanya Bang Kohir menjawab pelanggannya.

" Iya bang...istri saya suka sekali makan bakso bang Kohir" jawab Andra dengan penuh rasa sayang.

Bang Kohir hanya memandang sendu. Meracik mie, bakso, kuah dan saos serta sambal dalam 2 rantang yang dibawa Andra.

" Ini Mas Andra baksonya" ulur Bang Kohir.

" Makasih Bang..ini uangnya.kembaliannya simpan saja ya. Ehm..harumnya..pasti Gina suka sekali ini malam-malam dingin-dingin saya belikan bakso," jawab Andra dengan mata berbinar. Ia meninggalkan gerobak bakso bang Kohir dan melangkah memasuki pintu rumah.

Bang Kohir hanya menatapnya prihatin sembari berdoa.agar Andra bisa kembali sadar akan kenyataan hidup yang ia alami.

Yang bang Kohir dengar dan tahu dari tetangga Andra, kalo Gina istrinya meninggal seminggu yang lalu. Gina terpeleset di di jalanan depan rumah saat hujan seusai memesan bakso bang Kohir. Dia mengalami pendarahan hebat. Nyawanya dan bayi 7 bulan dalam kandunganya tak bisa diselamatkan.

Air mata bang Kohir luruh memandang iba pada Andra yang masih sering berhalusinasi tentang istrinya.

Lubuk Pakam, 22 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

cerpen penuh makna............ mantap , salam literasi.

09 Apr
Balas

Kasihan Andra, bang Kohir tak bsia apa-apa, semua sudah takdir Sang Kuasa. Keren, bunda!

23 Jul
Balas

Makasih bunda

23 Jul

keren cerpennya salam

26 Feb
Balas



search

New Post