Saat duduk santai untuk mengisi perut disuatu rumah makan di kota M, tak sengaja aku mendengar beberapa kumpulan ibu-ibu sedang membicarakan kehebohan sekolah anaknya masing-masing. Maklum bulan ini adalah bulan untuk pendaftaran sekolah tahun ajaran baru. Awalnya sih aku cuek dengan obrolan mereka. Tapi hati dan pikiranku tersentil saat mereka dengan semangat membicarakan nominal pendaftaran di sekolah masing-masing anaknya.

Mereka sampai membeda-bedakan dan mengunggulkan sekolah anaknya masing-masing. Bahkan sampai tidak mau kalah nominal daftar ulangnya disebut. Yah, jika mereka semua dari orang berpenghasilan menengah ke atas mungkin hal tersebut wajar. Tetapi tidak juga ditempat umum, mungkin perkataan mereka bisa menyinggung perasaan orang lain.

Agaknya biaya persekolahan sudah menjadi bahan konsumtif dan gengsi yang sudah tak wajar. Jika anaknya bisa sekolah ditempat dengan bayaran mahal, fasilitas, dan mewah praktis gengsinya bisa naik. Perasaannya menjadi melayang dan merasa paling mampu dalam menyekolahkan anak. Jika ada yg anaknya bersekolah ditempat negeri yg notabene sekolah gratis mereka agak mempertanyakan kualitas atau mutu sekolah tersebut.

Sepertinya slogan ada harga ada rupa sudah menggerogoti masyarakat kita. Mungkin juga ajang sekolah gengsi ini bisa juga digunakan sebagai sentilan bagi sekolah yg notabene gratis yaitu sekolah negeri. Sekolah negeri harus bisa untuk merombak penampilan dan kualitasnya. Sehingga bisa disejajarkan dengan sekolah berbayar tinggi. Apalagi sekolah negeri sudah mendapatkan bantuan dan fasilitas dari pemerintah.

Hal ini dimaksudkan agar sekolah bisa menjadi tempat yg semestinya dijaga. Marwahnya sebagai taman mencari ilmu, menumbuhkan karakteristik siswa yg berbudi luhur tercapai. Bukan malah menjadi gengsi dan kesombongan yang perlu diperbandingkan. Mungkin nantinya tidak ada sebutan sekolah X sebagai sekolah unggulan dengan fasilitas lengkap yg bisa digunakan untuk gengsi.

Bangga boleh, tapi kalau sudah mengarah menjadi kesombongan dan gengsi sekolah menjelma menjadi tempat yg tidak manusiawi. Bijak dalam memandang sekolah, jelas tujuan dan kemampuan anak. Sehingga saat sekolah pun nantinya dapat memberikan manfaat yang sangat berguna dikehidupannya kelak.

#Fitri Merdianingsih#

Tulisan 1