Fitri Hariana

Penulis adalah Alumni Pelatihan SAGUSABU 2 Medan. Penulis, Fitri Hariana, Lahir di Medan, 13 Agustus 1980. Ibu dari 3 orang anak. Alumni SMA Negeri 10 (sekara...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengurai Halimun (Part-3)

Mengurai Halimun (Part-3)

#TantanganGurusiana

#TantanganHariKe-173

Mengurai Halimun (part -3)

Oleh : Fitri Hariana

Seusai sholat Subuh berjama'ah di mushola desa Halimun, Hegar berniat untuk segera bergegas kembali ke rumah kediamannya yang telah dihuninya selama hampir 5 tahun. Baru saja dia beranjak dari tempat sholatnya, sebuah sentuhan halus di pundaknya dan teguran lembut menyapanya ramah.

"Apa.kabar Mas Hegar. Wah...baru kelihatan ini Mas Hegar. Kemana saja seminggu ini?Saya cari-cari di antara barisan shaf sholat berjama'ah tapi tidak nampak?". Sapa pak Ustadz Bukhori sembari menyalaminya.

Ustadz Bukhori adalah ustad yang dituakan dan sering dijadikan penasehat oleh setiap perangkat desa dan warga desa Halimun. Pak ustadz Bukhori juga yang sering menjadi imam sholat berjama'ah di mushola dan mesjid desa Halimun.

"Àlhamdulillah kabar saya baik Pak ustadz. Iya seminggu ini mumpung libur semester sekolah, saya sempatkan pulang ke kota SukaBumi menjenguk ibu dan ayah saya Pak Ustadz," jawab Hegar.

" Oh ya...gimana? Ibu dan ayah Mas Hegar sehat?"

" Alhamdulillah..kedua orangtua saya sehat Pak ustadz. Hanya rindu saja sama ibu dan ayah." Jawab Hegar.

" Alhamdulillah. Disyukuri Mas Hegar. Kedua.orangtuanya masih lengkap dan sehat. Sering-sering dijenguk dan beri kabar. Karena sedewasa apa pun kita, namun di mata mereka kita ini tetap anaknya. Buah hati dan Cahaya mata yang selalu mereka rindukan. Selagi masih diberi kesempatan oleh Allah untuk berbakti kepada ibu dan bapak, maka sebagai anak kita harus mengutamakan mereka selama tidak bertentangan dengan perintah Allah."

" Iya..terimakasih Pak Ustadz untuk nasehatnya."

" Ohya..Mas Hegar..nanti malam kita ada pengajian di mushola kita ini. Sekaligus bersama pak Kades, perangkat desa dan warga desa lainnya. Kita adakan acara syukuran dan penyambutan kecil-kecilan untuk dokter yang baru ditugaskan ke puskesmas di desa kita," undang ustadz Bukhari.

" Oh..jadi sudah ada dokter baru yang ditugaskan kembali di puskesmas desa Halimun kita ini Pak Ustadz? Alhamdulillah, akhirnya setelah sekian lama ada juga dokter yang bersedia ditugaskan di puskesmas desa kita ini ya Pak Ustadz," Ucap Hegar senang.

" Iya..alhamdulillah akhirnya ada juga dokter yang bersedia. Sudah 6 bulan puskesmas di desa kita tidak memiliki dokter. Selepasnya 6 bulan yang lalu saat masa tugas PTT dokter Angga selesai. Ya, kabar yang saya dengar dari pusat sih karena tidak ada dokter yang bersedia ditempatkan di desa kecil di kaki gunung seperti desa Halimun ini. Maka dari itu Pak kades dan seluruh warga desa sangat senang dan bersyukur atas kehadiran dokter baru. Makanya nanti malam insya Allah akan diadakan syukuran termasuk penyambutan dan temu ramah dengan dokter yang baru."

" Oh iya Pak ustadz..saya juga senang,"

" Ohya..Pak Guru Hegar boleh juga memberitahu dan mengundang murid-murid dari sekolah Mas Hegar yang rumahnya berdekatan dengan musholla."

" Oh iya Pak ustadz nanti insya Allah saya ajak anak-anak untuk ikut pengajian dan acara di mushola malam nanti," jawab Hegar.

Hegar, guru muda yang sudah hampir lima tahun ditugaskan sebagai ASN di SMPN 1 Halimun. Setali tiga uang, nasib sekolah tempat Hegar bertugas juga hampir sama dengan puskesmas di desa Halimun. Hampir tidak ada guru yang bertahan lama mengajar di desa kecil di kaki gunung tersebut. Hanya Hegar dan kepala sekolah yang merupakan PNS di sekolah tersebut. Selebihnya adalah tenaga honorer dan sukarelawan . Lagipula jumlah siswa dan rombongan belajar di sekolah tersebut memang hanya 3 kelas untuk 3 tingkatan.

4 tahun yang lalu pernah juga ada guru PNS perempuan yang ditugaskan mengajar di sekolah tersebut. Namun, 3 tahun yang berikutnya guru perempuan tersebut mengajukan mutasi tugas mengikuti tugas suaminya di daerah lainnya.

Hegar sendiri sudah merasa nyaman dan tentram bertugas di desa Halimun. Dia merasa suasana dan atmosfir di desa tersebut memberikan rasa damai di hatinya. Udara yang sejuk dan bersih. Kicau burung yang sering hinggap di tanaman padi di sawah penduduk. Juga pemandangan Gunung Halimun yang memukau membuat Hegar betah bertugas di desa itu.

Keramahan penduduk desa dan orangtua murid di sekolah tempatnya bertugas juga membuat Hegar merasa seperti memiliki banyak saudara di desa ini. Rasa kekeluargaan, gotong royong dan saling berkerjasama serta saling membantu telah menjadi napas kehiduoan bagi setiap warganya. Hegar merasakan desa tempatnya bertugas sebagai kepingan surga, penuh cinta kasih, empati dan kedamaian. Baginya desa Halimun adalah kampung kedua setelah kampung halamannya di Sukabumi.

Hegar dulu dekat dengan dokter Angga. Dokter PTT yang sudah ditugaskan di puskesmas desa Halimun selama 3 tahun. Namun 6 bulan yang lalu, masa tugas dokter Angga di desa tersebut telah selesai. Dan belum ada dokter pengganti yang bersedia ditugaskan di puskesmas selepas dokter Angga. Sampai berbulan-bulan.

Hingga pagi ini Hegar mendengar bahwa sudah ada dokter baru yang bersedia ditugaskan di puskesmas desa Halimun. Namun Hegar malah belum tahu juga belum pernah bertemu dengan dokter pengganti dokter Angga itu. Hegar baru tiba kembali ke desa Halimun kemarin sore menjelang Maghrib setelah seminggu pulang menjenguk kedua orangtuanya di Sukabumi. Perjalanan yang panjanh membuatnya lelah. Tadi malam selepas melaksanakan sholat Isya, Hegar langsung tidur. Dan baru terbangun pada pukul 3 dinihari untuk melakukan sholat tahajud.

Bersambung

Lubuk Pakam, 5 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul..ditunggu lanjutannya, Bu

05 Jul
Balas

Makasih bun....insya Allah

06 Jul

Wah.. Hegar bakal jadi pacarnya bu dokter nih

06 Jul
Balas

Isshhh...iissshh...bubda Nurhayati jd langsung kepikirannya pak Guru dan bu Dokter pacaran ya hihihi...

06 Jul

Mantafff Bu...ditunggu kelanjutannya ...

06 Jul
Balas

Hehe..insya Allah Pak Guru

06 Jul

Keren Bu, lanjut

06 Jul
Balas

Makasih Pak..insya Allah

06 Jul

Mantap bu. Ditunu lanjutannya

06 Jul
Balas

Terimakasih bu

06 Jul



search

New Post