BERMAIN SERAYA BELAJAR
#TantanganGurusiana Hari ke-46
Prinsip pembelajaran pada anak usia dini yakni belajar seraya bermain dan bermain sambil belajar. Bermain seperti apakah yang menunjukan bahwa anak sedang belajar yang sesuai dengan prinsip belajar AUD. Anak disuguhi dengan pengerjaan tugas-tugas selanjutnya anak dibolehkan untuk melakukan aktifitas mainnya. Atau dalam melakukan kegiatan mainnya berarti anak sedang melakukan proses belajar.
Hal ini menarik untuk dibahas, seiring dengan keinginan orang tua yang ingin anaknya bisa itu dan bisa ini, atau kekhawatiran pihak sekolah, dianggap tidak mampu menyiapkan anak untuk mampu dan siap melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Yang notabenya anak harus sudah bisa berhitung ataupun membaca. Sehingga sekolah yang sejatinya adalah taman bermain berganti menjadi sekolah layaknya belajar di SD, anak disibukan dengan mengerjakan tugas-tugas. Sehingga anak kehilangan waktu dalam bermain.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, dengan semboyan “Tut Wuri handayani” berpandangan bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang bermanfaat lahir maupun batin serta dapat memberikan kebebasan atau kemerdekaan bagi diri anak. Kebebasan bagi anak melalui kegiatan bermain itu hendaknya diterapkan pada cara berpiir anak, yaitu agar anak tidak selalu diperintah atau dicekoki dengan buah pikiran orang lain, tetapi mereka harus dibiasakan untuk mencari serta menemukan sendiri berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan pikiran dan kemampuannya sendiri.
Bermain, menurut Smith dan Pellegrini (2008) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan. Bermain tidak berorientasi pada hasil akhir, fleksibel, aktif dan positif.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat penulis simpulkan bahwa bermain bagi anak usia dini adalah merupakan kodrat alam. Bermain bukanlah merupakan kegiatan yang dilakukan demi menyenangkan orang lain, baik orang tua ataupun guru. Tetapi semata-mata karena keinginan dari anak itu sendiri. Bermain akan begitu menyenangkan jika dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan bagi pemainnya. Oleh sebab itu belajar bagi anak usia dini adalah bermain. Guru sebagai fasilitator dalam mengelola permainanya. Jadi belajar pada anak usia dini bagaikan bermain yang memiliki alur cerita yang dibatasi dengan tema/topik yang sudah disiapkan oleh guru. Bukan belajar dengan segudang tugas-tugas, disajikan secara terpisah-pisah selanjutnya jeda untuk anak bermain.
Di dalam bermain anak tidak diajak berpikir tentang hasil, namun proses belajar lebih penting daripada tujuan akhir. Itu sebabnya penilaian pada anak usia dini tidak menggunakan angka melainkan tanda “Bintang”.
Langkat, 2/04/2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Artikel nya selalu oke Bunda
makasih say..belum tidur ndok...
Ya butik, pada zaman Now, Paud sering disalah artikan oleh orang tua, mereka berharap lebih terhadap diri anaknya seperti harus bisa membaca dan menulis. Pada Paud adalah dunia bermain bagi balita.... Persepsi ini yan harus disatukan antara, sekolah, orang tua dan guru.
Ya benar bunda... Mudah mudahan di paud tidak terjadi mallprKtek
Aamiin sayku