Oleh : Fitri Shofiyatun Nafidzah

Minggu, 4 Oktober 2020

*

Pagi yang dingin kesejukan menyambut hari

Suhu rendah menusul ari-ari

Embun menempel erat di daun ranting

Melahirkan bulir-bulir air langit

**

Aku merenung, pikiranku jatuh tajam kepada salah satu motivator terbaikku yang telah meninggalkan fana semesta.

Dialah Nenekku, hingga kini aroma tubuhnya masih ku cium, ku ingat, ku kenang dalam pelukan yang sering kulandaskan di detik beberapa hari sebelum kepulangannya tiba.

Nenekku pendorongku untuk lebih dekat terhadap Yang Maha Esa, Taat dalam Ibadah, Rajin Sholawat dan berderma kepada umat. Kepedulian, ketulusannya dalam menyayangi dan lembut tutur pada anak-anak kecil begitu menggores pekat dalam pikiran menoreh semangat sebagai penggugah dari kelalaianku.

"Misteri" yang kucipta sebagai "Teka-teki Hikmah" di masa itu yaitu Mengapa Ema berkali-kali menyebut namaku, memanggilku disela nafasnya berhenti berzikir ataupun tertidur di waktu 40 hari sebelum kembali menjumpai Pemilik Sejatinya?

Inilah pemicu utama agar aku mau dan harus manpu menjadi "orang baik", agar ia tak begitu kecewa begitulah yang bisa kurangkaikan dalam kenang sang Motivator kepada yang Maha Kuasa.

Be a better women!

I hope you will smiling in the beautiful sky!

Thanks Ema.